Pengaruh glutamin dan casein hydrolisat terhadap perkembangan embrio anggrek Phalaenopsis amabilis (L.) Blume secara in vitro

SALAM, Abdul, Dr. rer.nat. Ari Indrianto, S.U

2009 | Tesis | S2 Biologi

Perkecambahan biji anggrek dapat dipacu oleh substansi organik kompleks seperti ekstrak tomat dan air kelapa, perkembangan embrio selanjutnya memerlukan sumber N Organik. Glutamin merupakan salah satu sumber N organik sebagai penyusun protein dan asam nukleat yang lebih cepat dimetabolisir oleh sel dan jaringan dari pada N anorganik didalam medium kultur. Sedangkan casein hydrolisat merupakan salah satu senyawa kompleks dengan sumber N organik yang sering digunakan dalam kultur in vitro karena dapat merangsang pertumbuhan eksplan. Untuk mengetahui pengaruh penambahan glutamin dan casein hydrolisat terhadap perkembangan embrio anggrek Phalaenopsis amabilis (L) Blume secara in vitromaka dilakukan penelitian dengan menggunakan medium New Phalaenopsis (NP) dan 16 macam kombinasi perlakuan glutamin ( 0 mg/l, 50 mg/l, 75 mg/l dan 150 mg/l) dan casein hydrolisat (0 mg/l, 50 mg/l, 75 mg/l dan 150 mg/l). Parameter yang diamati meliputi : frekuensi perkembangan embrio fase 2 dan 5, panjang dan lebar protokorm, warna protokorm, dan jumlah protokorm yang membentuk tunas. Untuk pengamatan kualitas biji dilakukan pengecatan DAPI (4,6 diamidino 2 phenylindole). Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan sidik ragam anova dan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf uji 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tunggal glutamin 75 mg/l mampu memacu frekuensi perkembangan embrio anggrek fase 2 sebesar 6,76 % dan perlakuan tunggal glutamin 50 mg/l pada fase 5 sebesar 5,19 % . Adapun perlakuan tunggal casein hydrolisat 75 mg/l mampu memacu frekuensi perkembangan embrio anggrek fase 2 sebesar 4,49 % dan perlakuan tunggal casein hydrolisat 50 mg/l pada fase 5 sebesar 3,25 %. Kombinasi glutamin 75 mg/l dan casein hydrolisat 50 mg/l merupakan perlakuan yang terbaik dalam memacu frekuensi perkembangan embrio anggrek fase 5 sebesar 6,89 % dan rerata panjang protokorm anggrek sebesar 4,48 mm serta jumlah protocorm yang membentuk tunas sebanyak 46,33. Kombinasi glutamin 50 mg/l dan casein hydrolisat 50 mg/l mampu mempengaruhi warna protokorm anggrek dibandingkan dengan kontrol dan rerata lebar protokorm anggrek sebesar 3,42 mm.

Orchid seed germination can be stimulated by complex organic substances such as tomato extract and coconut water, further development of the embryo requires Organic N sources. Glutamine is one of organic N source as a constituent of proteins and nucleic acids, metabolized faster by cells and tissues than by inorganic N in the culture medium. Casein hydrolisat is one of complex compounds with organic N sources are often used in in vitro culture because it can stimulate explant growth. The research was aimed to know the effect of addition of glutamine and casein hydrolysate on embryo development of orchid Phalaenopsis amabilis (L.) Blume in vitro, by using New Phalaenopsis (NP) medium and 16 kinds of combinations of glutamine treatment (0 mg/l, 50 mg/l, 75 mg/l and 150 mg/l) and casein hydrolisat (0 mg/l, 50 mg/l, 75 mg/l and 150 mg/l). The observed parameters include: frequency of embryo development phases 2 and 5, the length and width protocorm, protocorm colour, and the number of protocorm which is formed buds. Seed quality was observed by DAPI (4.6 diamidino 2 phenylindole) staining. The data were analyzed by using ANOVA and continued by Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at 5% significance level. The results showed that a single treatment of glutamine 75 mg/l could stimulate frequency of orchid embryo development phase 2 of 6.76% and the treatment of single-glutamine 50 mg/l in phase 5 of 5.19%. The single treatment casein hydrolysat 75 mg/l could stimulate frequency of orchid embryo development phase 2 of 4.49% and the single treatment casein hydrolysat 50 mg/l in phase 5 of 3.25%. Combination glutamine 75 mg/l and casein hydrolisat 50 mg/l is the best treatment in the frequency orchid embryo development phase 5 for 6.89% and the average length of protocorm orchids 4.48 mm and the number of formed buds protocorm of 46.33. Combination glutamine 50 mg/l and casein hydrolisat 50 mg/l could affect the colour of orchids protocorm compared with controls and the average width of protocorm orchids 3.42 mm.

Kata Kunci : Glutamin, Casein hydrolisat, Phalaenopsis amabilis, Kultur in vitro