Efek pakan kering komersil dan pakan basah buatan sendiri terhadap profil urin kucing lokal (Felis silvestrus catus)

APRILIANA, Ully Indah, Dr. drh. Soedarmanto Indarjulianto

2009 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Telah dilakukan penelitian efek pakan kering komersil buatan pabrik dan pakan basah buatan sendiri (home-made diet) terhadap kejadian kristaluria pada kucing lokal (Felis silvestrus catus). Tujuan penelitian adalah mengetahui efek kedua pakan terhadap sifat fisik, kimiawi, serta sedimen dalam urin. Penelitian menggunakan 9 ekor kucing lokal jantan, liar maupun peliharaan, yang dibagi secara acak menjadi 2 kelompok: kelompok I terdiri dari 5 ekor kucing, diberi perlakuan pakan kering dan kelompok II terdiri dari 4 ekor kucing, diberi pakan basah yang merupakan campuran nasi dan ikan pindang. Pakan diberikan dua kali sehari dan air minum diberikan ad libitum. Sampel urin dikoleksi pada hari ke-0, 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, dan 56 secara kateterisasi dan urin segar diperiksa terhadap sifat fisik, biokimiawi menggunakan urine analysis strip, dan sedimen urin secara mikroskopis yang dilakukan di Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam, Rumah Sakit Hewan, Yogyakarta. Hasil pemeriksaan fisik dan sedimen urin dianalisis secara deskriptif dan pemeriksaan kimiawi urin dianalisis dengan metode statistik ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan, pemeriksaan bau urin kedua kelompok tidak mengalami perubahan. Pemeriksaan warna urin, pada kelompok I urin berwarna kuning muda-kuning tua dan kelompok II urin berwarna bening, putih kekuningan-kuning dengan derajat kekeruhan bervariasi. Pemeriksaan biokimiawi urin, kedua kelompok perlakuan tidak dijumpai adanya darah, bilirubin, urobilinogen, keton, nitrat dan glukosa. Berat jenis (BJ) urin kedua kelompok tidak dipengaruhi oleh jenis dan waktu pemberian pakan. Nilai BJ urin kedua kelompok dalam kisaran normal (1,015–1,060). Pemeriksaan pH urin dipengaruhi oleh jenis pakan (P<0,05). pH urin kelompok I cenderung alkalis (pH >7) dan kelompok II dalam kisaran normal (pH 5-7). Pemeriksaan protein urin terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05) antara kelompok I dengan kelompok II. Proteinuria dipengaruhi oleh pakan (P<0,05) dan waktu/lama pemberian pakan (P<0,05). Asam askorbat dalam urin dipengaruhi oleh jenis pakan (P<0,05). Pemeriksaan mikroskopik, kelompok I menunjukkan adanya kristaluria (100%) paling awal pada minggu ke-3, sedangkan kelompok II tidak ditemukan adanya kristal/urolith hingga minggu ke-8 perlakuan. Pakan kering dengan protein (42,19%) dan mineral tinggi (Mg 0,10%, PO4 2,88%, Ca 1,46%, dan Na 0,48%) memungkinkan terjadinya proteinuria dan didukung pH urin yang alkalis dapat menjadi salah satu faktor terbentuknya kristaluria struvit, sedangkan pakan basah dengan protein (4,35%) dan mineral lebih rendah (Mg 0,01%, PO4 0,31%, Ca 0,15%, dan Na 0,15%), dengan pH normal, tidak memungkinkan untuk terbentuknya kristaluria struvit.

It have been conducted a research of the effect of commercial dry cat food diet made by factory and wet food of home-made diet to occurence of crystaluria in domestic cat (Felis silvestrus catus). The aim of this study was to know the effect both of diet to physical, chemical, and sediment in urine. Nine domestic male cats, wild cats or pets, divided at random group become group I which consist of 5 cats and group II consist of 4 cats. Both food given twice a day and drinking water given ad libitum. Urine specimens collected on days of 0, 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, and 56 by catheterization method. Fresh urine specimen observed using urine analysis strip for chemical examination, physical examination of urine specimens observed visually, and sediment of urine observed microscopicly. Urinalysis was done in Laboratory of Internal Disease in Animal Hospital, Yogyakarta. Result of physical examination and sediment of urine analysed descriptively and chemical examination of urine analysed with statistical methods of ANOVA. The result showed that inspection of urine odor of both group did not experience any change. The color of urine specimens were pale yellow to dark yellow at group I and colorless and white chromatic to yellowish at group II with varying degree of transparency. Inspection of urine biochemist of both group did not meet by the existence of blood, bilirubin, urobilinogen, ketone bodies, glucose and nitrate. Inspection of urine specific gravity (SG) of both group did not show the result that influenced either by duration of given food and also type of food. Urine SG of both group were in normal range (1,015–1,060). Inspection of urine pH showed that it was influenced by type of food (P<0,05). Urine pH at group I tended to be alkaline (pH >7) and group II were in normal range (pH 5-7). There were different significant of proteinuria among the group (P<0,05) where proteinuria influenced by type of food (P<0,01) and duration of given food (P<0,05). Inspection of ascorbic acid in urine showed that it was influenced by type of food (P<0,05). Result of microscopic examination showed that group I show the existence of crystaluria (100%) earliest at week of third, while group II did not showed the existence of crystal/urolith till week of eight of treatment. Commercial dry cat food diet with protein (42,19%) and higher mineral content (Mg 0,10%, PO4 2,88%, Ca 1,46%, and Na 0,48%) enables the happening of proteinuria and when supported by alkaline urine can become one factor of forming struvite crystalluria, while wet food of home-made diet with protein (4,35%) and lower mineral content (Mg 0,01%, PO4 0,31%, Ca 0,15%, and Na 0,15%) could not cause proteinuria and with normal pH, does not enable for forming struvite crystalluria.

Kata Kunci : Pakan kering,Home,made diet,Kucing lokal jantan,Urinalis,Kristaluria, Commercial dry cat food diet, home-made diet, domestic male cat, urinalysis, crystaluria