Mineral potential mapping using GIS in the Ponorogo, Pacitan, Tulungagung and Madiun quadrangle areas East Java Indonesia
VONGPHUTHONE, Banthasith, Dr. Lucas Donny Setijadji
2009 | Tesis | S2 Teknik GeologiArea penelitian memiliki luas 9595 km2 yang meliputi empat daerah yaitu Pacitan, Tulungagung, Madiun dan Ponorogo, terletak pada Pegunungan Selatan di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Area ini menarik sebagai tempat eksplorasi deposit mineral logam, khususnya yang berasosiasi dengan peristiwa subduksi seperti deposit porfiri dan epitermal. Eksplorasi mineral merupakan suatu kegiatan dengan tahapan yang banyak dimulai dari skala kecil dan berlanjut sampai skala yang lebih luas. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya perkembangan data geosain. Informasi geologi sangat penting dalam menentukan daerah yang baik sebagai lokasi terbentuknya tipe mineralisasi partikular. Selain itu, infromasi sumber daya mineral penting untuk menentukan lokasi-lokasi yang memiliki potensi mineralisasi. GIS telah mengalami peningkatan pesat yang memungkinkan untuk memproses data spasial, menganalisa dan menampilkan data-data geosains. Metode pengukuran berat sebenarnya dan metode Bayesian digunakan untuk mengkombinasikan dan mengkalkulasikan satuan data menggunakan kerangka kerja probabilitas. Metode-metode ini diterapkan untuk menghasillkan peta potensi mineral baru yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikembangkan dikemudian hari pada area yang diteliti. Peta probabilitas potensi mineral memperkirakan sekitar 60% (atau sekitar 80%) deposit yang diketahui dan 6 (atau paling kecil 100%) deposit yang valid, dalam area 3180 km2 (atau sekitar 33.14%) pada area penelitian yang memiliki potensi deposit mineral tertinggi.
The study area covers 9595 km2 consisting of Pacitan, Tulungagung, Madiun and Ponorogo Quadrangles where are located in Southern Mountains of East Java, Indonesia. It is interesting areas for exploration of metallic mineral deposits, especially those that are associated with subduction event, such as porphyry and epithermal deposits. Mineral exploration is multi stage activity that begins at a small scale and progress to a large scale. That is associated with increasing geosciences data. Geological information is important to determine which areas are favourable for the occurrence of particular types of mineralisation. Mineral resource information is important to determine, among others, the locations of potentially-mineralized areas. GIS has greatly improved the possibilities for spatial data processing, analysis and visualization of geosciences data. The weight of evidence method and Bayesian method are used to combine and to calculate dataset using a probability framework. These methods are applied for mineral potential mapping through producing a new map showing posterior probability of study areas. The probabilistic mineral potential map predicts correctly 60 (or about 80%) of the known deposits and predicts correctly 6 (or at least 100%) of the validation deposits, within an area of 3180 km2 (or about 33.14%) of the study area that has the highest potential for mineral deposits.
Kata Kunci : GIS,Pemetaan potensi mineral,Analisa data spasial,Metode berat terukur, mineral potential mapping, spatial data analysis, weight of evidence method