Analisis arus kas dalam manajemen kas di bendahara umum daerah (BUD) Provinsi Gorontalo
DATUNSOLONG, Deibi Cendra, Dr. Eko Suwardi, M.Sc., Akt
2010 | Tesis | S2 Magister Ekonomika PembangunanPenelitian ini dilaksanakan pada Bendahara Umum Daerah (BUD) Provinsi Gorontalo. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan nilai tambah kepada Badan Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah melalui perencanaan kas yang baik serta pmanfaatan semaksimal mungkin dana kas yang belum digunakan (idle cash) sebagai alat perencanaan arus kas pada Badan Keuangan Provinsi Gorontalo. Cara penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data sebagai bahan analisis dikelompokkan menjadi pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi dan wawancara langsung dengan para pejabat dan karyawan menyangkut masalah penelitian serta pengumpulan data sekunder dari instansi terkait dengan permasalahan penelitian. Dalam menganalisis permasalahan yang ada digunakan alat analisis dengan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk menentukan jumlah aliran kas bersih sebulan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa Pendekatan Incremental yang digunakan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo terhadap pengelolaan kas daerah untuk menentukan besarnya idle cash yang dapat diinvestasikan menghasilkan informasi keuangan yang terbatas sehingga menyebabkan jumlah investasi yang kurang optimal. Dengan menggunakan model anggaran kas yang menghasilkan aliran kas (cash flow) memiliki prospek dalam memberikan informasi rencana aliran kas masuk (cash inflow), aliran kas kelua (cash outflow) dan saldo kas bulanan yang akurat ntuk menetapkan pemanfaatan idle cash sebagai salah satu sumber penerimaan daerah yang potensial. Berdasarkan model anggaran kas bahwa potensi idle cash setiap bulan dapat diidentifkasikan melalui rencana aliran kas saldo (cash flow), yakni saldo kas akhir dikurangi saldo kas minimal (kas berjaga-jaga). Dari hasil perhitungan idle cash yang dimanfaatkan selama tahun 2006-2009 secara rata-rata sebesar Rp128.505.059.857,00 dengan jumlah terendah semester I tahun 2006 sebesar Rp911.627.358,42 dan tertinggi pada semester I tahun 2009 sebesar Rp22.506.319.876,24. perolehan bunga deposito Pemerintah Provinsi Gorontalo pada tahun 2006-2009 dengan menggunakan model aliran kas (cash flow) menghasilkan penerimaan hanya dari BRI yaitu : a). Tahun 2006 sebesar Rp2.027.607.777,60, b). Tahun 2007 sebesar Rp15.397.151.518,16, c). Tahun 2008 sebesar Rp17.970.867.191,50 dan d). Tahun 2009 sebesar Rp44.132.928.273,89. Hal utama yang mendukung pengelolaan kas daerah adalah kelayakan kebijakan teknis, politik, ekonomi, dan adminitratif serta yang paling spesifik adalah dukungan peraturan di bidang pengelolaan keuangan untuk melegalkan pengelolaan kas daerah Adapun strategi yang perlu dipertimbangkan dalam rangka idle cash ini adalah Perlunya dibuat kebijakan dalam pengelolaan kas daerah untuk mendukung model anggaran kas yang dapat menghasilkan informasi idle cash dan optimalisasi perolehan bunga deposito. Kebijakan yang terpenting dalam pengelolaan kas adalah kebijakan investasi surat berharga yang meliputi kebijakan saldo minimal, jenis investasi surat berharga, batas minimum jatuh tempo, pengawasan dan pejabat yang berwenang untuk mengambil keputusan yang dituangkan dalam sebuah peraturan daerah sebagai dasar legalitas pengelolaan daerah.
The study is conducted in Local General Treasurer (Bendahara Umum Daerah) of Gorontalo province and aims at providing added value to the Local General Treasurer through good cash planning and the maximal making use of the existing idle cash fund as the instrument in planning the cash flow of the financial body of the province. The data is collected and analyzed by classifying them into primary and secondary data that are collected using direct interview with the officers of the institutions concerning with the problem of the study. It employs descriptive and quantitative analysis technique in order to determine the number of the monthly cash flow. The results of the analysis show that incremental approach used by the local government of Gorontalo province has significant impact on the management of the local cash, especially in determining the number of the idle cash that causes suboptimum investment. The use of the cash budgeting model results in the prospective cash flow and in the providing accurate information of the cash inflow, the cash outflow and the accurate monthly balance in order to make use of the idle cash as one of the financial sources of the province. The model suggests that the monthly potential idle cash can be identified through cash flow planning, which is final balance minus the minimum balance (cash reserve). The calculation of the idle cash of the period 2006-2009 results in the average number of Rp.128,505,059,857.00 with the smallest number in the semester I of 2006 of Rp.911,627,358.42 and the biggest number in the semester I of 2009 of Rp.22,506,319,876.24. The deposit interests received by the province from BRI in 2006-2009 as calculated using the cash flow model are as follows: a) Rp. 2,027,607,777.60 in 2006; b) Rp. 15,397,151,518.16 in 2007; c) Rp. 17,970,867,191.50 in 2008; and d) Rp. 44,132,928,273.89 in 2009. The main supporting factor of the local cash management is the sufficiency of the existing technical, political, economic and administrative policies and especially the supporting regulation in the financial management to justify the local cash management. It is necessary to consider the idle cash, especially in making the policy of the local cash management in order to support the budgetary cash model that is able to provide accurate information of the idle cash and the optimizing of the deposit interests. The most important policy in the local cash management is the investment of the fund in valuable papers consisting of the policy of minimum balance, the kinds of valuable papers, the minimum due date, the supervision of the decision-making authority as manifested in the local regulation as legal basis for local management.
Kata Kunci : Idle cash,Pengelolaan kas,Model anggaran kas, Idle Cash, Cash Management and Budgetary Cash Model