Studi potensi usaha pati sagu di Distrik Waren Momi Kabupaten Manokwari dan perancangan alat parut sagu modern yang lebih efektif dan efisien

MANDACAN, Christofol Rehabeam, Ir. Supranto, M.Sc., Ph.D

2009 | Tesis | S2 Magister Sistem Teknik

Pati sagu sebagai salah satu komoditas sektor pertanian perlu mendapat perhatian dalam kegiatan pengembangan agroindustri. Pengembangan agroindustri pati sagu secara terarah perlu dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak terutama para petani sagu. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Menginventarisir potensi sagu di Distrik Waren Momi Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat, (2) Mengetahui dampak usaha pati sagu terhadap tingkat sosial-ekonomi (kemiskinan dan kesejahteraan) petani sagu di Distrik Waren Momi, Kabupaten Manokwari, dan (3) Merancang dan membuat alat parut modern yang lebih efektif dan efisien berbentuk alat parut sagu tipe piringan datar (plat disc raper) untuk meningkatkan luas kontak antara empelur sagu, gerigi parut sehingga energinya efisien dan meningkatkan hasil pati menjadi aci sagu yang berkualitas tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran tanaman sagu di Distrik Waren momi adalah tersebar di lima kampung. Sebagian besarnya (62,68%) tersebar di tiga kampung, yaitu Kampung Waren (25,37%), Kampung Dembek (23,88%), dan Kampung Siwi (22,39%). Sedangkan sisanya (37,32 %) tersebar di dua kampung lainnya, yaitu Kampung Gayabaru (16,42%) dan Kampung Yakwendi (11,94%). Penyerapan tenaga kerja pati sagu terhadap angkatan kerja di Distrik Waren momi cukup kecil, yaitu 2,53%. Sumbangan pendapatan pati sagu terhadap total pendapatan rumah tangga petani petani sagu adalah rata-rata sebesar 74,58%. Pati sagu memberikan dampak positif terhadap tingkat sosial ekonomi petani sagu. Dampak positif terhadap tingkat kemiskinan adalah semua responden (100%) berada di atas garis kemiskinan setelah mengusahakan pati sagu, sedangkan tanpa mengusahakan pati sagu, sebagian besar responden (67,16%) berada di bawah garis kemiskinan, dengan persentase terbesar pada tahap paling miskin (47,76%), hanya 32,84% responden yang berada di atas garis kemiskinan. Dampak positif terhadap tingkat kesejahteraan adalah semua responden (100%) berada pada tahap sejahtera setelah mengusahakan pati sagu, dengan persentase terbesar pada Tahap Sejahtera II (77,61%), sedangkan tanpa mengusahakan pati sagu terdapat 38,81% responden yang berada pada Tahap Pra Sejahtera, dan selebihnya (61,19%) berada pada Tahap Sejahtera, dengan persentase terbesar pada Tahap Sejahtera I (59,70%). Hasil pengujian alat (mesin) parut sagu menunjukkan bahwa dengan diameter gigi (paku) semakin kecil, dan jarak antar gigi (paku) semakin pendek, maka akan dihasilkan kapasitas pemarutan yang optimal. Hal ini dibuktikan dengan rendemen hasil parut hingga 97% dengan siginifikansi 0,000 (P<0,05). Dengan demikian, alat tersebut diharapkan dapat membantu para petani sagu meningkatkan penghasilan pati sagunya hinga 50-100% per hari.

The sago extract is one of the export commodities in the agricultural sector. The development of sago extract industries which are more inherently needed to be done by involving all people mainly the sago farmers. For that, the purposes of this research are: (1) To analyze the development objective of sago extract industries in the District of Waren Momi, Manokwari, (2) To analyze some factors which influenced the development of sago extract industries, (3) To design a new sago rasping machine which is more effective and efficient. Th results of this research show that the spread of sago extract industries in the District of Waren Momi cover all 5 (five) villages. The three biggest areas are Waren Village (25,37%), Dembek Village (23,88%), and Siwi Village (22,39%), and the rest are spread in two villages, namely Gayabaru Village (16,42%) and Yakwendi Village (11,94%). The needed workers for the sago extract industries are still a little, namely just 2,53% of the all available workers at the District of Waren Momi. The earns farmers of the sago extract industries in correlation to the total income of the farmers family is averaged to 74,58%. It can be concluded that the sago extract industries offers good impact to the socialeconomic level of each sago extract farmer. The poor level can be better and also the prosperity level can be increased. Without cond ucting sago extract industries there are 67,16% of the farmer respondent under poor conditions and with conducting sago extract industries there are 100% upper poor limit. Without conducting sago extract industries there are 47,76% of the farmer are respondent under prosperity level and with conducting sago extract industry there are 100% upper prosperity level, mainly for the prosperity level of II (77,61%), against under wealthy 38,81% and 61,19% for all sago farmers without conducting sago extract industries. The results of testing tools (machines) sago showed that the diameter of the rasping brad smaller, and the distance between the rasping brad the shorter, it will produce the optimal rasping capacity. This is evidenced by the scar to yield results with 97% of significance 0.000 (P <0.05). However, these devices are expected to help sago farmers increase their income sago starch until 50-100% per day.

Kata Kunci : Pohon sagu,Pati sagu,Perancangan,Alat parut sagu,Waren Momi Manukwari, sago palm, sago extract, design, sago rasping machine, Momi Waren, Manokwari