Dinamika psikologis penyesuaian diri (koping) dalam hidup berumah tangga pada penderita gagal ginjal kronis
ISDARTI, Titi, Prof. Dr. Sri Mulyani Martaniah, M.A
2010 | Tesis | S2 Magister Sains PsikologiPenelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran proses penyesuaian diri terutama koping penderita gagal ginjal kronis dalam hidup berumah tangga. Dinamika psikologis diterangkan melalui keterkaitan antara tekanan yang dihadapi (stresor), dukungan sosial, dan kepribadian. Ke tiga hal tersebut kemudian akan mempengaruhi pemilihan strategi koping. Selanjutnya, pemilihan strategi koping akan mempengaruhi kehidupan rumah tangga penderita gagal ginjal kronis. Responden penelitian berjumlah 4 orang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengambilan data melalui wawancara yang mendalam dan observasi. Teknik pemeriksaan atas data dilakukan dengan menggunakan significant person dari masing–masing responden. Hasil penelitian ini menunjukan dua gambaran proses penyesuaian diri terutama koping pada penderita dalam menghadapi tekanan–tekanan yang ditimbulkan oleh GGK yang kemudian mempengaruhi kehidupan rumah tangganya. Proses tersebut dipengaruhi oleh kepribadian dan dukungan sosial. Keyakinan dalam beragama dapat mempengaruhi tingkat stres dan proses koping responden. Kepribadian tegar dan optimis membuat responden tidak mudah mengalah pada rasa sakit, berpikiran positif, dan memiliki keyakinan dirinya mampu melakukan lebih. Responden tidak terpaku pada tekanan yang timbul dan berusaha aktif dalam menyelesaikan masalah (koping berorientasi masalah). Disisi yang lain, responden juga menyadari bahwa tekanan yang timbul akibat GGK berlangsung secara terus menerus dan berulang sehingga diperlukan koping yang berorientasi pada emosi. Hasilnya responden ini mampu mencapai tahap penerimaan dalam waktu yang relatif singkat dan dapat memberikan dukungan sosial pada pasangan dalam rumah tangganya. Sementara responden yang kurang memiliki kepribadian tegar dan optimis serta keyakinan beragama yang kurang, memiliki kecenderungan menggunakan strategi koping berorientasi pada emosi. Aktifitas responden bergantung pada kondisi tubuh yang dirasakan. Responden kurang memiliki keinginan dan mudah menyerah serta cenderung mempertanyakan pada Allah. Hasilnya responden masih tampak menuntut pemahaman dan sikap mengalah pada pasangannya serta tampak adanya ketergantungan responden pada pasangannya dalam berumah tangga dalam waktu yang relatif sama.
The objective of the study was to observe the psychological dynamism of the chronic renal failure patients in their marriage life. The psychological dynamism was elaborated by the correlation of stress encountered, social support, and personality. They affected the appropriate choice of coping. The appropriate coping subsequently affected the marriage life of the patients. There were 4 respondents in our qualitative study. The data were collected through profound observation and interview. They were examined by interviewing the patients’ spouses (significant persons). The result of the study presented 2 kinds of coping used by the chronic renal failure patients in managing the pressure aroused by the disease which subsequently affected their marriage life. The choice of coping was influenced by their personalities and social support. The patients’ religious faith also influenced their level of stress and coping process. Their hardiness and optimism helped them manage the pain, develop positive thought, and build confidence that they could do more. They were not stuck in the arising pressure and tried to be active in managing the problem (problem-oriented coping). They, on the other hand, realized that continuous and recurrent pressure by chronic renal failure required emotion-oriented coping. The respondents could reach the acceptance level in a relatively short time and provide social support for their spouses. Those who lacked hardiness, optimism, and religious faith tended to use emotion-oriented coping. Their activities also depended upon their health. They performed less wishes, gave up easily, and frequenly asked the God why they suffered the disease and when they would recover. As a result, they seemed to demand their spouses’ understanding and uncomplaining submission as well as demonstrated their dependence upon their spouses in the same period of time.
Kata Kunci : stresor, stres, kepribadian, dukungan sosial, strategi koping, rumah tangga, gagal ginjal kronis, stressor, stress, personality, social support, coping, psychological effect, marriage life, chronic renal failure