Tata nilai lokal pemanfaatan pesisir pulau-pulau kecil oleh masyarakat suku Sawang di Kecamatan Lepar Pongok Kabupaten Bangka Selatan
HERMAN, Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D
2009 | Tesis | S2 MPKDMasyarakat tradisional umumnya memiliki karakteristik sosial budaya yang khas dan unik yang tidak dimiliki oleh masyarakat lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tata nilai lokal masyarakat tradisional Suku Sawang dalam pemanfaatan pesisir pulau-pulau kecil dan hubungannya dengan kelestarian ruang pesisir pulau-pulau kecil di Kecamatan Lepar Pongok Kabupaten Bangka Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan penekanan pada penelaahan deskriptif secara induktif dengan metode kualitatif naturalistik yang berlandaskan paradigma phenomenalogi. Analisis kualitatif dilakukan dengan triangulasi dari wawancara, observasi partisipatif dan data sekunder. Tata nilai lokal pemanfaatan pesisir pulau-pulau kecil oleh masyarakat Suku Sawang tercermin dalam keunikan nilai-nilai lokal yang telah dipraktekkan secara turun-menurun, seperti peralatan tradisional, pantangan lokal, toleransi dan solidaritas terhadap alam pesisir, petanda dan penanda alam, mitos-mitos dan kepercayaan tradisional dalam pemahaman makna sakralisasi laut. Hal ini didukung kesadaran teringgi akan keinsyafan (conscious awarness) yang terakumulasi dalam tradisi Buang Jung, sehingga menjamin kelestarian ruang pesisir pulau-pulau kecil di Kecamatan Lepar Pongok Kabupaten Bangka Selatan. Tata nilai tersebut adalah suatu bentuk kearifan lokal yang merupakan spektrum yang besar yang didalamnya mengandung arti bahwa antara manusia dan alam beserta seluruh isinya termasuk keberadaan masyarakat supranatural berada dalam suatu tatanan ekologis yang saling berpartisipasi dan saling mendefinisikan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keterpaduan konsepsi spritualisme dengan konsepsi budaya lokal dapat dijadikan model konseptual verbal dalam pengelolaan sumberdaya alam bagi generasi yang akan datang. Penataan sumber daya alam hendaknya tidak hanya memperhatikan faktor fisik dan ekonomi saja, melainkan aspek sosial budaya terutama keunikan nilai lokal.
Traditional community usually inherited unique socio-cultural characters. This research aims to study local knowledge system of Sawang community in utilization and conservation coastal and small islands in Lepar Pongok District, Southern Bangka. This research is conducted through inductive descriptive study with naturalistic qualitative method based on phenomenalogical paradigm. The qualitative analysis is done with triangulation from interview, partisipatory observation and secondary data. The local knowledge system in Sawang community is reflected in the form of, local forbidden law, tolerance and coastal society solidarity, natural signifie and signifiant, myths and traditional believe in understanding of sacred sea. Such practice is based on the highest consciousness awareness. It is accumulated in Buang Jung tradition that guarantee the conservation of coastal space of small islands in Lepar Pongok District, Southern Bangka. This local knowledge system is a form of local wisdom replected from big spectrum which contains the meaning that among human, nature and everything inside of it including supranatural society in ecological system are participated and defined each other. The research concluded that the unity of spiritualism conception with local cultural value conception can be a model for verbal conception in the use of natural resources for future generation. The management of natural resources should consider not only physical and economical factors but also social and cultural aspects especially the uniqueness of local value system.
Kata Kunci : Kearifan lokal,Spritualisme,Budaya lokal, local wisdom, spiritualism, local culture