Hasil guna penambahan sitagliptin untuk menurunkan kadar A1C pada pengidap diabetes melitus tipe 2 yang mendapat terapi metformin

DINISARI, Ardiana, Prof. dr. Ahmad Husain Asdie, Sp.PD-KEMD

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinik

Permasalahan global penyakit Diabetes Melitus tipe 2 semakin meningkat pada dua dekade terakhir. Walaupun sudah banyak pilihan terapi yang tersedia, tetapi masih banyak pengidap DM tipe 2 yang memiliki kontrol diabetes buruk. Saat ini direkomendasikan terapi metformin dikombinasi dengan modifikasi gaya hidup dimulai saat diagnosis DM tipe 2. Respon insulin terhadap glukosa dipengaruhi oleh hormon inkretin yang berefek pada sel alfa dan sel beta pankreas. Hormon inkretin cepat diinaktivasi oleh aksi enzim dipeptidil peptidase 4, sehingga terapi berdasar inkretin dapat dilakukan dengan menggunakan penghambat dipeptidil peptidase 4. Sitagliptin merupakan penghambat enzim DPP 4 yang bersifat bersaing dan reversible. Enzim DPP 4 berperan dalam degradasi cepat dan inaktivasi hormon inkretin, sehingga penghambat DPP 4 menghasilkan efek stimulasi sekresi insulin dan supresi sekresi glukagon. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan terapi sitagliptin 50 mg dua kali per hari pada pengidap DM tipe 2 yang mendapat terapi metformin. Penelitian ini dilakukan secara randomized controlled trial selama 12 minggu di Poliklinik Endokrin RSUP Dr. Sardjito. Kriteria inklusi yaitu pengidap DM tipe 2 usia ≥30 tahun dengan monoterapi metformin. Kriteria eksklusi yaitu terapi insulin, penggunaan steroid, gangguan fungsi ginjal, hati, dan gagal jantung. Besar sampel yang diperlukan pada penelitian ini sebesar 33 orang untuk masingmasing kelompok. Hasil akhir yang dilihat adalah kadar A1C, glukosa darah puasa dan post prandial. Karakteristik klinis kelompok sitagliptin dan plasebo dianalisis dengan independent t test (bila distribusi data normal), atau Mann Whitney U test (bila distribusi data tidak normal). Beda rerata penurunan kadar A1C antara kelompok sitagliptin dan plasebo diuji dengan independent t test (bila distribusi data normal) atau Mann Whitney U test (bila distribusi data tidak normal). Beda rerata kadar A1C dan glukosa darah setelah terapi antara kedua kelompok diuji dengan t test berpasangan (bila distribusi data normal) atau Wilcoxon test (bila distribusi data tidak normal). Nilai p <0,05 ditetapkan memiliki kemaknaan secara statistik dan dihitung interval kepercayaan 95% (IK 95%)-nya.

Global problem of type 2 diabetes mellitus is developing during this two decades. Although there are many choices of treatment, but there are many person who suffered from DM have bad diabetic control. Metformin treatment combines with lifestyle modification are recommended at the moment of DM diagnosis. Insulin responds to glucose level is affected by incretin hormones. Incretin hormones are rapidly inactivated by dipeptidyl peptidase 4 enzyme, so that incretin based treatment can be done using dipeptidyl peptidase 4 inhibitor. Sitagliptin is an inhibitor of dipeptidyl peptidase 4 enzyme that have competitive and reversible characters. Dipeptidyl peptidase 4 enzyme acts in rapid degradation and inactivation of incretin hormones, so that DPP 4 inhibitor causes insulin secretion stimulation and glucagon secretion suppression effects. The aim of this study to investigate the effects of sitagliptin 50 mg two times daily added to metformin treatment. The subjects of this study are person who suffered from DM type 2 who already on metformin monotherapy. This is a randomized controlled trial for 12 weeks at Endocrinology Polyclinic Dr. Sardjito Hospital. The inclusion criterias are type 2 DM aged ≥30 y.o with metformin monotherapy. The exclusion criterias are insulin therapy, using steroids, abnormal kidney function, liver function, and heart failure. Sample size for this study is 33 person for each group. Outcomes of this study are A1C, fasting and post prandial blood glucose level. Clinical characteristics of sitagliptin and placebo group are analyzed using independent t test (if data distribution is normal) or Mann Whitney U test (if data distribution is abnormal). Difference of mean A1C level between sitagliptin and placebo group is analyzed using independent t test (normal data distribution) or Mann Whitney U test (abnormal data distribution). Difference of mean A1C level after treatment between two groups is analyzed using paired t test (normal data distribution) or Wilcoxon test (abnormal data distribution). P<0,05 is used to show statistical significance and confidence interval 95% is counted.

Kata Kunci : Diabetes melitus tipe 2,Metformin,Penghambat dipeptidil peptidase 4,Sitagliptin