Kajian berbasis citra penginderaan jauh dan sistem informasi geografis untuk pemetaan dan analisis faktor risiko leptospirosis :: Studi kasus di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah
SUNARYO, Prof. Dr. Totok Gunawan, MS
2009 | Tesis | S2 Penginderaan JauhLeptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira dan menular kepada manusia melalui kontak dengan urine hewan dan lingkungan yang terkontaminasi bakteri Leptospira. Kota Semarang merupakan daerah endemis Leptospirosis, selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Sampai Oktober 2009 terdapat 246 kasus Leptospirosis. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kemampuan dan kegunaan citra penginderaan jauh dan SIG untuk pemetaan sebaran Leptospirosis dan menganalisis faktor risiko lingkungan fisik serta menentukan zonasi tingkat kerawanan Leptospirosis. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil digitasi citra Quickbird dapat untuk pemetaan lingkungan fisik dengan skala tinjau misalnya peta penggunaan lahan, sungai/badan air dan jalan. Citra Quickbird sangat baik untuk visualisasi sebaran kasus Leptospirosis. Integrasi citra penginderaan jauh dan SIG dapat menganalisis faktor risiko lingkungan fisik terkait Leptospirosis diantaranya: pemukiman, area luasan banjir, ketinggian tempat, curah hujan, tekstur tanah, indeks kerapatan vegetasi serta suhu dan kelembaban, Kasus Leptospirosis di Kota Semarang didominasi oleh kelompok anak-anak dan remaja laki-laki. Sebaran Leptospirosis terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Gayamsari. Peningkatan kasus terjadi pada musim kemarau antara bulan Juli dan Agustus. Secara umum zona daerah rawan Leptospirosis berada di wilayah bagian Utara dan Timur Tenggara Kota Semarang dengan luas zona daerah rawan 73,08 km2 (18,73 %), luas zona sedang 251,04 km2 (65,60 %) dan luas zona rendah 61,16 km2 (15,67%).
Leptospirosis is zoonotic disease, which is caused by Leptospira bacteria and transmitted to human by contact with contaminated animal urine and environment. Semarang City is endemic area of Leptospirosis and increased at least three years. There were 246 Leptospirosis case on October 2009. The aim of this research was to study the ability and usefulness of image remote sensing and GIS for mapping as distribution of Leptospirosis, physical environment of risk factor analysis and determines of Leptospirosis zonation level of vulnuerable. This research representing applied with analytic descriptive by using cross sectional design. Result of this research indicated that image of Quickbird digitation could be used for mapping of physical environment with large scale for example map of land use, river/water body and road. Quickbird also verygood for visualization of Leptospirosis case distribution. Integration of Remote sensing and GIS could be done to analyze physical environment risk factor of Leptospirosis, for examples : settlement, floods area, height, rainfall, soil texture, NDVI, temperature and humidity. Leptospirosis case in Semarang City predominated by children group and men adolescent. Distribution of Leptospirosis concentrased in Tembalang Sub District and Gayamsari Sub District. Leptospirosis case increased at dry season during July and August. General vulnuerable Leptospirosis zona found in North and North-East territories of Semarang City. High vulnuerable zona large : 73,08 km2 (18,73 %), medium zona large 251,04 km2 (65,60 %) and low zona large 61,16 km2 (15,67%).
Kata Kunci : Citra penginderaan jauh,SIG,Faktor risiko leptospirosis,Kota Semarang, Remote sensing image, GIS, Leptospirosis risk factor, Semarang City