Diaspora orang Minangkabau di Yogyakarta
YUHASTINA, Prof. Dr. Hari Purwanto
2010 | Tesis | S2 AntropologiTesis ini membahas tentang perubahan budaya melalui fenomena diaspora Minang domestik. Penelitian tesis ini terletak di Yogyakarta, di mana banyak diaspora Minang menarik untuk diteliti, terutama untuk memahami bagaimana matrilinial berubah. Dengan memahami diaspora sebagai inti perubahan tesis ini adalah meneliti bagaimana budaya Minangkabau matrilinial yang sedang melakukan negosiasi dengan tempat tinggal lokal mereka yang baru. Proses negosiasi ini melibatkan adaptasi yang kemudian akan merangsang perubahan budaya dari tingkat keluarga inti. Perubahan itu sendiri dapat diidentifikasi melalui praktek-praktek budaya keluarga Minang yang tidak hanya didasarkan pada nilai-nilai budaya Minang mereka melainkan bercampur dengan budaya lokal di mana mereka telah tinggal selama bertahun-tahun. Keluarga Minang diaspora di Yogyakarta seperti yang dibahas dalam tesis ini terlihat sejak mereka pindah kota ini dan perjuangan mereka untuk hidup. Perjuangan mereka di pemukiman baru di Yogyakarta tidak hanya melibatkan modal ekonomi, tetapi juga, budaya, sosial dan simbol. Modal inilah menjadi proses negosiasi dan adaptasi dengan budaya lokal mereka tinggal. Dalam proses ini, tidak semata-mata peran laki-laki, tetapi laki-laki bekerja sama dengan perempuan. Bahkan, untuk beberapa hal peran perempuan sangat signifikan dalam berkontribusi yakni terhadap seluruh proses pemberdayaan keluarga inti yang kemudian perempuan tidak lagi bergantung pada harta pusaka di Minangkabau. Proses negosiasi ide antara matriaki dan patriaki tidak pernah berakhir karena kepentingan keluarga inti lebih penting daripada keluarga luas.
This thesis is discussing about cultural change through the phenomena of domestic Minang diaspora. The research of this thesis is located in Yogyakarta, where Minang migrants are numerous and interesting to be explored cautiously, especially to understand how matriliny is changing. By understanding diaspora as the core of changing this thesis is examining how matriliny culture of Minangkabau is negotiating with new local residence cultural value. This negotiation process involves adaptation which then stimulate cultural change from the nuclear family level. The changing it self can be identified through the cultural practices of Minang families which are not merely based on their Minang cultural values but rather blended with local culture where they have been living in for years. The families of Minang diaspora in Yogyakarta as discussed in this thesis show how they struggle since they moved to this city. Their struggle in the new settlement in Yogyakarta is not only involving economic capital, but also, cultural, social and symbolic one. These capitals are played upon the process of negotiation and adaptation with the local culture they live in. In this process, the role of man is not solely but they work together with woman. Even, to some significant degree the role of women in these families are playing significant contribution to the whole process of the empowerment of nuclear family which then have their own decisions to be cut off from their cultural heirloom of Minangkabau. It is never ending negotiation process of negotiation between matriarch and patriarch ideas that comes up with the importance of nuclear family rather than extended family.
Kata Kunci : Minangkabau,Diaspora,Matrilineal,Perubahan,Keluarga,Yogyakarta, Minangkabau, Diaspora, Matriliny, Culture, local, Yogyakarta