Laporkan Masalah

Faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat :: Studi kasus di Kecamatan Rasanae Barat dan Asakota

HASYIM, Muhammad, Dr. Catur Sugiyanto, M.A

2009 | Tesis | S2 Magister Ekonomika Pembangunan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi yang telah dicapai oleh masyarakat kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam penerapan perencanaan partisipatif mengacu pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Perencanaan Pembangunan Nasional serta menganalisis pengaruh faktor ekonomi dan non ekonomi yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dilaksanakan di tahun 2009 dengan metode survei dengan alat bantu kuesioner melibatkan 353 sampel responden yang diambil secara acak di dua kecamatan yaitu Kecamatan RasanaE Barat dan kecamatan Asakota. Hasil analisis berdasarkan persepsi responden menunjukkan bahwa derajat tingkat partisipasi masih berada pada tangga partisipatif yang terkategori rendah. Berdasarkan tanda-tanda partisipatif, peran serta masyarakat dalam musrenbang masih bersifat intruktif atau mencari informasi belum berdasarkan inisiasi sendiri. Hasil analisis terhadap 8 variabel bebas yang terdiri dari variabel faktor ekonomi yaitu tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan umur serta variabel faktor non ekonomi yaitu demokrasi dan toleransi, informasi dan komunikasi, regulasi dan mekanisme musrenbang, dan komitmen pemerintah (pemda dan DPRD) hanya 4 variabel yang memiliki kontribusi pengaruh yang signifikan terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat, secara parsial kontribusi pengaruh variabel yaitu variabel pendapatan 89,8 persen, jenis pekerjaan 15 persen, variabel non ekonomi yaitu komitmen pemerintah daerah dalam menyerap aspirasi masyarakat 10 persen sedangkan variabel pendidikan memberikan pengaruh negatif sebesar –25 persen. Jika semua variabel tersebut dianalisis secara bersama-sama memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 90,3 persen. Karenanya untuk memperkuat tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di masa mendatang maka pola pendekatan sosiokultural sangat dianjurkan karena potensi kearifan lokal dirasakan efektif sebagai media penghubung antara pemerintah dengan masyarakat.

This research is aim to finding out the level of participation that has been achieved by Bimaness town society in West Nusa Tenggara in assembling of planning participatory refers to ordinance number 25/2004 about the system of national development planning and analyze the influence of economic and noneconomic factor that influence the level of society participation in planning of territory development in Bimaness town in West Nusa Tenggara. This is a descriptive research, conducted in 2009 by surveying using of questioner aids and engaging 353 respondents that were taken at random in two sub district namely west RasanaE and sub district Asakota. The result of analyze on the strength of respondent perception indicated that the level of participation still well-to-do on participative ladder categorized still low. Based on participative sign, the participation of society in musrenbang are still instructive or cast about information have not based on their self initiative. While the result of analyze to 8 independent variables consist of the factor of economic namely income, education, kinds of occupation and age with the factor of non economic namely tolerance and democracy, information and communication, musrenbang regulation and mechanism and government commitment (Territory government and DPRD) simply 4 variables that has significance influence to the level of society participation in planning of the building in Bimanese town in West Nusa Tenggara, partially that variable has influence contribution namely income 89,8 percent, kind of occupation 15 percent, Variable of non economic namely the commitment of territory government in absorbing of social aspiration percent while education variable given negative influence as big as –25 percent. So that if all variables are analyzed together give huge influence to the level of social participation in planning of development in Bimanese town in West Nusa Tenggara namely as big as 90,3 percent. Otherwise, to consolidate the level of the social participation in planning of the development in the future, so the approach manner of sosioculture is very suggested because the potency of local wisdom is effective tasted as media of bridging between government and society.

Kata Kunci : Perencanaan partisipatif, Derajat tangga partisipatif, Faktor ekonomi, Faktor non ekonomi, Musrenbang, Kearifan lokal, Planning participatory, participative ladder degree, factor of economic, factor of non economic


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.