Upaya peningkatan cakupan kualitas air minum berbasis masyarakat :: Studi kasus di Dusun Sekip Desa Lalang Kecamatan Manggar
ARDIANSYAH, Leo, dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA
2010 | Tesis | S2 IKM-Kebijakan dan Manajemen Pelayanan KesehatanLatar Belakang: Kualitas air baku yang ada di Kabupaten Belitung Timur pada umumnya tidak memenuhi persyaratan untuk dipergunakan sebagai air minum. Sebagian sumber air tercemar oleh limbah pertambangan atau kandungan logam terlarut dalam air berada di atas ambang batas yang telah dipersyaratkan sebagai air minum dan menyebabkan beberapa penyakit. Sementara itu masyarakat yang bermukim di desa-desa maupun pulau-pulau belum dapat terlayani oleh perusahaan daerah air minum. Upaya pengelolaan terhadap sarana air minum tersebut dimaksudkan supaya stakeholder dapat berperan dan membangun suatu kemitraan sehingga program tersebut tidak hanya sekedar menjadi proyek tanpa adanya kebijakan keberlanjutan serta meningkatkan partisipasi dari masyarakat untuk terwujudnya kota sehat. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui proses kemitraan, dukungan dan kerjasama intersektoral dalam menumbuhkan keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pengolahan air minum di Dusun Sekip. Metoda Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus deskriptif. Informan penelitian dipilih secara purposive, data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, observasi, studi dokumen dan analisis data sekunder. Hasil: sarana pengolahan air minum belum dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara optimal. Forum-forum di tingkat kabupaten sampai ke tingkat desa belum berperan dan belum berfungsi sebagai fasilitator hal ini menyebabkan program pembangunan masih berkonsep top down dan menyebabkan warga kurang berpartisipasi. Peran dari masing-masing sektor kurang jelas karena kekurangpahaman para stakeholder di luar bidang kesehatan mengenai peran mereka dalam program kota sehat dan kerjasama intersektoral belum terjalin. Proses kemitraan dan pemberdayaan yang timbul hanya dalam hal pembangunan sarana pengolahan air minum sedangkan dalam proses pengelolaannya tidak ada pihak yang berpartisipasi termasuk pemerintah dan swasta. Kesimpulan: partisipasi warga dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pengolahan air minum ini akan terwujud jika peran dan kerjasama stakeholder terjalin secara sinergis kemudian proses kemitraan dalam rangka pemberdayaan berjalan dengan baik menuju program Kabupaten Belitung Timur sehat
Background: Quality of water at District of Belitung Timur generally does not meet the requirement for use as drinking water. Some of water sources are polluted by mining waste or contain metal dissolved in water that is above the level allowed for drinking water that can cause various diseases. Meanwhile the community living in villages or islands cannot get access to local water company. Efforts to manage drinking water facility are made in order that stakeholders can participate and build partnership so that the program is not just a project without sustainability and the community can participate to build a healthy city. Objective: To identify the process of partnership, support and intersectoral cooperation in building community participation in the utilization and maintenance of drinking water processing facility at Sekip. Method: The study was qualitative that used descriptive case study design. Informen of the study were chosen purposively. Data were obtained through indepth interview, observation, document study and secondary data analysis. Result: Drinking water processing facility was not maintained and utilized by the community. Forums from district to village level had not functioned as facilitators, because the concept of program development was based on top down so that there was minimum participation from the community. The role of each sector was unclear due to lack of understanding of stakeholders outside health sector about their role in the program of healthy city. Intersectoral cooperation had not been established. The process of partnership and empowerment was still limited in the development of drinking water processing facility, not on its management both form the government and the private sector. Conclusion: Community participation in the utilization and maintenance of drinking water processing facility would be realized it the role and cooperation of stakeholders functioned synergically and the process of partnership in empowerment for the program healthy Belitung Timur District was well done.
Kata Kunci : Kota sehat,Partisipasi warga,Stakeholder,Kemitraan,healthy city,community participation,partnership,drinking water