Laporkan Masalah

Perilaku tukang cukur dalam pencegahan penularan HIV-AIDS melalui pisau cukur di Kota Malang

HADI, Sugianto, Dra. Ira Paramastri, M.Si

2009 | Tesis | S2 Magister Perilaku Promosi Kesehatan

Latar Belakang: HIV/AIDS dapat menular melalui luka akibat pisau cukur bekas dipakai pengidap HIV positif. Dari 17.207 orang Indonesia yang mengidap HIV/AIDS, 289 orang di antaranya belum diketahui faktor risiko penyebabnya. Hasil wawancara menunjukkan, 1 dari 10 tukang cukur di Kota Malang pernah mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS dari LSM tetapi tidak menjelaskan pisau cukur dapat menularkan HIV/AIDS, dan 9 tukang cukur lainnya belum pernah mendapat penyuluhan dari manapun. Tujuan: Tujuan penelitian untuk mendiskripsikan jumlah sumber informasi, pengetahuan, sikap dan perilaku tukang cukur dalam pencegahan penularan HIV/AIDS melalui pisau cukur di Kota Malang. Metode Penelitian: Jenis penelitian analitik dengan disain croosssectional. Data kuantitatif dikombinasi dengan kualitatif. Sampel penelitian 50 orang tukang cukur diambil menggunakan rancangan acak bertingkat. Data diperoleh melalui observasi, pengisian kuesioner dan wawancara mendalam. Analisis data dengan chi-square dan multiple regression (derajat kemaknaan 0,05). Analisis data kualitatif digunakan untuk memperjelas data kuantitatif. Hasil penelitian: Nilai jumlah sumber informasi tukang cukur terhadap HIV/AIDS 40% kurang, pengetahuan 60% kurang , sikap 50% kurang, dan seluruh perilaku (100%) dalam kategori kurang (1 silet digunakan untuk beberapa pelanggan tanpa disteril sampai tumpul). Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah sumber informasi (p=0,95); pengetahuan (p=0,57); sikap (p=0,76) dengan perilaku tukang cukur dalam pencegahan penularan HIV/AIDS melalui pisau cukur. Secara kualitatif, faktor yang mempengaruhi tukang cukur tidak melakukan pencegahan penularan HIV/AIDS melalui pisau cukur kepada pelanggannya adalah alasan ekonomi dan kurangnya kedalaman informasi penyebab HIV/AIDS. Faktor lain kemungkinan belum adanya niat, norma subjektif, kepercayaan normatif dan motivasi dari tukang cukur di Kota Malang Kesimpulan: Pengetahuan dan sikap tukang cukur sebagian dalam kategori kurang, dan seluruh perilaku tukang cukur dalam kategori kurang. Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah sumber informasi, pengetahuan dan sikap dengan perilaku tukang cukur.

Background: HIV/AIDS can be transmitted through razors that have just been used by positive HIV patients. Out of 17,207 people living with HIV/AIDS in Indonesia, 289 cannot be identified their risk factors. The result of an interview shows that 1 out of 10 barbers in Malang Municipality has got information about HIV/AIDS from a non government organization but there is no information that razors can transmit HIV/AIDS and 9 other barbers have never got socialization wheresoever’s. Objective: The study aimed to describe information sources total, knowledge, attitude and behavior of barbers in the prevention of HIV/AIDS transmission through razors in Malang Municipality. Method: The study was analytical with cross sectional design using both quantitative and qualitative data. Samples consisted of 50 barbers taken using stratified random sampling technique. Data were obtained through observation, questionnaire and in-depth interview. Data analysis used chi square and multiple regression (significance 0.05). Qualitative data analysis was used to clarify quantitative data. Result: Total source of information of the barbers about HIV/AIDS was 40% inadequate, knowledge was 60% inadequate, attitude was 50% inadequate and behavior was 100% (all) inadequate (1 razor was used for several customers without sterilization until it got blunt). There was no significant association between total source of information (p=0.95); knowledge (p=0.57); attitude (p=0.76) with behavior of the barbers in the prevention of HIV/AIDS transmission through razors. Qualitatively factors affecting the barbers not to prevent HIV/AIDS transmission through razors were economic reason and lack of information about the causes of HIV/AIDS. Other factors might be absence of intention; subjective norm, normative belief and motivation of the barbers in Malang Municipality. Conclusion: Knowledge and attitude of the barbers mainly belonged to inadequate category and behavior of all the barbers belonged to poor category. There was no significant association between total source of information, knowledge and attitude and the behavior of the barbers.

Kata Kunci : pengetahuan,sikap,perilaku,HIV/AIDS,pisau cukur,knowledge,attitude,behavior,HIV/AIDS,razors


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.