Faktor risiko kematian penderita tuberkulosis paru di Kabupaten Bantul

SUBCHAN, Djadid, dr. Iswanto, SpP, FCCP

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang : Kematian kasus Tuberkulosis paru (TB paru) di Kabupaten Bantul, masih menjadi masalah walaupun dalam lima tahun terakhir cenderung menurun. Namun dengan pola grafik turun - naik, ada kemungkinan terjadi kenaikkan kematian kasus TB paru di tahun-tahun mendatang. Faktor risiko kematian penderita TB paru di Bantul belum pernah diteliti apalagi dalam Analisis Masalah Kesehatan (AMK) TB paru masuk dalam prioritas kedua setelah DBD, sehingga sangat perlu dilakukan penelitian tentang faktor risiko tersebut. Tujuan : Untuk mengetahui faktor risiko kematian penderita TB paru di Kabupaten Bantul. Metode : Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan rancangan ”case control study”, dilakukan di Kabupaten Bantul dengan jumlah responden 114 orang, terdiri dari 38 orang kasus dan 76 orang kontrol. Variabel bebas meliputi usia tidak produktif, jenis kelamin, terlambat mendapat obat anti TB, riwayat pengobatan dan penyakit penyerta, sedangkan variabel terikat adalah kematian penderita TB paru. Hasil : Analisis bivariate faktor terlambat mendapat OAT merupakan risiko terkuat yang berhubungan dengan kematian penderita TB paru (p=0,004 dan OR =4,30). Usia tidak produktif merupakan risiko terkuat kedua (p=0,001 dan OR=3,86) dan penyakit penyerta merupakan risiko terkuat ketiga (p=0,005 & OR=3,22). Sedangkan faktor jenis kelamin dan riwayat pengobatan, tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Pada analisis multivariate, usia tidak produktif (p=0,003 dan OR=3,929), terlambat mendapat OAT (p=0,015 & OR=3,925) dan penyakit penyerta (p=0,023 dan OR=2,864) mempunyai hubungan yang kuat dengan kematian penderita TB paru (p<0,05). Faktor risiko paling dominan adalah usia tidak produktif dengan OR 3,929. Kesimpulan : Faktor usia tidak produktif merupakan faktor risiko terkuat yang berhubungan dengan kematian penderita TB paru di Kabupaten Bantul.

Background: Mortality caused by lung tuberculosis (TB) cases at District of Bantul is still a problem although within the last five years the figure has been decreasing. However up and down graph pattern may open the possibility of mortality increase in lung TB cases in the coming years. Mortality risk factors of lung TB patients at District of Bantul have never been studied, whereas in health problem analysis lung TB is the second priority after dengue hemmorhagic fever so that risk factors of lung TB needs to be studied. Objective: To identify mortality risk factors of lung TB at District of Bantul. Method: The study was analytic observational with case control study design carried out at District of Bantul with as many as 114 respondents comprising 38 people as cases and 76 as control. The independent variables consisted of non productive age, gender, delay in having anti TB drugs, history of medication and co-existing disease; where the dependent variable was mortality of lung TB patients. Result: The result of bivariate analysis showed that factor of delay in having anti TB drugs was the highest risk factor associated to mortality of lung TB patients (p=0.004 and OR=4.30). Non productive age was the second highest risk factor (p=0.001 and OR=3.86) and co-existing disease was the third highest risk factor (p=0,005 & OR=3,22). Whereas factors of gender and history of medication showed no significant association. The result of multivariate analysis showed non productive age (p=0.003 and OR=3.929), delay in having anti TB drug (p=0,15 & OR=3,925) and co-existing disease (p=0.023 and OR=2.864) had strong association with mortality of lung TB patients (p<0.05). Non productive age was the most dominant risk factor with OR=3.929. Conclusion: Non productive age was the risk factor most dominantly associated with mortality of lung TB patients at District of Bantul.

Kata Kunci : TB paru,Kematian,Faktor risiko,lung tuberculosis, mortality, risk factor