Pemanfaatan kawasan hutan lindung untuk budidaya tanaman kopi di bawah tegakan hutan :: Studi kasus di Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung
GUNARA, R. Krisna, Ir. Leksono Probo Subanu, MURP., Ph.D
2009 | Tesis | S2 MPKDBesarnya jumlah penduduk, terbatasnya lahan pertanian dan regulasi pengelolaan hutan, semakin membatasi kegiatan tumpang sari tanaman semusim di lahan hutan. Kondisi ini mendorong motivasi masyarakat Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung menanam Kopi di bawah tegakan Hutan Lindung. Upaya tersebut berkembang dan mendapat dukungan dari Perum Perhutani sebagai pemegang Hak Pengelolaan Hutan dalam kerangka Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Penelitian ini bertujuan meneliti keberhasilan budidaya Kopi di Desa Pulosari yang difokuskan pada faktor-faktor produksi pertanian yang mempengaruhi keberhasilan dan pengaruhnya terhadap peningkatan kesejahteraan dan pola pikir masyarakat terhadap lingkungan khususnya kawasan hutan lindung. Hasil penelitian menunjukkan, produktivitas Kopi yang dibudidayakan di bawah tegakan Hutan Lindung dipengaruhi oleh faktor internal petani dan kesesuaian budidaya. Sedangkan variabel jumlah tegakan hutan sebagai indikator faktor lingkungan tidak berpengaruh terhadap produktivitas Kopi. Berdasarkan hasil analisa terhadap variabel-variabel internal petani, dapat dikelompokkan dalam dua faktor utama yaitu faktor karakteristik dan faktor usaha tani. Adapun variabel yang dominan dari karakteristik petani adalah tingkat pendidikan dan variabel yang dominan dari faktor usaha tani adalah tingkat keterampilan. Perum Perhutani sebagai pemegang Hak Kawasan Hutan, memberikan peranan yang signifikan terhadap pemberdayaan masyarakat desa hutan melalui keterbukaan akses terhadap kepastian lahan usaha, kebebasan menentukan komoditas pertanian yang diusahan dan pemasaran hasil. Lebih lanjut, penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas Kopi yang dihasilkan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan. Namun demikian, kegiatan usaha tani Kopi setidaknya dapat meningkatkan pendapatan petani Kopi. Dari sisi peningkatan kesadaran lingkungan, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap turunnya motivasi masyarakat untuk melakukan perambahan hutan dan perlindungan hutan.
Population growth, limited agriculture area and forest management regulation are limiting multicrop farming in forest area. Such condition motivate some of Villagers of Pulosari village in Bandung District, West Java to plant coffee under the tree stands in protected forest. Such activities are increasing and even get support from Perum Perhutani as forest holder, under the program called “Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat ( PHBM)†or community based forest management. This research aims to study efficacy of coffee farming in Desa Pulosari, it focussed at factors which influencing its efficacy and its impact to the farmers welfare and environmental awareness. The research shows that coffee plant productivity which planted under the tree stands in protected forest influenced by internal factors of peasant and inputs factor in coffee farming such as seedlings, fertilizers, pesticides, prunning etc. While the quantity of forest stands as environment factor indicator do not have an influence on to Coffee productivity. The internal factor could be grouped in to two primary factor. The first, farmers characteristic and the second, farming factor.The dominant factor from peasant characteristic is the level of education, while the dominant variable from farming factor is the level of skill. As a holder of the forest management, Perum Perhutani plays a significant role in empowering villagers living surrounding the forest area. It is shown by the effort to open access to the land and to give freedom to the villagers to determine which crops to plant and to market. Further, the research also found that the increasing coffee production does not directly influence the welfare level of the community. However, such activities are useful to improve peasant incomes. In addition, such practies also improve the environmental awareness of the villagers, particularly to reduce their motivation to encroach the forest.
Kata Kunci : Hutan Lindung, Usaha Tani Kopi, Produktivitas, Kesejahteraan, Kesadaran Lingkungan, Proctected Forest, Coffee Farming, Productivity, welfare, Environment Awareness