Laporkan Masalah

Serat Bayan Budiman suntingan teks dan terjemahan

RAHMAT, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum

2009 | Tesis | S2 Ilmu Sastra

Sêrat Bayan Budiman adalah salah satu judul naskah dalam tradisi Jawa. Cerita Bayan Budiman berasal dari cerita Sukasaptati tradisi India (Liaw Yock Fang, 1975:170) yang kemudian berkembang sampai ke Persia. Bayan Budiman dalam tradisi Persia disebut dengan Tutinameh, unsur-unsur yang tidak sesuai kemudian dibuang dan diganti dengan unsur Islami. Barulah cerita Bayan Budiman dari Persia tersebut menyebar ke Nusantara dan disadur sesuai dengan bahasa daerah setempat. Adapun cerita Bayan Budiman yang sampai di Jawa sedikitnya hadir dalam dua versi (Behrend, 1990:226). Dari keterangan tersebut menunjukkan masih ada kiranya versi yang lain, selain itu teks Bayan Budiman tradisi Jawa belum ada yang menginventarisasikan. Oleh bebab itu, tujuan penelitian ini adalah melakukan inventarisasi, deskripsi, serta perbandingan terhadap sejumlah naskah. Selanjutnya, menyajikan suntingan dan terjemahan dari sebuah naskah yang dipandang unggul serta memiliki materi teks yang luas. Pendekatan têmbang macapat digunakan dalam penelitian ini sehubungan dengan objek material, yaitu teks SBB yang disajikan dalam bentuk têmbang macapat. Untuk itu, agar teks SBB dapat dibaca dan dipahami, maka diperlukan bekal pengetahuan dan pemahaman terhadap têmbang macapat. Adapun konvensi yang terdapat di dalam têmbang macapat ada tiga, yaitu guru gatra atau ‘jumlah baris tiap barisnya’, guru wilangan atau ‘jumlah suku kata dalam tiap baris’, dan guru lagu atau ‘bunyi vokal akhir tiap baris’ (Arps, 1991:4). Selain itu, komponen lain yang biasanya terdapat dalam têmbang macapat adalah sasmita têmbang, yaitu kata yang digunakan sebagai isyarat nama sebuah têmbang macapat. Kegiatan penelitian ini dilakukan agar teks SBB sebagai sebuah peninggalan masa lampau dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca masa kini.

Sêrat Bayan Budiman is one of the manuscripts in Javenese tradition. The story of Bayan Budiman comes from the Sukasaptati tradition story in India (Yock Fang, 1975:170) which then expand till Persia. The Bayan Budiman story in the tradition in Persia called Tutinameh. The element in the Bayan Budiman story which not relates to the tradition in Persia thrown away and changed with the Islamic elements. After that the Bayan Budiman story from Persia expands till Nusantara and then adapt in the certain area language. The Bayan Budiman story arrives in Java, at least in two version stories (Behrend, 1990:226). By that information shows there are another version. Besides that, no one who make an inventory for the Bayan Budiman story in Javanese tradition. Because of that the objective of ths research is to do the inventory, description, and comparison to other manuscripts. Then this research shown the editing and the translation from a manuscripts which known as the supreme manuscripts and has wide subject matter. The research applied têmbang macapat approach because of material object in this research is Sêrat Bayan Budiman text present in the têmbang macapat. In order that, text of SBB can be read and understood, so provide needs knowledge and comprehension têmbang macapat. In terms of convention têmbang macapat distinguished by the particular configuration of guru gatra is the number of verse lines per stanza, guru wilangan is the number of syllables in each individual verse line, and guru lagu is the final vowel of each of the lines (Arps, 1991:40). Besides that, the other component usually came in têmbang macapat as sasmita têmbang ‘the word as cue to verse forms in texts. This activity research in order to text of SBB as an inheritance can be read and understanding for the readers.

Kata Kunci : Teks Serat Bayan Budiman,Filologi,Suntingan teks,Terjemahan,Tembang macapat, Text of Sêrat Bayan Budiman, philology, text edition, translation, and têmbang macapat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.