Laporkan Masalah

Analisis tebal perkerasan lentur dengan metode Austroads dan AASHTO 1993 :: Studi kasus pembangunan Jalan Tol Nganjuk-Kertosono

MUBARAK, Husni, Ir. H. Wardhani Sartono, M.Sc

2009 | Tesis | S2 Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Jalan merupakan bagian dari prasarana perhubungan yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari serta hakikatnya menyangkut hajat hidup orang banyak. Seiring meningkatnya kebutuhan akan kelayakan jalan, maka beban yang diterima oleh struktur pada permukaan perkerasan jalan semakin bervariasi baik itu beban dari kendaraan berat kendaraan berat maupun beban dari kendaraan ringan dengan klasifikasi tertentu. Analisis tebal perkerasan lentur direncanakan dengan menggunakan metode AASHTO dan metode AUSTROAD. Pengkajian kedua metode ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan penentuan tebal lapisan perkerasan lentur. Adapun data yang digunakan dalam analisis ini adalah data hasil survey lapangan serta analisa data pembangunan Jalan Tol Nganjuk – Kertasono dan umur rencana 10 tahun. Sedangkan data yang digunakan adalah data geometrik jalan, data lalu lintas dan data daya dukung tanah. Hasil analisis tebal lapisan perkerasan lentur dengan menggunakan metode AASHTO berbeda dengan menggunakan metode AUSTROAD. Dengan material yang sama, metode AASHTO memberikan nilai ketebalan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan AUSTROAD, AASHTO memberikan nilai tebal lapisan permukaan laston (lapisan aspal beton) D1 = 14,5 cm, pada metode AUSTROAD memberikan nilai tebal lapisan permukaan laston D1= 14 cm, metode AUSTROAD memberikan nilai beban lalu lintas (LHR2009) = 6749,02 lss/hari/lajur rencana sedangkan pada metode AASHTO memberikan nilai beban lalu lintas (W18) = 8793641 lss/umur rencana/lajur rencana. Lintas ekivalen yang didapat dari metode AASHTO lebih besar dari metode AUSTROAD, hal ini dikarenakan parameter yang digunakan pada kedua metode berbeda seperti : Angka ekivalen (E), koefisien drainase dan faktor Reliability.

The road is a part of transportation facility having an important role in daily life as well as essentially pertaining to social life. In line with the increasing need for the road, so the load taken by the structure on the surface of the road pavement increasingly varies for both heavy and light vehicles with a certain classification. In this final task the flexible pavement thickness is planned by using AASHTO 1993 method and AUSTROAD method. The study of the two methods is intended to identify the difference of flexible pavement layer thickness. As for the data used in this calculation are the data of field survey outcomes as well as the data analysis of the development of the road in Kuningan Regency with the road width to be studied is 2 x 3,5 m and the plan age is 10 years. Whereas the data used are the road geometrical data, traffic data and land supporting power data. The results of calculations flexible pavement thickness by using different methods of AASHTO AUSTROAD method. With the same material, AASHTO method gave a thickness of greater value than using AUSTROAD, AASHTO value laston thick surface layer (layer of asphalt concrete) D1 = 14.5 cm, the method gives values AUSTROAD thick surface layer laston D1 = 14 cm, AUSTROAD method gives the traffic load value (LHR 2009) = 6749.02 LSS / day / lane plan while the AASHTO method gives the a thickness value the traffic load (W18) = 8,793,641 LSS / life plan / lane plan. The equivalence obtained from AASHTO method is greater than AUSTROAD Analysis methods, this is because the parameters used in the two different methods is different such as: equivalent (E), the coefficient of drainage and Reliability factors.

Kata Kunci : Lintas ekivalen,Perkerasan lentur,Tebal lapisan, Cross equivalence,Flexible pavement,Thickness


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.