Potensi cangkang biji kenari sebagai briket bahan bakar alternatif dan analisa aspek keekonomian proses produksi

NELFIYANTI, Ir. Samsul Kamal, M.Sc., Ph.D

2009 | Tesis | S2 Teknik Mesin (Sistem Teknik)

Kemajuan teknologi saat sekarang ini menyebabkan kebutuhan energi semakin banyak dan meningkat. Salah satu sumber energi yang mempunyai potensi pengganti sumber energi terbarukan (renewable resource) dan ramah lingkungan adalah biomassa. Salah satu contoh biomassa adalah briket. Pembuatan briket arang aktif yang merupakan energi alternative, memerlukan beberapa peralatan. Seperti peralatan pirolisis untuk proses karbonisasi dan mesin pencetak briket sebagai alat terakhir yang digunakan untuk mencetak campuran cangkang kenari dengan cairan tepung kanji. Alat pencetak briket yang digunakan merupakan hasil rancangan dari peneliti untuk memudahkan dalam proses pengerjaan pencetakan briket dengan biaya yang lebih minim. Proses pembuatan briket di mulai dari penyediaan bahan baku hingga peralatan yang akan digunakan. Pembuatan adonan briket menggunakan perbandingan 1 kg arang : 10% kanji : 16% air.Briket dari cangkang biji kenari bertujuan untuk menentukan nilai Porositas dan nilai proximate briket cangkang biji kenari, nilai kalori dan laju pembakaran briket cangkat biji kenari untuk variasi porositas dari ukuran mesh 20 dan mesh 40 dan analisa finansial pemasaran untuk industry kecil dan menengah indstri briket cangkang biji kenari. Dari hasil variasi cetakan briket untuk mesh 20 didapat nilai porositas cetakan 1 sebesar 70,49%, cetakan 3 (85,69%) dan cetakan 5 (71,69%). Sedangkan untuk mesh 40 memiliki nilai porositas untuk cetakan 1 (56,38%), cetakan 3 (59,99%) dan cetakan 5 (57,36%). Dari hasil pengujian nilai kalori didapat nilai kalori tertinggi pada mesh 20 cetakan 5 (6937,12 kal.gr) dan nilai kalori terendah pada mesh 40 cetakan 1 (6623,88 kal/gr). Untuk laju pengurangan massa briket didapat pada mesh 40 lebih lama dibandingkan dengan mesh 20 yaitu sekitar 60 menit. Kondisi optimum proses pencetakan briket didapat pada cetakan 3 mesh 40 dikarenakan memiliki laju pengurangan massa yang lama dan memiliki hasil cetakan yang bagus. Sementara mesh 20 sukar untuk di cetak dan sering mengalami keretakan dihasil cetakannya. Untuk analisa ekonomi yang dilakukan, didapat bahwa usaha briket cangkang biji kenari layak untuk di jalankan dengan R/C sebesar 1,19. Kenaikan upah sampai 25% dan penurunan harga sampai 15% usaha briket cangkang biji kenari masih layak untuk dijalankan.

The technology development at the recent days increases the energy requirement. One of energy resource that has a potential tobe a renewable resource and harmless to the environment is biomass. For example is briquette. The making of active charcoal briquette that is an alternative energy, needs some tools. For example paralysis tools for processing the carbonation and briquette printer machine as the last tool that is used for cast the mix of canary bean and starch meld. The printer briquette has been made by the researcher to make the briquette printing process easier with minimum cost. The process of the making briquette west start with preparing the raw material, the preparing the tools. The making of briquette mix uses the comparison of 1 kg of charcoal 10% starch, 16% water. The briquette from the canary bean shell is to determine the porosity value and the proximate value of the canary bean shell briquette, the caloric value, and the burning speed of the canary bean shell for the porosity variation from the size of mesh 20 and mesh 40 and financial analysis and marketing for home industry and middle industry of canary bean shell. From the result of the briquette printer variation for mesh 20, it is got the printer porosity value (70,49%), the third printer (85,69%) and the fifth printer (71,69%). Where as mesh 40 has the porosity value in the firs printer (56,36%), the third printer (59,99%) and the fifth printer (57,36%). From the result of the test of the caloric value, it is found that the highest caloric value is in the mesh 20 on the fifth printer, that is 6937,12 cal/gr. Where as the lowest caloric value is found on mesh 40 in the first printer that is 6623,88 cal/gr. So, we can conclude that mesh 20 has bigger caloric value than mesh 40 because the porosity value of mesh 20 is bigger. In the decrease speed of the canary bean shell mass that uses mesh 40, needs longer time on the burning process (60 minutes) that uses mesh 20 that needs 49 minutes. The result of the economic analysis shows that the industry of canary bean shell is worthy with R/C 1,20. The increasing until 25% and the reduce prices until 15% is still going worthy

Kata Kunci : Cangkang biji kenari,Biomassa,Briket