Laporkan Masalah

Mitigasi bencana tanah longsor dengan pemetaan tingkat risiko bencana di Kabupaten Karanganyar

WIDODO, Teuku Faisal Fathani, ST., MT., Ph.D

2009 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Bencana alam tanah longsor atau gerakan massa tanah adalah suatu peristiwa alam yang pada saat ini frekuensi kejadiannya semakin meningkat di Indonesia, seperti yang telah terjadi di Kabupaten Karanganyar tahun 2007. Bencana tersebut mengakibatkan korban lebih dari 70 orang meninggal dunia dan kerugian harta benda yang besar. Untuk mengantisipasi dan mencegah secara dini terjadinya bencana alam tanah longsor yang lebih luas perlu dilaksanakan mitigasi bencana, dengan melakukan pemetaan zona tingkat resiko longsor yang merupakan penggabungan antara peta kerentanan longsor dan peta kerawanan longsor, sebagai rekomendasi yang penting bagi Pemerintah Daerah dalam manajemen pencegahan dan penanggulangan bencana alam gerakan tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kerentanan, tingkat kerawanan dan tingkat resiko gerakan tanah longsor yang berdasarkan pengharkatan dan pembobotan dari parameter parameter yang berpengaruh, antara lain kemiringan lereng, tata guna lahan, geologi, jenis tanah, curah hujan, dan kepadatan penduduk. Analisis didukung pemetaan berdasarkan metode langsung Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (2000) dengan menggunakan software Arc View 3.3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor penyebab terjadinya longsor adalah batuan yang mengalami pelapukan yang menghasilkan ketebalan lapisan tanah, terutama di daerah dengan kemiringan lereng yang terjal dan dipicu oleh curah hujan sedang sampai dengan tinggi. Hasil pemetaan ditunjukkan pada peta tingkat kerentanan, tingkat kerawanan dan tingkat risiko yang masing-masing terbagi 4 (empat) kelas (tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah). Analisa peta tingkat risiko bencana tanah longsor dari hasil proses penggabungan peta kerentanan dan peta kerawanan, menunjukkan berturut turut tingkat risiko longsor tinggi seluas 21.260,29 ha atau 26,70 %, tingkat risiko longsor sedang seluas 34.496,05 ha atau 43,33 %, tingkat resiko longsor rendah 16.205,04 ha atau 20,35 % dan tingkat risiko longsor sangat rendah seluas 7.659,20 ha atau 9,62 % dari total daerah penelitian, dan hal tersebut menyebabkan daerah penelitian perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak baik pemerintah dan masyarakat setempat dalam rangka penanggulangan dan mitigasi bencana tanah longsor.

A landslide disaster or a massal movement of land is a natural event whose frequency of occurrence currently increases in Indonesia, such as in Karanganyar District of 2007. The disaster caused more than 70 victims and tremendous losses of properties. To anticipate and prevent early the natural disaster of landslide in a wide range of regions, it is necessary to take the efforts of mitigating the disaster, by using the mapping of landslide risk levels as the combination maps of landslide vulnerability and landslide exposure, serving as an important recommendation for the Local Government in the management of preventing and mitigating the natural disaster of landslide. This study was to find out the landslide levels of vulnerability, exposure, and risk based on a weighting of affecting parameters such as the slope of hillside, land use, geology and kind of soil, rainfall, and population density. Analysis was supported using the mapping based on direct method provided by the Department of Energy and Mineral Resources (2000) using Arch View software version 3.3. Result of the analysis indicates that a factor influencing the landslide was weathered rocks resulting in the thick stratum of soil, particularly in a region with the sheer slopes of the hillside, and triggered by rainfall in a moderate to high rate. Result of the mapping was represented in the maps of vulnerability, exposure, and risk level, each of which was classified into four classes, i.e. high, moderate, low, and very low). Analysis on the maps of landslide risk level from the combination process of the maps of vulnerability and exposure levels indicates that the high, moderate, low, and very low risk levels of landslide in the disaster were 21,260.29 ha (26.70%), 34,496.05 ha (43.33%), 16,205.04 ha (20.35%), and 7,659.20 ha (9.62%), respectively, of the total areas of the study. Therefore, attention should be given by many parties, both government and local communities, to the areas of the study in terms of controlling and mitigating the landslide disaster.

Kata Kunci : Tanah longsor,Mitigasi,Peta tingkat kerentanan,Peta tingkat kerawanan,Peta tingkat risiko,Arc View 33, Landslide, mitigation, maps of vulnerability, exposure, and risk level, Arc View 3.3.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.