Evaluasi harga wajar saham PT Pertamina Geothermal Energy
SARDJITO, Adiatma, Mamduh M. Hanafi, Dr., MBA
2009 | Tesis | S2 Magister ManajemenIndonesia adalah lumbung energi panasbumi dunia yang memiliki potensi cadangan energi panasbumi sebesar 27.000 MW atau sebesar 40% dari cadangan dunia yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia. Namun, dalam perjalanannya hingga saat ini baru termanfaatkan sebesar 1189 MW. Banyak hal penyebab kurang termanfaatkannya sumber energi ini antara lain peraturan dan kebijakan Pemerintah, biaya investasi awal yang besar, harga jual produknya (listrik dan uap) belum menarik bagi investor. Energi ini merupakan energi bersih dan terbarukan sehingga sangat berwawasan lingkungan sehingga dapat mengurangi pemanasan global. Eksplorasi cadangan panasbumi dimulai pada tahun 1975 dan Pertamina diberi tugas untuk mengembangkan energi ini dengan melakukan pemboran perdana di wilayah Kamojang Jawa Barat. Seiring dengan terbitnya UU 22 tahun 2001 tentang migas dan UU 27 tahun 2003 tentang panasbumi, maka berdirilah anak perusahaan Pertamina yang bernama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada tanggal 12 Desember 2006. Bila pemegang saham memutuskan untuk dilakukan penawaran kepada publik (go public) maka diperlukan penilaian detil. Perhitungan yang dilakukan terhadap perusahaan ini menggunakan metoda metoda perusahaan arus kas yang didiskonto (discounted cash flow, Entreprise DCF). Metoda Entreprice DCF memfokuskan kepada aliran dana masuk dan keluar. Penilaian dari operasi perusahaan dengan menghitung free cash flow pada tingkat bunga tertentu (WACC), penilaian asetaset non operasi dan kewajiban-kewajiban lain. Hurdle rate ditetapkan 14.58%. Setelah dilakukan perhitungan maka diketahui bahwa perusahaan ini memiliki nilai yang baik. Tingkat pertumbuhan pendapatan meningkat 26% dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Free cash flow perusahaan ini juga meningkat dari IDR 83 Miliar (2009) hingga mencapai IDR 283.32 M (2014). Harga per lembar sahamnya diperkirakan akan meningkat menjadi 49 x pada tahun 2014.
Indonesia has huge reserves in geothermal energy spread out around Indonesia’s island. The potential reserves reach 27.000 MW (40% of world reserves). Till now, Indonesia produces 1189 MW due to many problems. such The geothermal energy are green and clean energy which can reduce the global warming. No pollution produced from the operation. PT Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) is one of Pertamina’s subsidiary which is carry out in geothermal business. The company is relative new, establish in Dec 2006, but the geothermal activities has started since 1975. The first well drilled in Kamojang, West Java, now produce 200 Mwe. Oil & gas law no 22 year 2001 and geothermal law no 27 year 2003 are based law for company establishment. If Pertamina as share holder made a decision for going public, so PGE should be valuate based on the last performance dan 5 years projection. Discounted cash flow (DCF) is the method used to evaluate the company. This method focused on the money cash in and cash out. Free cash flow (FCF) and weighted average cost of capital (WACC) are calculated using the 5 years projection. PT PGE has growth 26 % for 5 years till 2014. The electricity will produce five times compare to 2009. Now, PT PGE produce 272 MW and in 2014 government push PGE to produce 1342 MW. The shares will increase 49 times compare to the beginning.
Kata Kunci : Valuasi,Kinerja masa lalu,Proyeksi masa depan,Free cash flow,Harga perlembar saham, valuation, past performance, forecast, free cash flow, price per share