Laporkan Masalah

Kajian pengembangan jaringan distribusi air bersih Kota Tanjung Karimun Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau

RAFLI, Said Iwan, Dr. Ir. Radianta Triatmadja

2009 | Tesis | S2 Teknik Sipil

PDAM Tanjung Balai Karimun yang didirikan sejak tahun 1996 belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih khususnya masyarakat di kawasan pesisir Kota Tanjung Balai Karimun. Pada tahun 2007 PDAM baru dapat melayani 29,80 % dari total jumlah penduduk Kota Tanjung Balai Karimun dengan jumlah sambungan adalah 2.813 SR. Ketidakmampuan PDAM diduga karena tidak optimalnya jaringan distribusi PDAM di Kota Tanjung Balai Karimun dan tingkat kebocoran yang cukup besar karena faktor teknis maupun non teknis. Penelitian ini merupakan kajian jaringan distribusi dengan prioritas jalur pipa yang akan dikembangkan pada jaringan distribusi PDAM di Kota Tanjung Balai Karimun. Penelitian diawali dengan mengkaji jaringan distribusi PDAM untuk kondisi eksisting dan kondisi pengembangan jaringan distribusi dengan menggunakan program WaterNet versi 2.1. Perhitungan kebutuhan air PDAM dengan menggunakan responden pelanggan PDAM. Penentuan prioritas menggunakan metode AHP dengan goal adalah jalur pipa yang akan dikembangkan dengan menambah jalur pipa yang baru sesuai dengan rencana pengembangan PDAM. Kriteria dari AHP adalah kriteria teknis dengan sub kriteria tekanan energi relatif dan kehilangan energi yang didapatkan dari output WaterNet, kriteria ekonomi dengan sub kriteria biaya pengembangan dan biaya O&P serta kriteria sosial dengan sub kriteria tingkat pelayanan, potensi wilayah, peran serta masyarakat, budaya pemakai air. Responden AHP terdiri dari lima kelompok yaitu masyarakat terutama bukan pelanggan yang berada di daerah jalur pipa yang akan dikembangkan, pegawai PDAM sebagai pengelola, pegawai Dinas PU sebagai pelaksana, pegawai Bappeda sebagai perencana, anggota DPRD sebagai pembuat keputusan. Dari hasil simulasi WaterNet dan hasil perhitungan dengan menggunakan metode AHP didapatkan jalur pipa 5 yang mencakup Kelurahan Pamak sebagai jalur pipa yang paling diprioritaskan untuk dikembangkan, diikuti jalur pipa 2 yang mencakup Kelurahan Tebing, jalur pipa 3 yang mencakup Kelurahan Lubuk Semut, jalur pipa 4 yang mencakup Kelurahan Teluk Uma dan jalur pipa 1 yang mencakup Kelurahan Sungai Lakam.

The municipal waterwork in Tanjung Balai Karimun, which was built in 1966, is incapable to supply water demand particularly for the people in coastal area of Tanjung Balai Karimun. In 2007, the waterwork was only able to supply 29.80% of the total demand within 2,813 SR connections. The waterwork poor ability in fulfilling the demand was assumed to be due to the un-optimum network distribution and significant leakage caused by technical and non-technical factors. This research studied the distribution network with pipe line priority to be developed for the municipal waterwork in Tanjung Balai Karimun. It started by studying the distribution network of the municipal waterwork at both existing and developed condition using the WaterNet version 2.1. program. The calculation of the water demand was carried out thorough the waterwork customer respondents. AHP method was used for priority determination and the goal was developing the pipe lines by adding new pipe lines based on the waterwork planning program. The AHP criteria include the technical, economical and social criteria. The technical criteria consist of sub-criteria of relative energy pressure and energy loss obtained from the WaterNet output. The economical criteria consist of sub-criteria of development cost and Operational and Maintenance cost. The social criteria include sub-criteria of service level, area potential, people’s role, and water-use culture. There are five groups of AHP respondents: the people especially the waterwork non-customers living around the developed pipe line area, the municipal waterwork employees as the organizer, the public work employee as the executives, the territory planner committee employee as the planner and the regional legislative members as the decision maker at the provincial level. Results of WaterNet simulation and calculation using the AHP method show the development priority in the following order. The most development priority is given to the fifth pipe line of Pamak village and followed by the second pipe line of Tebing village, the third pipe line of Lubuk Semut pipeline, fourth pipe line of Teluk Uma village and the last priority is given to the first pipeline of Sungai Lakam village.

Kata Kunci : Jaringan distribusi, penentuan prioritas, pengembangan jaringan, distribution network, priority determination, network development


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.