Laporkan Masalah

Anak jalanan (anjal) di Kota Bekasi :: Karakteristik dan kebijakan

GUNAWAN, Drs. Pande Made Kutanegara, M.Si

2009 | Tesis | S2 Antropologi

Fenomena anak jalanan sudah mulai menjadi perbincangan sejak awal dekade tahun 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang sebagian besar hidup terpisah dari keluarga, dan menempati tempat-tempat umum di bagian-bagian tertentu dari kota-kota besar, termasuk di Kota Bekasi. Dalam kehidupan modern di kota-kota besar selalu terdapat persoalan atau permasalahan sosial termasuk masalah anak jalanan yang terjadi di Kota Bekasi. Penelitian ini dilakukan berusaha untuk bisa menjawab permasalahan tersebut, yang dirumuskan dalam tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut:1). Bagaimanakah karakteristik anak jalanan Kota Bekasi?; 2). Apakah kebijakan Dinas Sosial Kota Bekasi dalam penanganan anak jalanan didasari pemahaman yang tepat ?; dan 3). Kendala apa saja yang muncul dalam upaya penanganan yang telah ada, dan apa solusi yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi? Tesis ini merupakan hasil penelitian lapangan yang memfokuskan pada kajian tentang karakteristik anak jalanan Kota Bekasi dan kebijakan atau penanganannya. Penelitian dilakukan selama enam bulan, tepatnya pada bulan Juli hingga Desember 2008 di wilayah Kota Bekasi. Teknik penelitian kualitatif dengan metode etnografi melalui pengamatan langsung dan terlibat (observasi partisipasi) serta wawancara bebas dan mendalam banyak dilakukan selama peneliti berada di lapangan dengan anak jalanan dan mantan anak jalanan. Teknik penelitian wawancara dan diskusi juga dilakukan dengan beberapa pegawai atau karyawan di berbagai lembaga yang turut menyelesaikan masalah anak jalanan di Kota Bekasi. Berdasarkan penelitian di lapangan, anak jalanan Kota Bekasi menurut pekerjaannya terdiri dari: penganmen, pedagang asongan, tukang lap kaca mobil, pemulung, ojeg payung, pak ogah/ polisi cepek, tukang semir sepatu, tukang sapu gerbong kereta api, tukang semprot minyak wangi gerbong kereta api, kernet/kenek mobil, pengemis dan gelandangan. Kemudian anak jalanan Kota Bekasi mempunyai karakteristik sebagai berikut: bebas, keras, brontak, santai dan hidup berkelompok. Pemerintah Kota Bekasi, dalam hal ini Dinas Sosial Kota Bekasi hingga sekarang ini, ternyata tidak memahami bahwa program penanganan yang selama ini dilakukan tidak sesuai dengan karakteristik, jati diri serta bakat dan potensi yang dimiliki oleh anak jalanan di Kota Bekasi. Kebijakan berupa program penanganan yang selama ini dilaksanakan oleh berbagai lembaga yang turut dalam penyelesaian masalah anak jalanan, hanya sebagian kecil yang sudah sesuai dan sebagian besar masih belum/tidak tepat guna. Program penanganan yang dilaksanakan oleh berbagai lembagapun masih mengalami banyak kendala. Dengan demikian kenyataan yang terjadi masih banyaknya anak-anak jalanan yang berkeliaran di wilayah Kota Bekasi baik yang sudah pernah mengikuti program penanganan yang diberikan maupun yang belum sama sekali tersentuh oleh program penanganan.

The phenomenon of street children has been an ongoing discourse since early of 80’s decade. They are children who lead a separated life from their family and reside in some public places in big cities, including Bekasi City. In modern life of big cities there is always social problem as well as streets children issue in Bekasi City. This research is conducted to identify answers for the concerning problems described in the questions as follows; 1.) What are the characteristic of street children in Bekasi City? 2.) Whether the policy of The Social Board of Bekasi City regarding street children is based on accurate comprehension?, and 3.) What are the obstacles that occur in the existing addresing effort, and what are solutions that has been taken by the government of Bekasi City? This thesis is the result of fieldwork concerning on the study of the characteristic of street children in Bekasi City and its related addressing policy. The research had been conducted for six months, during July to December 2008 in Bekasi City. Ethnographic qualitative research method through involved direct observation (participation observation) along with free and in depth interview with street children and ex-street children were frequently conducted during the fieldwork. Interview research method and discussion was also carried out with some officers or employers in various institutions concern with street children related problem in Bekasi City. According to the fieldwork, based on their economic activities, street children in Bekasi City ranging from: street singers, street vendors, car window polisher, scavenger, umbrella boy, 100 rupiah-police, shoe shiner, train sweepers, train paid-perfume sprayers, bus conductors, beggars and vagrant children. Furthermore, street children in Bekasi City have characteristic as freedom of sort, harsh, rebellious and relaxed attitude and living in group. The government of Bekasi City, in this case the Social Board of Bekasi City, so far does not seem understand that their ongoing treatment program does not suit with the characteristic, self identity, talent and the potential of Bekasi City’s street children. Most of the ongoing policies designed to address the street children’s problem conducted by various institutions, do not really meet their objectives. The addressing program set up by various institutions also still encounters many obstacles. As the result, there still many street children, either ones who have experienced the program or not, hanging around Bekasi City.

Kata Kunci : Anak jalanan,Karakteristik,Kendala,Kebiajakan,street children, characteristic, obstacle, policy


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.