Kinerja Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta dalam menangani kasus gizi buruk
SEPTYAWATI, Dr. Ambar Widaningrum
2009 | Tesis | S2 Magister Administrasi PublikPersoalan kasus gizi buruk balita di lingkup Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta memerlukan penanganan terpadu, terarah dan berkesinambungan. Masalah organisasi pada kinerja pelayanan kesehatan melalui faktor-faktor yang mempengaruhinya perlu mendapat perhatian dalam upaya penanganan khususnya penanganan gizi buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab rendahnya kinerja di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta dalam menangani kasus gizi buruk di wilayah kerjanya dan sebagai masukan atau saran pada Puskesmas Mantrijeron untuk peningkatan kinerjanya khususnya dalam menangani kasus gizi buruk sehingga kasus gizi buruk dapat terus berkurang. Untuk menjawab tujuan penelitian digunakan beberapa konsep dan teori, yaitu, konsep penyebab gizi buruk, pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas), kinerja organisasi publik, konsep produktivitas, responsivitas, dan konsep pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi publik. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder akan berupa data laporan dari berbagai instansi terkait yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sedangkan data primer diperoleh melalui studi lapangan, wawancara dengan pihak yang terkait. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan kinerja Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta belum mampu menangani kasus gizi buruk secara mendalam dalam pemberian pelayanan kesehatan. Kinerja Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta dari indikator produktivitas terlihat baik dalam melaksanakan berbagai program penanganan gizi buruk karena masih selalu adanya peningkatan penderita gizi buruk balita dari bulan Januari hingga Juni tahun 2009. Apabila dibandingkan dengan puskesmas lainnya di Kota Yogyakarta indikator ini sudah baik. Adanya kesamaan dalam jumlah balita yang mengalami gizi buruk dari tahun 2004-2008 mengalami pengurangan dan kadang peningkatan sehingga tidak bisa diprediksi. Indikator responsivitas, organisasi puskesmas belum tanggap dalam memberikan pelayanan dan informasi kepada orang tua yang memeriksakan anaknya yang mengalami gizi buruk. Indikator responsivitas terlihat masih rendah karena tingkat kepekaan yang ditimbulkan sebagian pegawai puskesmas masih nampak. Pada sumber daya manusia masih belum memiliki kemampuan yang optimal dan masih adanya kekurangan SDM dalam menghandle suatu bagian gizi. Ketersediaan sarana yang disediakan pun masih terbilang ketinggalan zaman dan belum modern sehingga hasil pelayanan kesehatan menjadi lebih lambat. Bahkan pada komunikasi dan koordinasi yang terjalin oleh Kepala Puskesmas Mantrijeron dengan beberapa kader posyandu masih belum mendapat titik temu. Namun koordinasi pada kader-kader posyandu dengan pegawai bagian yang bersangkutan memiliki hubungan kerjasama yang baik. Ada beberapa alternatif rekomendasi yang dapat dilakukan oleh Puskesmas Mantrijeron untuk mengatasi dan menangani dampak gizi buruk yaitu: kebijakan SDM, kebijakan sarana prasarana kesehatan yang lebih modern, dan tidak kalah penting adalah kebijakan melakukan sosialisasi dan pengetahuan yang lebih mendalam kepada para orang tua. Akar permasalahan terjadinya gizi buruk adalah pengetahuan dan pola asuh orang tua dalam mengasuh anak. Kemampuan yang lebih ditingkatkan dan tanggung jawab dari semua sumber daya manusia yang ada di lingkup Puskesmas Mantrijeron akan sangat diperlukan dalam melakukan tugas dan fungsinya masing-masing. Dilakukannya upaya-upaya pencegahan yaitu sebelum terjadinya gizi buruk dengan memperhatikan pola asuh, lingkungan, kebersihan dan lain-lain sebelum melakukan pengurangan dampak. Penanganan gizi buruk dengan pendekatan “apa yang harus dilakukan dahulu†lebih baik daripada “pencegahan sesudah terjadinya gizi buruk†akan lebih baik.
The problem of infant malnutrition at Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta city needs an integrated, focused and sustainable handling. The organization problems on the performance of healthy service through some factors that have impacted the problem need the handling effort especially the malnutrition handling. This research aimed to identify the cause of the low of performance at Puskesmas Mantrijeron in handling the case of malnutrition at the operation area. As a recommendation to the Puskesmas Mantrijeron to increase the performance especially in handling the malnutrition case so the problem will be decreased regularly. To fulfill the aim, the research was used some theories and concepts, as followed: concept on the malnutrition cause, public health service, public organization performance, concept of productivity, responsiveness, and the concepts on the factors that affecting to the public organization performance. This research was used the qualitative approach. This research is kind of descriptive research. The data which had been used in this research was primary and secondary data. The secondary data had been collected from the report of some institutions which in relating with the problem. The primary data had been collected from the field study, by interviewing to the stakeholders and references. The result pointed that the performance of Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta City could not be able to overcome the malnutrition problem intensively in the health servicing. Performance of Puskesmas Mantrijeron of productivity indicator was not good to do kinds of malnutrition problem because there was still increased number of malnutrition cases in Januari until June, 2009. When it was benchmark with the other puskesmas in Yogyakarta City, productivity indicator in Puskesmas Mantrijeron was good. There was similarity is that number of increase and sometimes decrease with malnutrition cases in 2004-2008. Those Puskesmas could not be able to predict it. The responsiveness indicator, the organization could not have the responsiveness in giving the service and information to the parents who had threatened their malnutrition infants. The low of responsiveness could be seen on the some of medical officers who have less of care to the problem. The other problem was low of the capability of the human resources in handling the problem of malnutrition. The equipments were out of date; it had affected the slow of the service. The communication and coordination between Head of the Puskesmas and some of integrated servicing agents was not in convergence, although the coordination among the cadres of integrated servicing and the officer good enough. There are some recommendations to the Puskesmas Mantrijeron to overcome and handle the malnutrition, as follow: improving the policy of human resource, renew or modernization of the health equipments, and the socialization and giving the intensively information to the parents because the basic problem of the malnutrition was the less of knowledge of parents to care their children. It should be increased the ability and responsibility of the agents who involved at the Puskesmas to perform their task well. The prevention effort should be conducted in order to prevent the problem by intensively child care, the environment, cleaning health and so on. “It is better to prevent than to cureâ€.
Kata Kunci : Produktivitas,Responsivitas,SDM,Sarana komunikasi dan koordinasi