Laporkan Masalah

Struktur hepar, kadar SGPT dan bilirubin tikus putih (Rattus norvegicus L.) setelah perlakuan dan parasetamol

MASRUROH, Hanik Lailatul, Dra. Susilo Handari S., S.U

2009 | Tesis | S2 Biologi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana reaksi hepar tikus putih (Rattus norvegicus) terhadap pemberian ekstrak mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan parasetamol ditinjau dari perubahan kadar SGPT, Bilirubin dan struktur hepatositnya. Dua puluh lima ekor tikus (Rattus norvegicus) jantan umur 3 bulan, berat badan kurang lebih 200 g secara acak dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Kelompok K (kontrol) diperlakukan selama 15 hari. Kelompok A diberi perlakuan dengan parasetamol selama 15 hari. Kelompok B diberi perlakuan parasetamol setelah 1 jam diberi ekstrak mengkudu, selama 15 hari. Kelompok C diberi perlakuan ekstrak mengkudu, setelah 1 jam diberi parasetamol, selama 15 hari. Kelompok D diberi perlakuan parasetamo l selama 15 hari dan dilanjutkan pemberian ekstrak mengkudu selama 15 hari.Dosis ekstrak mengkudu dan parasetamol yang digunakan sebesar 9 mg/hari/200g bb, diberikan dengan cara per oral. Parameter yang diamati adalah kadar SGPT, bilirubin, dan jumlah hepatosit yang mengalami degenerasi dan nekrosis. Metode pengukuran kadar SGPT dan bilirubin menggunakan spektrofotometer, sedangkan pembuatan preparat histologi hepar menggunakan metode parafin dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada kadar SGPT dan bilirubin tetapi hasil reratanya menunjukkan kecenderungan kenaikan pada keempat kelompok perlakuan. Dari perhitungan kerusakan hepatosit menunjukkan terdapat perbedaan signifikan, sedangkan dari pengamatan struktur hepatosit, terdapat degenerasi bengkak keruh, degenerasi lemak dan nekrosis berupa piknosis, karioreksis dan kariolisis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Pemberian Parasetamol 9 mg/kg bb/hari selama 15 hari berturut-turut dapat menimbulkan degenerasi bengkak keruh, degenerasi lemak dan nekrosis hepatosit berupa piknosis, karioreksis dan kariolisis, Kadar SGPT dan Bilirubin R. norvegicus L. cenderung meningkat setelah perlakuan dengan parasetamol 9 mg/kg bb/hari selama 15 hari berturut-turut, Pemberian ekstrak mengkudu 9 mg/kg bb/hari selama 15 hari dapat berperan sebagai hepatoprotektor dan dapat memperbaiki kerusakan hepatosit yang diakibatkan oleh penggunaan parasetamol.

This research was conducted to investigate white rat (R. norvegicus) liver reaction against Morinda citrifolia L.extract and paracetamol based on the changing of SGPT and Bilirubin level also the hepatocyte structure. The study was carried out on twenty five male white rats (R. norvegicus) 3 months and ±200 g body weight. They are randomly divided into 5 groups with 5 replication of each groups. The control group (K) was given water and standart diet (of 15 days), A group given paracetamol (for 15 days), B group given paracetamol and after one hour given M. citrifolia extract (for 15 days), C group given M. citrifolia extract and after one hour given paracetamol (for 15 days), D group given paracetamol (for 15 days) continued given M. citrifolia extract (for 15 days). The dosage of M. citrifolia and paracetamol are 9 mg/day/body weight. Examination included SGPT and Billirubin activity that was observed by spectrofotometric method, while degeneration hepatocyte was observed by histology preparat of hepar was made by paraffin method with Hematoxylin- Eosin coloured. The result showed that SGPT and Billirubin level are not significantly different but from the average of them showed the inclination rise in four of treatment groups. Based on the calculation of hepatocyte degeneration showed significantly difference, while from the observed of hepatocyte structure, the degeneration showed in the treatmen groups are cloudy swelling, steatosis, and neksosis (pyknosis, karyoreksis and karyolisis). . Based on this result, the conclution of this research are the usage of paracetamol 9 mg/kg bw/day during 15 days could caused the cloudy swelling, steatosis and nekrosis hepatocyte like pyknosis, karyoreksis and karyolisis. SGPT and bilirubin level is tended to increase after treatment with paracetamol 9 mg/ kg bw/day. M. citrifolia extract could be used as hepatoprotector and could be help the hepatocyte recovery from usage of paracetamol.

Kata Kunci : Parasetamol,Buah mengkudu,Hepatosit,SGPT,Bilirubin,paracetamol, Morinda citrifolia L, hepatocyte


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.