Membaca rupa, mengungkap makna :: Kartu undangan pernikahan hasil kreativitas para perupa di Yogyakarta
RAHAYU, Hesti, Prof. Dr. Sjafri Sairin, MA
2009 | Tesis | S2 AntropologiPernikahan dapat ‘dibaca’ sebagai tanda dalam kehidupan, sebagai bagian dari ritus jalan lintas (rites of passage) seseorang mulai dari kelahiran, menjadi dewasa, menikah, hingga meninggal dunia. Di Indonesia, pernikahan merupakan salah satu peristiwa budaya yang dianggap penting, khususnya yang terjadi pada pasangan Jawa. Salah satu hal yang harus diperhatikan secara seksama sebagai rangkaian upacara pernikahan adalah undangan, yang berwujud kartu undangan. Para perupa yaitu para seniman berbasis rupa (visual) merupakan sosok yang teridentifikasi melalui karya-karyanya dan sudah menjadi kelaziman apabila seorang perupa menciptakan karya rupa untuk kemudian dipamerkan. Ini akan berbeda ketika seorang perupa berhadapan dengan keharusan menciptakan desain kartu undangan pernikahan. Dengan profesinya sebagai perupa, seringkali mereka mempunyai â€kebutuhan khusus†untuk lebih eksis dalam menampilkan karya maupun identitasnya. Oleh karena itu undangan pernikahan hasil kreativitas perupa adalah salah satu media representatif yang tentunya memiliki makna-makna simbolik yang sangat menarik untuk ditelaah. Penelitian ini bertujuan menguraikan bagaimana gambaran relasi sosial budaya kartu undangan pernikahan hasil kreativitas para perupa di Yogyakarta, apa makna simbolik yang ada di dalamnya, dan mengapa para perupa memutuskan komposisi visual tertentu dalam mewujudkan kreativitasnya dalam kartu undangan pernikahan serta alasan mereka melakukan hal tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kerangka teori hermeneutik yang dimulai dengan menguraikan kartu undangan, perupa dan budaya Jawa. Kemudian dilanjutkan dengan menelisik kartu undangan hasil kreativitas perupa dengan menelusuri â€sejarah sosialâ€nya, menganalisis secara visual, dan kemudian diintepretasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kartu undangan pernikahan hasil kreatifitas para perupa di Yogyakarta merupakan karya seni rupa yang dapat dibedakan dengan kartu undangan pernikahan biasa yang dibuat secara masif. Kartu undangan pernikahan merupakan efek dari pergeseran budaya mengundang pada masyarakat Jawa dari undangan lisan menjadi budaya tulis, walaupun budaya lisan tidak kemudian menjadi hilang. Dengan demikian relasi sosial budaya yang ada pada kartu undangan pernikahan terkait pada perubahan yang terjadi dalam tatacara mengundang. Adapun dalam kartu undangan pernikahan hasil kreatifitas para perupa, relasi sosial budaya tidak selalu tercermin dalam visualnya. Seandainya pun ada, akan diolah dan dikreasikan. Ini terjadi karena dasar estetika yang dianut para perupa adalah estetika yang diajarkan secara akademis, yaitu estetika Barat. Penciptaan karya seni rupa berkaitan dengan proses kreatif yang dilakukan perupa. Akan tetapi pada dasarnya setiap karya rupa dibuat dengan gaya masing-masing perupa sebagai cara untuk merepresentasikan mempelai sekaligus sebagai cara untuk merepresentasikan otentisitas dirinya sendiri sebagai perupa. Makna representasi di sini bukanlah merepresentasikan realitas tetapi lebih kepada suatu pengharapan/â€idealita yang seharusnyaâ€.
Wedding ceremony can be read as a sign in one’s life. It is a part of significant rites in life passage of an individual which is initiated by being given birth and then grows up, gets married and finally dies. In Indonesia, a marriage is treated as an important cultural event, especially for Javanese couples. A more careful attention should be paid on the wedding invitation cards. Visual artists may be identified from their visual based artworks. They create the works of art to be exhibited. However, it is different when he has to design a wedding invitation. His profession leads him to have a ‘special need’ to strengthen his existence by firming his identity reflected in his works. A wedding invitation card is therefore a result of the artist’s creativity process that is also one of the representative media containing symbolic meanings that are really interesting to be further investigated. This study was designed in order to explain the description of the socio- cultural relationship of wedding invitation card created by visual artists in Yogyakarta; to reveal the contained symbolic meanings; and to examine the considerations of which the artists decided to use certain visual composition in creating their artworks and why they did it. Hermeneutic theoretical framework was applied to accomplish the research objectives. The first step done was construing wedding invitation cards, visual artists and Javanese culture. The invitations then were studied by exploring its ‘social histories’, analyzing it visually and ended by interpreting it. This study found out that wedding invitation cards created by visual artists in Yogyakarta were visual art woks that could be distinguished from the common ones which were made in a mass production. Wedding invitation card was an effect of ‘inviting culture’ transformation in Javanese society, from inviting verbally to inviting by written invitation. However, it did not mean that the verbal invitation tradition was vanishing. The socio- cultural relationship existed in wedding card was due to the changing in the customs and manners of inviting people. In the cards made by visual artists, the socio- cultural relationship is not reflected in its visual aspects. When it does, it would be managed and adapted in such a way to meet the artists’ aesthetic base that they mastered from their academic experience, i.e. Western aesthetic. The creation of visual artworks was determined by the creative process undertaken by the artists. Yet, each piece of work of visual art basically was conformed the creator’s style as a mean to represent the couple and to represent his own authenticity as a visual artist. The meaning of representation was not representing the reality but more on representing an ideal or expectation.
Kata Kunci : Perupa,Kartu undangan pernikahan,Makna simbolik, Visual artist, Wedding invitation cards, Simbolic meaning.