Peran tokoh informal dalam pemberdayaan masyarakat :: Studi terhadap penanganan dampak gempa dan tsunami di Gampong Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh Provinsi Aceh
MASRIZAL, Drs. Soetomo, M.Si
2009 | Tesis | S2 SosiologiMusibah gempa dan tsunami di Provinsi Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004, membuat tokoh masyarakat dan lembaga pemerintah pusat dan daerah serta lembaga non pemerintah (lembaga swadaya masyarakat) internasional, nasional dan lokal ikut berpartisipasi dalam penanganannya. Penanganan bencana yang dilakukan oleh berbagai elemen ini menggunakan konsep pemberdayaan yang tujuannya agar masyarakat korban bencana berpartisipasi untuk dapat pulih kembali menuju kondisi normal. Pasca gempa dan tsunami melanda Provinsi Aceh, menjadi menarik bagi penulis untuk melihat peran tokoh informal masyarakat dalam penanganan bencana dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat. Dalam penelitian ini penulis melihat di gampong Rukoh tokoh masyarakat yang berperan di masyarakat adalah tokoh informal (tokoh agama dan tokoh adat) bukan tokoh formal (keuchik dan aparaturnya). Sehingga penulis berinisiatif untuk meniliti mengapa tokoh informal lebih berperan dalam penanganan bencana dibandingkan dengan tokoh formal, dan apa hambatan-hambatan yang dihadapi tokoh informal dalam penanganan bencana menuju pemberdayaan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan untuk membahas masalah diatas adalah kualitatif, dengan teknik sampling sampel bertujuan (purpossive sampling), untuk mendapatkan data secara alamiah, dengan melakukan penelitian lapangan (Field Research). Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus, untuk menggambarkan permasalahan di lapangan dan menganalisanya berdasarkan data yang diperoleh. Penelitian ini mengumpulkan data dengan tiga cara yaitu: observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis, untuk melihat peran tokoh informal dalam penanganan bencana dilihat sebagai bagian kearifan lokal ditingkat gampong (desa). Temuan dalam penelitian peran tokoh informal dalam pemberdayaan masyarakat pasca gempa dan tsunami ini yaitu, banyak pihak yang terlibat dalam penanganan bencana dalam proses mewujudkan pemberdayaan masyarakat di gampong Rukoh. Dalam proses penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi di gampong Rukoh, tokoh masyarakat yang berperan adalah tokoh informal dibandingkan dengan tokoh formal. Tokoh informal menjadi ujung tombak bagi masyarakat dalam mengakses bantuan kepada pihak lembaga kemanusiaan yang terlibat di gampong Rukoh. Sedangkan tokoh formal hanya melayani masyarakat secara administrasi. Lembaga swadaya masyarakat internasional, nasional dan lokal serta pemerintah pusat dan daerah yang terlibat dalam penanganan bencana dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat di gampong Rukoh telah banyak membawa perubahan yang cukup berarti dalam membangun gampong pasca gempa dan tsunami.
Earthquake and tsunami in Aceh at 26 December 2004 have made community leaders, central and local government institution and international, national and local non governmental organization participated in its mitigation. Disaster mitigation by various elements used empowerment that has objective to attract victim participation to recover as normal condition. After the disaster, it is interesting for author to observe role of informal community leaders in the mitigation in realizing people empowerment. In this research author observed that in gampong Rukoh, community leader playing role in society is informal one (religious and adat leader) not formal one (keuchik and his employees). So author has initiative to study why informal figure play more role in disaster mitigation than formal one, and what obstacle faced by the informal leaders in the disaster mitigation with people empowerment. The research used qualitative method with purposive sampling to get data naturally with field research. It used descriptive qualitative design that is commonly used in case study research, to describe problem in field and analyze it based on data obtained. Data was collected through observation, interview and documentation. It used phenomenological approach to observe role of informal leaders in disaster mitigation as part of local wisdom at gampong (village) level. Findings in this research indicated that many elements involved in the disaster mitigation within process of people empowerment in gampong Rukoh. In rehabilitation and reconstruction, informal leaders played more role than formal leaders. The informal leaders lead people in accessing aid from humanitarian institution in gampong Rukoh. Meanwhile, formal leaders only served people in administrative aspect. International, national and local non governmental organization and central and local government involved in disaster mitigation in realizing people empowerment in gampong Rukoh have bring many significant change in developing the gampong Rukoh post earthquake and tsunami.
Kata Kunci : Tokoh informal, Penanganan bencana, Pemberdayaan, informal leaders, disaster mitigation, empowerment