Studi kasus persiapan dan implementasi badan layanan umum daerah (BLUD) di RSUD Banyumas

PATIIPEILOH. YL, Rihy, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc., Ph.D

2009 | Tesis | S2 Magister Manajemen Rumah Sakit

Latar Belakang: RSDAK adalah rumah sakit Pemda Ketapang Kalimantan Barat dan ditetapkan sebagai BLUD. Dalam implementasinya, BLUD RSDAK belum berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini menarik untuk dikaji melalui perbandingan studi kasus dengan RSUD Banyumas yang berhasil dalam menerapkan BLUD Tujuan Penelitian: Untuk mendiskripsikan perbedaan dalam persiapan dan implemantasi sistem BLUD RSDAK dengan RSUD Banyumas? Metode Penelitian: Penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus persiapan dan implementasi BLUD di RSDAK dan di RSUD Banyumas dan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil Penelitian: Dalam persiapan dan implementasi BLUD di RSUD Banyumas, manajemen mampu melakukan komunikasi internal dan eksternal dan menafsirkan perubahan lingkungan sehingga mempunyai budaya organisasi yang mudah beradaptasi dengan sistem BLUD. Manajemen RSDAK belum mampu melakukan komunikasi internal dan eksternal serta belum mampu menafsirkan perubahan sehingga terjadi kemacetan dalam perubahan budaya organisasi dari budaya birokrasi menjadi budaya korporasi. RSUD Banyumas mampu beradaptasi karena sebelumnya merupakan rumah sakit swadana. Dukungan Politis dan Birokrasi kepada RSUD Banyumas dan RSDAK cukup baik, terbukti keduamya mendapat payung hukum dalam implementasi BLUD. Perbedaan yang mendasar adalah pada proses mendapatkan payung hukum tersebut. RSUD Banyumas telah melakukan proses pembelajaran bersama untuk memahami sistem BLUD sehingga stakeholder eksternal mempunya komitmen yang kuat, sedangkan di RSDAK tidak diikuti dengan proses pembelajaran bersama sehingga stakeholder eksternal tidak mempunyai komitmen yang kuat. Kesimpulan : Perubahan dari RSUD ke BLUD merupakan perubahan budaya organisasi birokratis ke budaya korporasi yang membutuhkan pembelajaran operasional dan konseptual secara bersama-sama baik internal maupun eksternal.

Background of the Study: RSDAK is a hospital belongs to the local government of Ketapang, West Borneo and established as BLUD. The implementation of BLUD in RSDAK has not worked properly. This thing is interesting to be investigated through the comparative case study to RSUD Banyumas which succeed in applying BLUD. Objective of the Study: To describe the difference between the preparation and implementation system of BLUD in RSDAK and RSUD Banyumas. Method of the Study: Descriptive research with comparative case study program of BLUD’s preparation and implementation in RSDAK and RSUD Banyumas by using qualitative approach. Result of the Study: In the preparation and the implementation of BLUD in RSUD Banyumas, the management is able to do internal and external communication and define the environment shift so the management has an organizational culture which is easy to adapt with the BLUD system. However, the management of RSDAK has not able to do the internal and external communication and not able to define the environment shift so the management usually faces some difficulties in the matter of cultural shift from bureaucracy to cooperation. RSUD Banyumas is able to adapt because, before BLUD, RSUD Banyumas was a self-funding hospital. The political and bureaucracy supports to RSUD Banyumas and RSDAK are good enough; those can be seen that both of them have a basic rule in the implementation of BLUD. The basic difference is in the process of getting those rules. RSUD Banyumas has done the learning process together with the external stakeholder to understand the BLUD system so external stakeholder has a solid commitment, while RSDAK is not followed by the learning process so external stakeholder does not have a solid commitment. Conclusion: The shift from RSUD to BLUD is a cultural shift from bureaucracy organization to cooperation culture which is needed an operational and conceptual learning from internal and external together.

Kata Kunci : Badan layanan umum daerah,Persiapan dan implementasi