Laporkan Masalah

Analisis kelayakan usaha dan strategi pengembangan usahatani jamur kuping di Kabupaten Sleman

KUSUMODEWI, Angelina Astuti Dyah, Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec

2010 | Tesis | S2 Magister Manajemen Agribisnis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usahatani jamur kuping di Kabupaten Sleman, mengetahui faktor – faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usahatani jamur kuping di Kabupaten Sleman, dan merumuskan strategi pengembangan yang sesuai bagi petani jamur kuping di Kabupaten Sleman. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu secara sengaja mengambil lokasi di Kecamatan Cangkringan dan Pakem yang merupakan sentra dari usahatani jamur kuping di Kabupaten Sleman dan dari masing – masing kecamatan diambil 30 responden secara random. Analisis data yang dilakukan adalah kelayakan usaha dan strategi pengembangan. Alat analisis kelayakan usaha yang digunakan antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Return On Invesment (ROI), Payback Period (PP), dan B/C Rasio. Sedangkan untuk merumuskan strategi pengembangan, alat analisis yang digunakan adalah SWOT, General Electric Matrix (GE Matrik), dan Internal External Matrix (IE Matrik). Sebelum menganalisis strategi pengembangan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap pernyataan – pernyataan yang digunakan pada analisis SWOT, General Electric Matrix (GE Matrik), dan Internal External Matrix (IE Matrik). Dari hasil analisis didapatkan nilai NPV positif, IRR > suku bunga bank, ROI cukup tinggi, B/C rasio > 1, dan Payback Period kurang dari 3 bulan. Dengan demikian usahatani jamur kuping di Kabupaten Sleman layak untuk diusahakan. Dan strategi pengembangan yang dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis SWOT, GE Matrik dan IE Matrik adalah inovasi produk baru berbasis jamur kuping, perluasan pasar domestik dan mancanegara, serta mengintensifkan promosi jamur kuping

The aims of this research are to determine the feasibility of ear fungus farming in Sleman regency, knowing the internal and external factors that affecting ear fungus farming in Sleman regency, and to formulate appropriate development strategies for ear fungus farmers in Sleman regency. Basic method that was used is purposive sampling which is intentionally shot in Cangkringan and Pakem District as the center of the ear fungus farming in the Regency of Sleman and 30 respondents was taken randomly in each district. Data analysis that was conducted are feasibility and business development strategies. The business feasibility analysis tools are Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Return On Investment (ROI), Payback Period (PP), and B / C ratio. Meanwhile, to formulate development strategies, tools of analysis are SWOT, General Electric Matrix (GE Matrix), and Internal External Matrix (IE Matrix). Before analyzing the strategies for the development, first conducted reliability and validity analysis of the statements that are used in the SWOT analysis, General Electric Matrix (GE Matrix), and Internal External Matrix (IE Matrix). The feasibility analysis results are NPV>0, IRR>interest rates, high ROI, B/C ratio>1, and Payback Period less than 3 months. Thus ear fungus farming in Sleman regency worth the effort. And development strategies that can be formulated based on the results of a SWOT analysis, GE Matrix, and IE Matrix are new product innovation-based ear fungus, the expansion of domestic markets and abroad, and intensifying the promotion of ear fungus products.

Kata Kunci : Jamur kuping,Kelayakan usaha,Strategi pengembangan, ear fungus, business feasibility, development strategy


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.