Analisis strategi sebagai bentuk respon strategis perusahaan terhadap perubahan lingkungan bisnis :: Studi kasus pada PT Pertamina
ARIBOWO, Daryatmo, Eko Suwardi, Dr., M.Sc
2009 | Tesis | S2 Magister ManajemenDalam melakukan analisis pemecahan masalah dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut : pertama-tama dilakukan analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Kemudian dilakukan juga analisis terhadap industrinya dengan menggunakan alat analisis Five Forces Competitive Model dari Michael E. Porter, Kekuatan penggerak (The Driving Forces), dan Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (Key Succes Factor). Dari analisis lingkungan eksternal dan internal kemudian dilakukan analisis dengan alat SWOT analysis untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Disamping itu juga dilakukan analisis rantai nilai perusahaan dan analisis mengenai visi, misi, tujuan strategis perusahaan dan implikasinya. Dari berbagai analisis tersebut diformulasikan strategi alternatif yang meliputi Grand Strategi, Generik Strategi Organisasi, Strategi Korporat dan Strategi Bisnis Group. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa posisi Pertamina saat ini berada pada sel ketiga dalam Diagram Analisa SWOT. Hal tersebut tercermin dari masih banyaknya kelemahan internal yang cukup kritikal yang menghambat kemajuan perusahaan sementara itu peluang-peluang lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan cukup besar. Dengan kondisi perusahaan yang berada pada sel ketiga dalam diagram analisa SWOT maka grand strategy yang direkomendasikan adalah dengan mengaplikasikan Retrenchment dengan Turnaround Strategy melalui Cost Reduction, Asset Reduction dan penyegaran Manajemen. Untuk keberhasilan dalam pelaksanaan, maka setiap Unit Bisnis di Pertamina harus mengembangkan suatu kebijakan yang berorientasi pada Low Cost Leadership Strategy.
The purpose of this study are to recognize the efficiency level of mutual funds in the year of 2005-2007 and to recognize factors that influence the efficiency level of mutual funds. This study also evaluate the non-efficient mutual funds by determine the factors that cause inefficiency and the way to revise the mutual funds in order to make these efficient. The objects of this study are mutual funds that active in transaction from January 2005 until December 2008. From the result of Data Envelopment Analysis (DEA) to 16 mutual fund to be studied, there are seven mutual fund revealed not realy efficient, those are ABN AMRO Indonesia Equity, Bahana Dana Prima, Big Nusantara, Big Palapa, BNI Reksadana Berkembang, Dana Sentosa, and Phinisi Dana Saham. The most efficient mutual funds whether based on input nor output orientation was Panin Dana Maksima. The factors that cause ineffieciency are standard deviation, subscription cost, investment management fee, custodian fee, others fee, return, and growth.
Kata Kunci : DEA,Efisien,Reksadana, DEA, efficient, mutual fund