Laporkan Masalah

Kekerasan emosi dalam pacaran dan kecemasan pada klien di women crisis center Rifka Annisa Yogyakarta

WIDIYARTI, Sapti Heru, dr. Ova Emilia, SpOG, M.M.Ed, Ph.D

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang. Kekerasan berbasis gender di Yogyakarta merupakan kasus yang banyak terjadi. Sejak 1998, kasus kekerasan dalam pacaran pada Women Crisis Center Rifka Annisa merupakan kasus terbanyak kedua setelah kekerasan terhadap istri. Kekerasan emosi dalam pacaran dapat mengakibatkan efek psikologis, dan salah satu dari efek psikologis adalah terjadinya kecemasan. Kecemasan itu sendiri dapat menimbulkan dampak psikologis. Cemas yang berkepanjangan mempunyai dampak buruk seperti: terisolasi, menarik diri dari lingkungan sosial, ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari seperti: makan, mandi, memasak, dan lain-lain. Bahkan kecemasan dapat mengakibatkan perilaku sehat yang negatif seperti: penggunaan minuman beralkohol, berat badan tak terkendali dan masalah-masalah kesehatan lainnya. Tujuan. Agar diketahui prevalensi kecemasan pada kelompok yang mengalami kekerasan emosi dalam pacaran dengan kecemasan yang terjadi pada kelompok yang tidak mengalami kekerasan emosi dalam pacaran pada klien di Women Crisis Center Rifka Annisa, Yogyakarta. Metode . Jenis penelitian kuantitatif dan wawancara mendalam. Metode penelitian kuantitatif menggunakan rancangan studi cross sectional dengan menganalisis data sekunder dari data kasus kekerasan dalam pacaran Women Crisis Center Rifka Annisa, Yogyakarta tahun 2006-2007. Populasi penelitian ini adalah semua klien korban kekerasan dalam pacaran yang mengadu di Women Crisis Center Rifka Annisa, Yogyakarta tahun 2006-2007 sebesar 68 orang. Sampel penelitian kuantitatif berjumlah 62 orang (6 orang tereksklusi). Wawancara mendalam dilakukan terhadap 2 responden yang dilakukan untuk memperkuat data kuantitatif yang didapat. Hasil Penelitian. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kasus kecemasan lebih banyak terjadi pada kelompok yang mengalami kekerasan emosi. Pendidikan menengah mempunyai efek terhadap kecemasan, dimana kecemasan lebih berisiko terjadi pada perempuan yang mengalami kekerasan emosi dengan latar belakang pendidikan menengah. Kesimpulan. Kecemasan berisiko terjadi pada kelompok perempuan yang mengalami kekerasan emosi dalam pacaran. Kekerasan emosi dalam pacaran berhubungan signifikan dengan kecemasan. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekerasan emosi dalam pacaran dengan kecemasan setelah mengontrol variabel usia dan pendidikan. Usia dan pendidikan tidak merupakan variabel confounding terhadap hubungan kekerasan emosi dalam pacaran dengan kecemasan.

Back ground. Gender-based violence was the most cases in Yogyakarta. Since 1998, the cases of dating violence in Rifka Annisa Women Crisis Center, Yogyakarta were being the second cases after wife violence. Emotional dating violence can cause psychological effect and also anxiety. Anxiety itself can cause psychological effect. The prolonged anxiety give more negative effect to the client, such as: being isolated, social withdrawal, disability in daily life activity for example: eating, cooking, bathing, etc. Furthermore anxiety can cause negative health behavior such as: binge drinking, uncontrolled body weight, and other health problems. Goals. The goal of this research was to know the prevalence of anxiety within the group of victimized emotional dating violence women and anxiety within the group of women without emotional dating violence among clients in Rifka Annisa Women Crisis Center Rifka Annisa, Yogyakarta. Method. This was a quantitative research which followed with indepth interview. The quantitative research was designed with cross sectional study which analyzed secondary data of the cases with dating violence in Rifka Annisa Women Crisis Center Yogyakarta by the year of 2006-2007. The population of this research was 68 victims dating violence women who came to Rifka Annisa Women Crisis Center Yogyakarta by the year of 2006-2007. The sample size of this quantitative research was 62, because 6 persons were excluded. Indepth interview was done to 2 respondents. Results. The results showed that the anxiety cases were more likely occured to those victimized emotional dating violence. Middle education gave more effects to anxiety, which anxiety was riskier to those women victimized emotional dating violence. It is mean that middle education and victimized emotional dating violence contribute to anxieties. Conclusion: The risks of anxiety were more likely occurred within the group of victimized emotional dating violence rather than the group without emotional dating violence. It means that emotional dating violence was significantly related to anxiety. After controlling age and education there were significant relations between emotional dating violence and anxiety. Age and education were not been the confounding variables to the relationship between emotional dating violence and anxiety.

Kata Kunci : Dating violence,Emotional violence,Mental health,Anxiety, Dating violence, emotional violence, mental health, anxiety.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.