Laporkan Masalah

Perkembangan dan kandungan kapsaisin buah cabai merah (Capsicum annuum L.) yang ditumbuhkan pada medium tanam tanah pantai

PURNAMA, Purin Candra, Prof. Dr. Issirep Sumardi

2009 | Tesis | S2 Biologi

Keterbatasan lahan pertanian di pulau Jawa merupakan suatu tantangan bagipeneliti untuk mencari lahan pertanian alternatif, salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan lahan-lahan marginal yang tersedia. Luasnya lahan dengan salinitas tinggi perlu mendapat kajian tersendirisebagai alternatif pemanfaatan untuk budidaya tanaman. Penggunaan cabai merah (Capsicum annuum L.) sebagai tanaman model adalah selain dimanfaatkan sebagai komoditas sayuran, juga dapat digunakan sebagai bahan obat alami karena kandungan metabolit sekundernya yaitu kapsaisin. Perbedaan lingkungan dapat menginduksi perubahan metabolisme primer sehingga menyebabkan kandungan metabolit sekunder berubah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan dan kandungan kapsaisin buah cabai merah pada medium tanam tanah pantai yang berbeda serta untuk mengetahui apakah medium tanam yang berbeda berpengaruh terhadap ukuran komponen penyusun buah cabai merah. R ancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak LengkapMedium tanam yang digunakan terdiri dari 5 macam kadar garam yaitu A. 15.20 ds/m, B. 5.70 ds/m, C.1.10 ds/m, dan D. 2.85 ds/m yang diperoleh dari pantai Pandansimo, Bantul dan sebagai pembanding medium tanam E dengan kadar garam3.25 ds/m yang diperoleh dari Sleman, DIY. Pemindahan bibit ke polybagdilaksanakan setelah bibit mempunyai 4 daun. Setiap perlakuan dengan lima ulangan.Pengamatan dilaksanakan pada 1 HSA, 7 HSA, 14 HSA, 21 HSA, 28 HSA, dan 35HSA Untuk mengetahui perkembangan buah dibuat preparat awetan dengan metodeparafin pewarnaan tunggal, parameter yang diamati : tebal perikarpium, tebalplasenta, jumlah, panjang, dan lebar giantcell, serta diameter buah, untuk analisis kandungan kapsaisin pada buah umur 14 HSA dan 35 HSA digunakan teknikKromatografi Gas. Perkembangan buah cabai merah menunjukkan ada perubahan struktureksokarpium, pada umur 1 HSA hanya terdiri dari selapis sel epidermis, pada 7 HSA terdiri dari satu lapis sel epidermis dan 1 lapis sel kolenkim, pada 14 HSA danseterusnya terdiri dari satu lapis sel epidermis dan 2 lapis sel kolenkim. Strukturmesokarpium, endokarpium, dan plasenta tidak mengalami perubahan. Pada semua medium tanam kandungan kapsaisin buah cabai hijau (14 HSA) lebih rendah daripada buah hijau kecoklatan (35 HSA). Kandungan kapsaisin tertinggi, baik pada buah hijaumaupun hijau kecoklatan adalah pada buah cabai merah yang ditumbuhkan padamedium tanam C. Perbedaan medium tanam berpengaruh terhadap tebal perikarpium,tebal plasenta, jumlah, panjang, dan lebar giant cell , serta diameter buah.

Land scarcity for cropping at Java Island is a challenge for scientists to look for another alternative cropping land. The use of saline land for cropping need to have further discussion. Red pepper (Capsicum annuum L.)can be used as plant model because beside being used as vegetables, it also used as natural medicine compound because of its secondary metabolite content, kown as capsaicin. Differentenvironment can induce change on the primary metabolism which leads to secondary metabolite decomposition. The aimed of this research were to study about the fruit development andcapsaicin content of red pepper (Capsicum annuum L.) grown on various coastal soilsand to know whether different grown medium effectedon the size of each part of the fruit. The design of this research was Completely Randomized Design. In this research five different salinity medium were used. They were A. 15.20 dS/m, B. 5.70 dS/m, C.1.10 dS/m, and D. 2.85 dS/m obtained from Pandansimo, Bantul and E. 3.25 dS/m obtained from Sleman, DIY as comparation. Seedling were transferered to the polybag after having four leaves. Fruit development was observed every week, started at the first day after flowering (DAF) and completed at 35 DAF. Pericarpium and placenta thickness, fruit diameter, the number, length and width of giant cell were recorded appropriately from the slides which where prepaired using paraffin methode. Capsaicin content was determined at 14 and 35 day after flowering, performed with Gass Chromatography. The results showed that there were structural changesof the exocarpium, at the first day after flowering there was only one layer of epidermis cell, at 7 DAF there was one layer of epidermis cell and one layer of collenchyme cell, at 14 DAF there was one layer of epidermis cell and two layers of collenchyme cell. The structure ofmesocarpium, endocarpium, and placenta were not changes. Capsaicin content of the green fruit (14 DAF) was lower than the mature one (35 DAF) at all medium. Thehighest capsaicin content at 14 DAF and 35 DAF obtained from plant grown atmedium C. Different growing medium affected pericarpium and placenta thickness, the number, length, and width of giant cell ,also fruit diameter.

Kata Kunci : Buah,Perkembangan,Kapsaisin,Salinitas, fruit, development, capsaicin, salinity


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.