Peran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam perspektif hukum perlindungan konsumen atas peredaran obat vitalitas pria berbahaya sebagai upaya perlindungan konsumen di Daerah Istimewa Yogyakarta
EVVRANSHERWIN, Drs. Paripurna P Sugarda, S.H., M.Hum., LL.M
2009 | Tesis | S2 Magister Ilmu HukumBalai Besar POM di Yogyakarta adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM yang mempunyai kegiatan utama adalah: Melaksanakan kegiatan di bidang pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat aditif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran BPOM mengenai perlindungan hukum terhadap konsumen khususnya terkait dengan peredaran obat vitalitas pria berbahaya di DIY, serta kendala-kendala yang dihadapi demikian dengan dampak terhadap pengawasan yang dilakukan oleh BPOM bagi pelaku usaha dan konsuman. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi: Jenis penelitiannya adalah penelitian normatif empiris, Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan sekunder, bahan atau meteri penelitian yang digunakan adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan studi lapangan, sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif kualitatif. Balai Besar POM Yogyakarta mempunyai komitmen dalam upaya perlindungan konsumen terkait dengan perannya dalam pengawasan keamanan sediaan farmasi di Yogyakarta, tetapi kegiatan atau program yang dilakukan oleh Balai Besar POM Yogyakarta tidak akan efektif jika tidak diiringi dengan koordinasi yang kuat dengan instansi lain dan perlu ketegasan peran BPOM dalam pengawasan keamanan farmasi dan peran aktif msayarakat. Umumnya hambatan yang dihadapi oleh Balai Besar POM Yogyakarta dalam upaya pengawasan keamanan farmasi khususnya peredaran obat/jamu vitalitas pria yang mengandung bahan kimia obat berbahaya adalah terkait dengan alokasi dana, minimnya sumber daya manusia, kesadaran masyarakat, koordinasi yang kurang optimal baik pada tataran lintas internal di BPOM maupun lintas sektoral dengan departemen lain yang terkait.
POM’s big hall in Yogyakarta is one of Technical Executor Unit of POM Committee which has main activities to perform supervision in therapeutic products, narcotics, psycho tropics, and any addictives substance, traditional medicine, cosmetics, complement products, food safety and dangerous material. The aim of this research is to know BPOM role of law protection of consumer especially about dangerous men’s tonic circulation, the problems and the impact of supervision to agent and consumer in Yogyakarta’s special region. The method of the research is included research type that is normative empiric research, the data type are primary and secondary and tertier law substance. Research performing and data collecting is doing with bibliography and field study, while technical analysis is doing with descriptive qualitative analysis. POM’s big hall have commitment in consumer protection in order with its part in pharmacy safety supervision in Yogyakarta, however, it will uneffective without any strong coordination with other instance and clearness role of BPOM in pharmacy security supervision and public participation. Generally, the problems that BPOM face of are money problems, lack of human resources, public awareness, no good coordination in BPOM itself and with other related department.
Kata Kunci : Peran BPOM,Upaya perlindungan konsumen, Role of BPOM, Consumer Protection Efforts