Laporkan Masalah

Sumber pelayanan tempat keluarga berencana untuk keluarga miskin di Indonesia :: Analisa data SDKI 2007

YULINDA, Prof. dr. Djaswadi D, SpOG(K), MPH, Ph.D

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Pada era desentralisasi, perkembangan program keluarga berencana tidak banyak mengalami kemajuan. Keadaan semakin memburuk dengan imbas krisis ekonomi yang berkepanjangan melanda Indonesia sejak tahun 1997. Penggunaan sumber pelayanan keluarga berencana oleh keluarga dengan tingkat kesejahteraan rendah dari sektor pemerintah lebih kecil (35%) dibandingkan dengan sektor swasta (52%). Persentase keluarga miskin yang memperoleh kontrasepsi dengan cara membayar masih tinggi (88%). Tujuan Penelitian: Diketahuinya sumber pelayanan keluarga berencana bagi keluarga miskin untuk mendapatkan alat/cara KB yang digunakan. Metode penelitian: Penelitian ini adalah studi analitik dengan rancangan penelitian cross sectional studies dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita pernah kawin umur 15 – 49 tahun, dengan jumlah 32.895. Dari populasi tersebut, yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian adalah 5.736 orang. Analisis data melalui 3 tahapan, yaitu analisis univariabel berupa tabel distribusi frekuensi, bivariabel menggunakan chi-square dan multivariabel menggunakan model regresi logistik. Hasil: Ada 68% keluarga miskin menggunakan sumber pelayanan keluarga berencana dari sektor swasta untuk memperoleh kontrasepsi yang digunakan. Analisis bivariabel menunjukkan umur wanita 36 – 49 tahun dan jenis kontrasepsi yang dipakai mempunyai peluang terhadap terjadinya peningkatan wanita miskin menggunakan sumber pelayanan dari sektor pemerintah. Setelah variabel umur, pendidikan, paritas, jenis kontrasepsi dan daerah tempat tinggal dikontrol, wanita miskin yang memakai jenis kontrasepsi MOW memiliki peluang 20 kali lebih besar untuk menggunakan sumber pelayanan dari sektor pemerintah dibandingkan dengan pemakaian jenis kontrasepsi pil, IUD dan implan. Kesimpulan: Tingkat kemandirian wanita miskin dalam berKB dapat dikatakan membaik, karena sebesar 65% memperoleh kontrasepsi dari sektor swasta dengan cara membayar.

Background: In this decentralization era, family planning program is not experiencing significant progresses. The condition has been worsened by the impact of long economic crisis befalling in Indonesia since 1997. As a matter of fact, the use of family planning service by low economic level family in public sector (35%) is smaller than that in private sector (52%). Moreover, the percentage of low income families that have to pay for contraceptive device is still high (88%). Objective: The identified source of family planning for low income family to receive contraceptive device. Method: This was an analytical study with a cross-sectional study design using a quantitative approach by utilizing the data from 2007 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The population was married or once married women 15 − 49 years of age (n = 32.895). Of the total population, 5,736 women met the criteria as the subject of the study. Data were analyzed through three steps, namely univariable analysis using table of frequency distribution, bivariable analysis using chi-square test and multivariable analysis using logistic regression model. Result: Sixty-eight percents of low income women utilized private family planning service to obtain a contraceptive device. Bivariable analysis showed that women aged 36 − 49 years and type of contraceptive had a greater chance to increase the use of public family planning service. After women’s age, education, type of contraceptive method, residential area were controlled, using of MOW had a twenty time greater chance for low income women to utilize public family planning service than using of pil, IUD and implant. Conclusion: The level of low income women’ self sufficiency in family planning program was improving because 65% of the women received contraceptive by paying it independently from private sector.

Kata Kunci : Sumber pelayanan keluarga berencana,Kontrasepsi,Keluarga miskin, source of family planning service, contraceptive, low income family


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.