Perspektif feminis dalam Novel Perempuan di Titik Nol (terjemah Novel Imraatun Inda Nuqthah Al-Shifr) karya Nawal El-Saadawi dan Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El-Khalieqy
AMBARWATI, Amiroh, Prof. DR. Siti Chamamah Soeratno
2009 | Tesis | S2 Agama dan Lintas BudayaDalam masyarakat patriarkis, perempuan dipandang sebagai warga kelas dua yang tergantung pada laki-laki, baik pada ayah, suami, atau paman. Tuntutan adat dan nilai-nilai budaya yang mengharuskan perempuan tunduk dan patuh serta memelihara domestisitas tersebut, telah menjadikan perempuan terbelakang, tertindas, dan tidak mandiri dalam segala hal. Sebaliknya, laki-laki dipandang sebagai warga kelas satu yang berkuasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan upaya perempuan dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Sa’adawi dan Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El-Khalieqy untuk mewujudkan eksistensi dirinya sebagai manusia yang memiliki harkat dan martabat sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Secara umum, novel Perempuan di Titik Nol dan Perempuan Berkalung Sorban ini memuat persoalan perempuan dalam masyarakat yang masih memegang teguh nilai-nilai budaya patriarki, yang ingin menunjukkan eksistensi dirinya sebagai manusia yang memiliki harkat dan martabat yang setara dengan laki-laki. Persoalan tersebut diungkapkan melalui tokoh Firdaus (dalam Perempuan di Titik Nol) dan Annisa (Perempuan Berkalung Sorban) yang berjuang untuk mendapatkan kesetaraan kedudukan dan menghindari dominasi laki-laki yang menindas. Untuk menganalisis upaya-upaya yang dilakukan perempuan dalam mewujudkan eksistensi dirinya tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan feminis. Analisis ini digunakan untuk melihat gambaran perempuan serta potensi yang dimilikinya di tengah kungkungan budaya patriarki yang ada dalam karya sastra berdasarkan perspektif feminis. Gambaran tersebut meliputi kebebasan perempuan, hubungan perempuan dengan laki-laki, pilihan-pilihan perempuan, serta perjuangan perempuan dalam menghadapi berbagai bentuk ketidakadilan. Sedangkan potensi yang dimaksud dalam penelitian ini berhubungan dengan potensi non fisik yang dimiliki perempuan, peran-peran yang dimainkan dalam lingkup keluarga dan masyarakat, serta pemberdayaan perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran serta potensi yang dimiliki perempuan dalam novel Perempuan di Titik Nol dan Perempuan Berkalung Sorban mengindikasikan bahwa perempuan telah mampu menunjukkan eksistensi dirinya sebagai subjek sejati yang mandiri, yang terlepas dari segala bentuk penindasan atas nama gender, serta mampu menunjukkan harkat dan martabatnya sebagai manusia melalui pendidikan. Dengan bekal pendidikan yang memadahi, perempuan dapat mengasah kualitas intelektual dan kepribadiannya sehingga keberadaannya dalam masyarakat menjadi dipertimbangkan, terutama dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat.
In the patriarchy society, women are viewed to be the second class depending on men, either husbands, fathers, or uncles. Culture and custom demand women to be under men. It makes women stand in the back side an oppression. In contrast, man were supposed to be the first class, who dominating. The research aims at investigating the existence of women in Nawal El- Sa’adawi’s Perempuan di Titik Nol and Abidah El-Khalieqy’s Perempuan Berkalung Sorban to realize the existence to be human being having value and prestige appropriated with her potentions. Generally, Perempuan di Titik Nol and Perempuan Berkalung Sorban expose about women problem in the patriarchy society, who want to exist as human having value and prestige as men do. It is embodied through the protagonist female character Firdaus (in Perempuan di Titik Nol) and Annisa (in Perempuan Berkalung Sorban). They struggle continually to achieve equality and to overcome man’s oppression. To analyze women’s effort to realize their existence, the research used feminist approach. It is used to explore the image of women and their potention in the literary with the feminist perspective. The image of women here, include free dome of women to have relation with men, to have choice in their lives and to struggle to face in fairness to them. While the potention in this research is related to non phisic potention whice are ownes by women, roles wich are played in the family and society and the empowerness of women. The result of the research showed that the image of women and potention in Perempuan di Titik Nol and Perempuan Berkalung Sorban indicated that women could be able to exist as independent subject, released from oppression of gender and realized their existence to be human being having value and prestige with the education. Education is to be powerfull medium increasing self-qualities for women, either for intelectual or personality. Therefore, the existence of women in society to be considered, particularly in her position as human being.
Kata Kunci : Perpektif, Perempuan, Eksistensi, Potensi, Feminisme