Pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan distribusi pendapatan antar Kabupaten Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 1993-2007
LIU, Rence Rosalina, Dr. Wahyu Widayat, M.Ec
2009 | Tesis | S2 Magister Ekonomika PembangunanPenelitian mengenai pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan distribusi pendapatan antar kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 1993- 2007 bertujuan untuk mengukur dan menganalisis kecenderungan pola ketimpangan pendapatan antar kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengetahui pola dan struktur perekonomian antar kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi seluruh kabupaten/kota sebelum dan sesudah otonomi daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari tahun 1993 hingga 2007. Data-data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Alat analisis yang digunakan adalah analisis tipologi klassen, Indeks Ketimpangan Williamson dan Analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukan bahwa kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok. Daerah yang termasuk dalam klasifikasi daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh adalah Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Ende dan daerah yang diklasifikasikan daerah berkembang cepat yaitu kabupaten Timor Tengah Utara, Belu, Alor dan Ngada. Selanjutnya daerah yang diklasifikasikan maju tapi lamban yaitu kabupaten Sumba Timur, Sikka, Manggarai Barat, Rote Ndao dan Flores Timur serta kabupaten yang diklasifikasikan tertinggal yaitu kabupaten Timor Tengah Selatan, Sumba Barat, Lembata dan Manggarai. Analisis Indeks Williamson menunjukan bahwa ketimpangan pendapatan antar kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur selama periode penelitian 1993-2007 berfluktuasi dengan ketimpangan rata-rata 0,59. Hasil analisis regresi data panel dengan metode Cammon Effect menunjukkan bahwa variabel pengeluaran daerah otonom, pertanian, eksport, tenaga kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhahap PDRB per kapita,variabel laju pertumbuhan penduduk dummy otonomi menunjukan hubungan negatif dan tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan PDRB per kapita, ini disebabkan karena adanya pemekaran wilayah di kabupaten induk.
This research concerns economic growth and income distribution imbalance between districts/cities in East Nusa Tenggara Province from 1993 to 2007 or aim at measuring and analyzing tendency of income imbalance patterns between districts/cities in East Nusa Tenggara Province, detect economic structure and pattern between districts/cities of East Nusa Tenggara Province, and analyzing factors affect economic growth in all districts/cities before and after local autonomy in East Nusa Tenggara Province. Data used in this research way secondary data from 1993 to 2007. The data were collected from Statistic Board Center of East Nusa Tenggara Province and Local Development Planning Board of East Nusa Tenggara Province. Analytic tools used were Klasen Tipology, Williamson Imbalance Index and Panel Data Regression Analysis. Results of the research indicated that districts/cities in East Nusa Tenggara Province could be classified into four groups. Group with speedly quick growing and advancing were Kupang City, districts Kupang and Ende; group with quick developing classification were districts of North Timor Tengah, Belu, Alor and Ngada; group with slowly to advance classification were Districts of Sumba Timur, Sikka, Manggarai, Rote Ndao and Flores Timur; and group with undeveloped classification were districts of South Timor Tengah, Sumba Barat Lembata and Manggarai. Williamson Index analysis indicated that income imbalance between districts/cities in East Nusa Tenggara Province from 1993 to 2007 fluctuated with 0.59 average imbalance. Results of data panel regression analysis with Common Effect method indicated that expenditure variables for autonomous area, agriculture, export, and labor had positive and significant effect on PDRB per capita; growth rate variables of autonomous dummy population showing negative and insignificant relation affected PDRB per capita, it was caused by presence of regional enlargement in parent district.
Kata Kunci : Struktur ekonomi,Ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi, economic structure, imbalance and economic growth