Laporkan Masalah

Seleksi PGPF (plant growth promoting fungi) dan uji aplikasinya bersama pseudomonas putida strain Pf-20 untuk pengendalian penyakit busuk lunak lidah buaya di tanah gambut

SUPRIYANTO, Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, MSc

2009 | Tesis | S2 Fitopatologi

Lidah buaya (Aloe vera L. Webb) asal tanah gambut Kalimantan Barat dikenal mempunyai kualitas terbaik di Indonesia. Penyakit busuk lunak yang disebabkan oleh bakteri merupakan salah satu kendala dalam pengembangan tanaman lidah buaya di lahan gambut dan beberapa cara pengendalian yang telah dilakukan belum memberikan hasil nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jamur asal tanah gambut yang mampu berperan sebagai Plant Growth Promoting Fungi (PGPF) dan kemungkinan aplikasinya bersama Pseudomonas putida strain Pf-20 untuk pengendalian penyakit busuk lunak di tanah gambut. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan Klinik dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta dari bulan Oktober 2008 sampai September 2009, meliputi isolasi dan identifikasi bakteri patogen, isolasi jamur dari tanah gambut, uji hipovirulen dan uji kemampuan sebagai PGPF serta uji penggabungan PGPF dengan bakteri antagonis P. putida strain Pf-20 baik secara in vitro maupun in planta di rumah kaca. Dalam isolasi patogen, diperoleh 4 isolat bakteri yang mempunyai ciri-ciri fisiologis seragam dan mirip dengan Erwinia chrysanthemi. Dari 42 isolat jamur tanah yang diuji, diperoleh 28 isolat hipovirulen dan setelah diuji kemampuan sebagai PGPF di didapatkan dua isolat yang mampu berperan sebagai PGPF, yaitu isolat SNTH003 (Aspergillus sp.) dan SNTH001 (Penicillium sp.). Secara in vitro, kedua isolat menunjukkan respon berbeda ketika digabungkan dengan P. putida strain Pf-20. Aspergillus sp. terhambat sebesar 20.14% pada medium King’sB dan 7.48% pada medium PDA. Sedang Penicillium sp. terhambat sebesar 62.4% pada medium King’sB dan 34.39% pada medium PDA. Pada percobaan rumah kaca, pemberian P. putida strain Pf-20 dengan cara perendaman akar selama 15 menit dalam suspensi tidak mampu memperbaiki pertumbuhan lidah buaya, tetapi dapat mengurangi intensitas penyakit. Pemberian isolat SNTH003 (Aspergillus sp.) dan SNTH001 (Penicillium sp.) secara tunggal mampu meningkatkan pertumbuhan lidah buaya lebih baik dibandingkan jika diaplikasikan bersama P. putida strain Pf-20. Dalam uji pengendalian penyakit, pemberian dua isolat ini juga mampu mengurangi intensitas penyakit, tetapi kemampuannya menurun ketika digabungkan dengan P. putida strain Pf-20, bahkan kombinasi antara isolat SNTH003 (Aspergillus sp.) dan P. putida strain Pf-20 justru memperparah penyakit. Intensitas penyakit terendah diperoleh dari pemberian isolat SNTH001 (Penicillium sp.) yaitu sebesar 25%.

Aloe (Aloe vera L. Webb) planted in West Borneo peat land is well known has the best product quality in Indonesia. Bacterial soft rot is the one of constraints on Aloe cultivation on peat land. Many methods have not significant result for controlling this disease. This research objectives are to obtain plant growth promoting fungi (PGPF) and to study its combination with Pseudomonas putida Pf-20 for controlling Aloe bacterial soft rot of on peat land. The research was conducted in Clinical Laboratory of Plant Pathology and glass house of Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University in Yogyakarta from October 2008 to September 2009. The methode included isolation and identification of the pathogen, fungal isolation from peat land, hypovirulent and PGPF abilty test, and combination test with P. putida Pf-20, in vitro and in planta in the glass house. Four bacterial isolates obtained from Aloe soft rot leaf sample were similar with physiological character of Erwinia chrysanthemi. Among 42 peat land fungi tested, 28 isolates were hypovirulent and only 2 isolates i.e. SNTH001 (Penicillium sp.) and SNTH003 (Aspergillus sp.) showed the PGPF abilty. In vitro test showed that both of them has different respons when combining with P. putida Pf-20. The bacterial P. putida Pf-20 inhibit the growth of PGPF Penicillium sp. as 62.4% on King’sB dan 34.39% on PDA, whereas Aspergillus sp. as 20.14% on King’sB and 7.48% on PDA. Glass house trial showed that root dipping in P. putida Pf-20 suspension could not promote the growth of Aloe, but could reduce the disease intensity. The single application of SNTH001 and SNTH003 isolates were able to increase the growth of Aloe compare with its combination each of PGPF isolates with P. putida Pf-20. Both of isolates were able to reduce the disease intensity, but the capability decreased when combined with P. putida Pf-20. However combination between SNTH003 and P. putida Pf-20 increased the intensity of disease. The lowest intensity (25%) obtained by using SNTH001 isolate.

Kata Kunci : Busuk lunakLidah buaya,PGPF,Pseudumonas pada putida strain Pf,20,Tanah gambut, Aloe, bacterial soft rot, PGPF, peat land, Pseudomonas putida Pf-20.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.