Laporkan Masalah

Prosedur perencanaan social forestry untuk pembangunan hutan dipterocarpaceae di Kalimantan Timur

GUNAWAN, Setya, Prof. Dr. Ir. Hasanu Simon

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Pembangunan kembali hutan di luar Pulau Jawa menghadapi permasalahan yang kompleks. Pendekatan sektoral dalam pembangunan hutan yang tidak terintegrasi dengan pembangunan wilayah sering mengakibatkan konflik, baik antar sektor pembangunan maupun dengan masyarakat di sekitar hutan. Dalam paradigma social forestry, prosedur perencanaan hutan disusun berdasarkan masalah yang dihadapi oleh sub-sub sistem pembangunan wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah dalam kegiatan pembangunaan hutan dan merumuskan prosedur perencanaan pembangunan kembali hutan Dipterocarpaceae dengan paradigma social forestry. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan Balai Diklat Kehutaan Samarinda dan Desa Batuah Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, dengan menggunakan pendekatan strategi social forestry untuk perencanaan pembangunan hutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembangunan hutan diklat menghadapi masalah perladangan liar dan pencurian kayu. Permasalahan tersebut disebabkan oleh adanya defisit bahan pangan beras penduduk, kebutuhan kayu pertukangan (ulin) untuk perumahan dan untuk turus tanaman lada, serta adanya ancaman kekurangan lahan garapan penduduk yang disebabkan oleh praktek budidaya lada yang kurang memperhatikan aspek konservasi tanah, dan kegiatan konversi lahan garapan penduduk menjadi tambang batubara. Pembangunan kembali hutan dipterocarpaceae dengan prosedur perencanaan social forestry bertujuan untuk memaksimumkan fungsi perlindungan lingkungan hidup dengan tetap memproduksi (bahan pangan, lapangan pekerjaan) bagi kebutuhan masyarakat dalam bentuk petak-petak percontohan sebagai sarana kegiatan diklat, penelitian, dan penyuluhan kehutanan serta pariwisata alam.

Reforestation outside Java is facing complex problems. Sectoral approaches in forest development which are not integrated with the development of the region often lead to conflict, both between development sectors and between the sector and community in the surrounding forest. In the paradigm of social forestry, forest planning procedure is based on the problems faced by subregional development system. This study aims to identify problems in forest development activities and formulate procedures for reconstruction planning of Dipterocarpaceae forest with social forestry paradigm. This research was carried out in the area of education forest of Forestry Training Center Samarinda and in Batuah Village,Loa Janan Sub District, Kutai Kartanegara District, of East Kalimantan Province, using the approach of social forestry strategies for forest development planning. Results of analysis showed that the development of education forest faced problems of illegal farming and felling. The problem were caused by people’s food deficit of rice, demand for construction timber (ulin) for housing and pepper to stake, and the threat of shortage of arable land due to pepper cultivation practices that are less noticed aspects of soil conservation, and activities of arable land conversion into coal mines. Reforestation of Dipterocarpaceae with social forestry planning procedures aim to maximize environmental protection function with fixed production (food, employment) for the needs of the community in the form of patches as a means of pilot training activities, research, forestry extension and natural tourism.

Kata Kunci : perencanaan, social forestry, pembangunan wilayah, Dipterocarpaceae, planning, development of the region


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.