Hubungan diet serat dengan kejadian karsinoma kolorektal di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
ZUHAN, Arif, Prof. dr. Marijata, Sp.B.KBD
2009 | Tesis | S2 PPDS 1-Ilmu BedahPendahuluan Karsinoma kolorektal (KKR) adalah keganasan yang paling sering dijumpai pada saluran cerna. Insidensi KKR di Amerika dan Kanada menempati urutan nomor tiga yang paling sering ditemui baik pada pria maupun wanita. Pada tahun 1997, World Cancer Research Fund and The American Institute for Cancer Research (WCRF / AICR) mempublikasikan hasil studinya yang menyimpulkan bahwa diet tinggi sayur-mayur menurunkan risiko terjadinya KKR, sebaliknya diet tinggi daging/lemak meningkatkan risiko KKR. Studi ini juga menyimpulkan bahwa tepung, serat dan carotenoid dapat sebagai factor diet yang protektif. Sedangkan gula, lemak, telur dan daging sebagai factor risiko. Lokasi kanker pada kolon lebih sering terjadi 2,5 kali dibandingkan kanker rectum. Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan diet serat dengan kejadian karsinoma kolorektal di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Metode Penelitian Disain penelitian adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan case control study yang selanjutnya dianalisis secara cross sectional. Subjek penelitian ini adalah pria dan wanita yang datang ke RSUP Dr. Sardjito dengan diagnosis Ca colon dan atau Ca rekti dari November 2008 – Mei 2009. Diagnosis ditentukan dengan hasil pemeriksaan histopatologis tumor. Subjek dari masingmasing kelompok kasus dan control mengisi kuesioner atau wawancara secara langsung dengan menggunakan kuesioner frekuensi makanan semikuantitatif / Food Frequency Questioner (FFQ) untuk mengetahui frekuensi dan variasi makanan berserat yang dikonsumsi. Dari hasil kuesioner ini lalu diolah data dengan menggunakan program Software Nutrisurvey untuk menghitung konsumsi seratnya dan selanjutnya dianalisis dengan SPSS. Hasil Didapatkan sampel sebanyak 35 kasus KKR dengan kontrol 35 orang. Rata-rata asupan serat pada kelompok kasus KKR sebanyak 6,77 gram sehari (33,857% kebutuhan), sedangkan kelompok kontrol sebanyak 17,800 gram (89,00% kebutuhan). Setelah dilakukan uji statistic dengan menggunakan t test didapatkan hasil p=0,0001 (p<0,05).Pada analisis hubungan jumlah asupan serat dengan KKR didapatkan hasil asupan serat pada kelompok kasus KKR sebagian besar masuk kategori Kurang, yaitu sebanyak 30 orang (85,7%) dan yang masuk kategori cukup sebanyak 5 orang (14,3%). Pada kelompok kontrol, jumlah asupan serat relatif berimbang antara kategori Kurang dan Cukup. Untuk kategori Kurang sebanyak 18 orang (51,4%) dan yang kategori Cukup sebanyak 17 orang (48,6%). Dari hasil analisis statistic menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai p=0,002 (p<0,05). Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan serat kasus KKR dan control (p=0,0001). Rata-rata konsumsi serat pada kasus KKR yaitu 6,77 gram sehari, sedangkan rata-rata konsumsi serat kontrol adalah 17,80 gram sehari. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan kejadian KKR.di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (p=0,002).
Background: Colorectal carcinoma is malignancy most commonly found in the digestive system. The incidence of colorectal carcinoma in the United States of America and Canada is in the third rank either in men or women. In 1997, World Cancer Research Fund and the American Institute for Cancer Research (WCRF/AICR) published the result of a study that concluded that high diet on vegetables reduced the risk for colorectal carcinoma, and on the contratry high diet on meat/fat increased the risk for colorectal carcinoma. The study also concluded that flour, fiber and carotenoid could become a factor of protective diet. Whereas sugar fat, egg and meat were risk factors. Location of cancer in the colon happens 2.5 times higher than in the rectum. Objective: To find out the association between dietary fiber and the incidence of colorectal carcinoma at Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. Method: The study was analytic observational that used case control study design and cross sectional analysis. Subject of the study were men and women visiting Dr. Sardjito Hospital with colon cancer or rectum cancer diagnosis from November 2008 to May 2009. Diagnosis was made through the result of examination on tumor histopathology, subject of either the case or the control group filled in the questionnaire or had direct interview using questionnaire on semi quantitative food frequency (Food Frequency Questionnaire) to find out the frequency and variety food fiber consumed. The questionnaires were processed using Nutrisurvey program to calculate the consumption of fiber and analyzed using SPSS. Result: There were 35 samples as cases and 35 samples as control. Average intake of fiber in the case group of colorectal carcinoma was 6.77 grams/day (33.857% of need); whereas in the control group was 17.800 gram/day (89.00% of need). The result of t-test showed that p=0.0001 (p<0.05). The result of analysis on the amount of fiber intake showed the majority of colorectal carcinoma cases belonged to inadequate category, i.e. 30 people (85.7%) and the rest (5 people) belonged to adequate (14.3%). In the control group the amount of fiber intake was relatively balanced between inadequate and adequate. Those that belonged to inadequate consisted of 18 people (51.4%) and adequate 17 people (48.6%). The result of statistical test using chi square showed p=0.002 (p<0.05). Conclusion: There was significant difference in the fiber intake of colorectal carcinoma cases and the control (p=0.001). Average fiber consumption of colorectal carcinoma cases was 6.77 grams/day, whereas average fiber consumption of the control was 17.80 grams/day. There was significant association between intake of fiber and the incidence of colorectal carcinoma at Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta (p=0.002).
Kata Kunci : Kanker Kolorektal, Diet serat, colorectal carcinoma, dietary fiber