Kebijakan ekonomi pada pemerintahan Mahathir Mohammad :: Upaya meningkatkan perekonomian etnis Melayu
FRAMES.S, R.Dior, Prof. Dr. Budi Winarno
2009 | Tesis | S2 Hubungan InternasionalMalaysia terbentuk sebagai negara yang multietnis, terdiri atas etnis Cina, India, dan Melayu. Sebagai bekas negara jajahan Inggris, pemerintah Inggris yang telah mengelompokkan etnis-etnis di Malaysia berdasarkan kepentingan Inggris. Di Malaysia, etnis Melayu dan etnis Cina hidup berdampingan dan saling berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari (pergaulan) juga dalam hal perdagangan. Namun terjadi benturan ketika masing-masing etnis mulai menarik diri dan kembali ke dalam komunitas etnis dan budaya masing-masing, karena perbedaan nilai dan budaya yang dianut oleh masing-masing etnis dengan ciri khasnya yang saling bertentangan. Pada masa pemerintahan Mahathir, pertumbuhan ekonomi Malaysia berjalan dengan baik seiring dengan pembangunan diberbagai bidang (industri dan jasa) melalui kebijakan ekonomi beliau yang dikenal dengan New Economy Policy. Melalui New Economy Policy Mahathir menerapkan kebijakan-kebijakan yang merustrukturisasi dan meningkatkan tingkat pendapatan etnis Melayu juga kehidupan sosial etnis Melayu. Sehingga tidak dapat dipungkiri keberhasilan New Economy Policy ini tidak lepas dari kepiawaian Mahathir yang memiliki visi tidak hanya untuk kemajuan ekonomi namun juga pemerataan pembangunan ekonomi dan hasil-hasilnya untuk semua golongan etnis. Peningkatan pendapatan atau perekonomian etnis Melayu ini dianggap penting oleh Mahathir karena kesenjangan ekonomi antara etnis Cina dan Melayu (etnis Cina menguasai perekonomian Malaysia) menjadi salah satu faktor pemicu konflik antar etnis selain faktor politik di Malaysia. Pelaksanaan kebijakan ekonomi dengan memberikan hak istimewa terhadap etnis Melayu itu tidak hanya memberikan dampak pada meningkatnya taraf hidup etnis Melayu tetapi juga pembangunan di Malaysia dan pengaruh pada situasi politik di Malaysia sehingga sejak tahun 1969 sampai dengan saat ini tidak pernah terjadi konflik etnis terbuka yang dapat menelan korban jiwa. Sehingga kebijakan New Economy Policy berhasil mencapai tujuannya yaitu memperkecil kesenjangan ekonomi antara kedua etnis dan merestrukturisasi etnis Melayu di Malaysia sekaligus menjadikan Malaysia sebagai negara industri baru di wilayah Asia Tenggara dan di dunia.
Malaysia was formed as multiethnics country, consisted of Chinese, Indian and Malay. As one of Britain’s former colonies , the British administration had grouped the ethnics in Malaysia based on its interests. In Malaysia, both Malay and Chinese live in contiguous and mutual interaction in not only daily life but also trade. However, the clash emerged when each ethnic withdraw and return to its ethnic and cultural community. This is because of value and cultural differentiaton believed by each community which are unique and mutual contradictory. Under the administration of Mahatir, the economy growth of Malaysia increased along with the development in various sectors, especially industry and service through his economy policy, New Economy Policy. Through New Economy Policy, Mahatir implemented the policies which restructured and increased both income and living standard of Malay. Therefore, it could not be disavowed that the success of New Economy Policy was because of the expertise of Mahatir who had visions, not only for the economy development but also the distribution of the results to all ethnics. The increase in income or economy of Malay was considered as principal by Mahatir since the economy imbalance between Chinese and Malay, where Chinese dominated Malaysian economy, became one of several factors triggering conflict between ethnic, beside political factor in Malaysia. The implementation of economy policy by giving previlleges to Malay has given significant impact to not only the increase of Malay living standard but also the development and political situation in Malaysia. As a result, since 1969 to present the bloody opened ethnic conflict has never been happened Malaysia. Likewise, New Economy Policy has reached its purposes lucratively, that is to confine the economy imbalance between these two ethnic groups, to restructure Malay and also to make Malaysia as new industrial country in Southeast Asia and world.
Kata Kunci : kesenjangan ekonomi, konflik etnis, New Economy Policy, economy imbalance, etnic conflict