Pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan antar kabupaten-kota di Provinsi Papua Barat

KARETH, Martha Agusthina Corry, Dra. Ch. Suparmi, SU

2009 | Tesis | S2 IESP

Penelitian ini merupakan penelitian tentang pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat. Tujuan penelitian ini adalah (1)untuk mengetahui ketimpangan pembangunan dan ketimpangan pendapatan antar kabupaten/kota diProvinsi Papua Barat, (2)untuk membuktikan hipotesis Kuznets U-terbalik di Provinsi Papua Barat, (3)untuk mengetahui subsektor unggulan dan juga tipologi daerah dari masing-masing kabupaten/kota diProvinsi Papua Barat. Data yang digunakan adalah data sekunder tahun 2001-2007, dimana data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan BP3D Provinsi Papua Barat. Alat analisis yang digunakan adalah Indeks Williamson, Indeks Entropi Theil, Fungsi Kuadratik dan Korelasi Pearson, Dynamic Location Quotient (DLQ) dan juga Tipologi Daerah. Analisis Indeks Williamson digunakan untuk mengetahui ketimpangan pembangunan, analisis Indeks Entropi Theil digunakan untuk mengetahui ketimpangan pendapatan, Analisis Fungsi Kuadratik dan Korelasi Pearson digunakan untuk membuktikan hipotesis Kuznets U-terbalik, analisis DLQ digunakan untuk mengetahui subsektor unggulan dari masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat serta analisis Tipologi Daerah digunakan untuk mengetahui kondisi perekonomian masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketimpangan pembangunan dan ketimpangan pendapatan diProvinsi Papua Barat semakin berkurang atau distribusi pembangunan dan pendapatan semakin merata antar kabupaten/kota. Sedangkan dari hasil analisis fungsi kuadratik diketahui bahwa hipotesis Kuznets U-terbalik berlaku di Provinsi Papua Barat namun dari hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa secara statistik korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan Indeks Williamson kurang kuat karena terbukti tidak signifikan. Hasil analisis DLQ menunjukkan bahwa Kabupaten Fak-fak memiliki 19 subsektor unggulan, Kabupaten Kaimana memiliki 19 subsektor unggulan, Kabupaten Teluk Wondama memiliki 11 subsektor unggulan, Kabupaten Teluk Bintuni memiliki 25 subsektor unggulan, Kabupaten Manokwari memiliki 12 subsektor unggulan, Kabupaten Sorong Selatan memiliki 12 subsektor unggulan, Kabupaten Sorong memiliki 15 subsektor unggulan, Kabupaten Raja Ampat memiliki 19 subsektor unggulan dan Kota Sorong memiliki 15 subsektor unggulan, sedangkan dari hasil analisis tipologi daerah diketahui bahwa (1)Kabupaten Sorong Selatan, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Manokwari, Kota Sorong dikategorikan sebagai daerah berkembang cepat, (2)Kabupaten Sorong dan Raja Ampat dikategorikan sebagai daerah maju tertekan, (3)Kabupaten Kaimana dan Fak-Fak di kategorikan sebagai daerah relatif tertinggal,

This research was concerning the economic growth and development inequity among districts/cities in West Papua Province. The objectives of this research were (1) knowing the development and income inequities among districts/cities in West Papua Province, (2) verifying the Kuznets’ hypothesis of converted-U in West Papua Province, (3) knowing the primary sub-sector and the typology in each district/city in West Papua Province. Data used in this research were secondary data from 2001 to 2007, which were derived from Statistic Center Biro and West Papua Province’s BP3D. Analysis tool used were Williamson Index, Entropy Theil Index, Quadratic Function and Pearson Correlation, Dynamic Location Quotient (DLQ) and Regional Typology. The Williamson Index analysis was used to knowing the development inequity, Entropy Theil Index was used to knowing the income inequity, Quadratic Function and Pearson Correlation were used to verifying the Kuznets’ hypothesis of converted-U, DLQ analysis was used to knowing the primary sub-sector in each district/city in West Papua Province, and finally, the Regional Typology was used to knowing the economics conditions in each district/city. Result of the analysis suggesting that the development and income inequities in West Papua Province was more decreasing and the development and income distributions was increasingly equal. In addition, result of the Quadratic Function analysis revealing that Kuznets’ hypothesis of converted-U was applied in West Papua Province; however, result from the Pearson Correlation suggesting that in term of correlation statistic between economic growth and Williamson Index was not strong since it was proved insignificant. Result of the DLQ analysis demonstrating that Fak-Fak District has 19 primary sub-sectors, Wondama Bay district has 11 primary sub-sectors, Bintuni bay district has 25 primary sub-sectors, Manokwari district has 12 primary sub-sectors, South Sorong district has 12 primary sub-sectors, Sorong district has 15 primary subsectors, Raja Ampat district has 19 primary sub-sectors, and Sorong city has 15 primary sub-sectors. Finally, the Regional Typology analysis suggesting that (1) South Sorong, Wondama Bay, Bintuni Bay, and Manokwari districts, and Sorong city were categorized as very fast regions, (2) Sorong and Raja Ampat districts include in depressing developed regions, (3) Kaimana and Fak-Fak districts were categorized as relative underdevelopment regions.

Kata Kunci : Ketimpangan pembangunan,Ketimpangan pendapatan,Indeks Williamson,Indeks entropi Theil,Hipotesis Kuznets,Fungsi kuadratik,Korelasi Pearson,Tipologi daerah dan dynamic location quotient