Analisis pelayanan Trans Jogja sebagai angkutan pemadu moda di kawasan Bandara Adisutjipto
PAWENING, Triana Nurria, Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D
2009 | Tesis | S2 Magister Sistem dan Teknik TransportasiTransportasi yang pada hakekatnya mengandung unsur keterpaduan memiliki fungsi utama dalam memperlancar pelaksanaan berbagai kegiatan sehingga diharapkan pelayanannya merupakan kesatuan utuh baik intra maupun antar moda. Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta telah menyediakan salah satu fasilitas integrasi angkutan umum yang diperuntukkan bagi masyarakat dan pengunjung Kota Yogyakarta. dengan tersedianya fasilitas integrasi moda tersebut, diharapkan perjalanan dari dan menuju Bandara Adisutjipto akan semakin mudah. Namun, dalam prakteknya, fasilitas integrasimoda tersebut belum dapat digunakan secara maksimal, sehingga diperlukan suatu usaha untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanannya sehingga fungsi integrasi moda dapat berjalan secara optimal. Penellitian ini membahas dan mengevaluasi salah satu moda yang terlibat dalam integrasi moda di Bandara Adisutjipto. Obyek dalam penelitian ini terbatas pada penumpang angkutan udara. Metode yang digunakan adalah survei statis di halte Trans Jogja dan survei wawancara dengan teknik stated preference dengan sampel sebesar 390 responden. Untuk analisis stated preference menggunakan bantuan piranti lunak Limdep versi 7.0 dengan melakukan pemodelan ordered probit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna jasa bandara tidak mengetahui adanya layanan Trans Jogja di kawasan bandara. Padahal berdasarkan hasil pemodelan WTP diketahui bahwa penumpang pesawat menginginkan adanya layanan integrasi moda tersebut. Dari berbagai skenario yang ditawarkan, tingkat WTP penumpang pesawat yang menyatakan pasti naik sebesar 63,68% untuk skenario 5, dengan karakteristik skenario 5 adalah waktu pelayanan lebih cepat, tanpa sistem tiket terintegrasi, lokasi halte yang disesuaikan dengan fasilitas umum,adanya jaminan mendapatkan tempat duduk, tanpa ada ruang bagasi serta terjadi kenaikan tarif. Kenaikan tarif tidak dipermasalahkan bagi penumpang pesawat untuk mendapatkan pelayanan yang diinginkan.
Transportation that substantially contain integrity element have main function in conducting some activities so expected its service constitute good whole unity intra and inter mode. Yogyakarta's City Local Government has provided one of public transport integration facility that destined for society and Yogyakarta's City visitor. By providing the integration facility, it is expected the passenger’s trip of and making for Adisutjipto Airport will be easier. But, in practice, that mode integration facility can't yet utilize maximally, so is required an effort to evaluate and increases its service so the mode integration function can be optimal. This research analyzes and evaluates one of the integrated modes at Adisutjipto's Airport. Object observed is confined to air freight passenger. Method that is used is static survey at Trans Jogja shelter and interview's survey using stated preference technique by 390 respondents. Stated preference analysis is using Limdep version 7.0 software with ordered probit's modellings. This observational result points out that largely airport service user do not knows that there is Trans Jogja's service at airport area. Eventually bases WTP'S modeling result is known that plane passenger wants to use that mode integration service. From the offered scenarios, WTP'S of plane passenger that states for definite use is about 63,68% for scenario 5, with scenario's 5 characteristic is faster time service, without integrated ticketing system, shelter's location that adjusted by public utility, seat guaranted, without available luggage room and tariff's ascension happening. Ascension tariff is not problem for plane passenger to get desirable service.
Kata Kunci : Pemadu moda,WTP,Stated preference,Model Ordered probit, mode integration, WTP, Stated Preference, Ordered Probit's model