Simbol kekeramatan Makam Syuhada Lima Belas :: Telaah filsafat kebudayaan
TRIYONO, Dr. M. Mukhtasar Syamsuddin
2009 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatMasyarakat Indonesia terutama masyarakat Islam, memiliki realitas keberagamaan dan karakteristik tersendiri. Dialektika antara ‘yang sakral’ dan ‘yang profan’ mengejawantah serta membentuk suatu tradisi keagamaan tertentu. Tradisi keagamaan tersebut telah menjadi ideologi dan mempengaruhi pola pikir masyarakat setempat. Ziarah kubur misalnya, merupakan suatu aktivitas keagamaan konkrit yang telah lama menjadi sebuah tradisi masyarakat Jagir dan sekitarnya. Paling tidak terdapat tiga komponen yang tersusun secara triadic; yakni: makam, peziarah dan ‘yang sakral’. Selanjutnya, aspek yang paling menonjol diantara ketiga komponen tersebut adalah makam itu sendiri. Hal di atas terjadi karena sesuatu yang dianggap keramat oleh para peziarah. Relasi yang terbangun antara makam, peziarah dan ‘yang sakral’ tergambar dalam bentuk simbol-simbol. Inilah rasionalisasi singkat dari “Simbol Kekeramatan Makam Syuhada Lima Belasâ€. Dengan demikian, yang menjadi inti problem akademik adalah makna yang terkandung di balik Simbol Makam Syuhada Lima Belas yang selama ini dianggap keramat dan telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat Jagir dan sekitarnya. Dihadapkan pada problem akademik yang cukup jelas di atas, penulis kemudian merumuskan dua persoalan; Pertama, bagaimana proses terjadinya Simbol Kekeramatan Makam Syuhada Lima Belas. Kedua, apa yang berubah dari tradisi ziarah kubur serta bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas kehidupan masyarakat Jagir dan sekitarnya. Kata kunci: Simbol, Keramat, dan Makam.
There are particular religious reality and particular character in Indonesian society, especially Moslem society. Dialectic between a thing sacred and profane one manifest and creates a special religious tradition. The religious tradition becomes an ideology and influences thought of local society. Ziarah kubur (devotional visit to the grave) is indeed a religious activity that has been a long as a tradition of Jagir’s society and its environs. There are, at least, three components categorized triadic, namely grave, devotional visitor and a thing sacred. Among those components, the grave is the most conspicuous one. That happens because of something sacred considered by devotional visitors. A constructed relationship between the grave, the devotional visitor, and the thing sacred is manifested in a form of symbols. It is a brief rationalization of “the Symbol of Shuhada Lima Belas’s Grave Sacrednessâ€. Therefore, the main academic issue is the meaning contained behind the Symbol of Shuhada Lima Belas’s Grave which has recently been considered sacred and has influenced all aspects of life of Jagir’s society and its environs. Based upon the obvious academic issue above, the writer formulates two questions: first, how the procedure of the Symbol of Shuhada Lima Belas’s Grave is emerged; and second, what the thing of ziarah kubur tradition change is and how its influence is towards activity of life of Jagir’s society and its environs.
Kata Kunci : Simbol,Keramat,Makam, Symbol, Sacred, and Grave