Laporkan Masalah

Evaluasi pemeliharaan dan perkembangbiakan Rusa Timor (Rusa timorensis Blainville) pada beberapa penangkaran di Nusa Tenggara Timur

KAYAT, Dr. Ir. Djuwantoko, M.Sc

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Beberapa permasalahan yang ditemui pada beberapa penangkaran Rusa Timor di Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah perkembangbiakan belum optimal, sering terjadi kematian di penangkaran, ukuran fisik dan performance kurang optimal, dan nilai manfaat ekonomi penangkaran rusa belum dirasakan oleh masyarakat penangkar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi : (1) variabel-variabel pemeliharaan yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan dan ukuran fisik Rusa Timor pada beberapa penangkaran di NTT dan (2) tujuan, manfaat, persepsi, dan harapan Para Pihak dalam pengembangan penangkaran Rusa Timor di NTT. Cara pengambilan data melalui observasi, pengukuran dan wawancara, selanjutnya dilakukan pemberian nilai/skor pada variabel yang diteliti. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Regresi Linear Berganda dengan Variabel Boneka (Dummy Variable). Selain itu dicari juga korelasi antar variabel berat badan, lingkar dada, tinggi pundak, dan panjang badan Rusa Timor. Hasil analisis dibahas secara deskriptif. Kemudian untuk data tujuan, manfaat, persepsi, dan harapan Para Pihak dalam pengembangan penangkaran Rusa Timor dianalisis dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Variabel kuantitas pakan, luas kandang, jumlah SDM pemelihara, kebersihan kandang berpengaruh positif terhadap perkembangbiakan Rusa Timor, sedangkan jumlah rusa yang dipelihara, tipe kandang, intensitas pemeliharaan berpengaruh negatif. Hal ini berarti untuk memperoleh perkembangbiakan Rusa Timor yang optimal perlu memiliki penangkaran dengan luas kandang yang relatif luas, kuantitas pakan yang cukup banyak, jumlah SDM pemelihara yang cukup, kandang yang bersih, tipe kandang terbuka lebih baik, dan jumlah rusa yang dipelihara disesuaikan dengan kemampuan; Pemisahan kandang berpengaruh positif terhadap jumlah anak yang survive, hal ini mengisyaratkan bahwa sebaiknya ada pemisahan kandang untuk Rusa Timor betina bunting tua dan beranak; Korelasi antar variabel-variabel perkembangbiakan menunjukkan terdapat hubungan yang kuat terutama antara berat badan (BB) dengan lingkar dada (LD) baik pada Rusa Timor betina dewasa maupun pada Rusa Timor jantan dewasa; (2) Semua Para Pihak baik pemerintah maupun masyarakat mempunyai tujuan dan harapan yang sama, yaitu Rusa Timor bisa lestari dan pemerintah daerah atau masyarakat bisa menjadikan penangkaran/pemeliharaan Rusa Timor sebagai sumber pendapatan/penghasilan.

Some problems found at several Timor Deer captive breeding in East Nusa Tenggara are non optimal breeding, frequent death, non optimal physical size and performance, and uncertainty of economic advantage values of the Timor Deer captive breeding for the breeders. The objectives of this study are : (1) to find out some data and information of rearing variables, which affect the breeding and physical size of Timor Deer at several captive breeding in East Nusa Tenggara, and (2) to find out some data and information of objectives, advantages, perceptions, and expectations of the parties in charged in developing the captive breeding in East Nusa Tenggara. The data collection was done by observation, measurement, and interview, then scoring the variables. The data were analyzed by using Multiple Regression Linear and Dummy Variable. Beside that, correlations were found out in some variables as the deer’s weight, chest loop, shoulders height, and body length. The result of the analysis was discussed descriptively. Then, the objectives, advantages, perceptions, and expectations of the parties in charged in developing the deer captive breeding were also analyzed and discussed descriptively. The result of this study shows that : (1) Variables as food quantity, cage size, human resources number, and cage hygiene influence positively to the breeding of the deer, while the number of deer, cage type, rearing intensity influence negatively to the breeding. It means, to get the optimal deer breeding, the breeders should have a captive breeding with relatively large cages, a relatively large amount of food, enough number of human resources, clean cages, preferably opened cages, and the deer number conformed to the capacity;) The cages separation influences positively to the number of survived fawns (young deer). It means that it should be a cages separation for pregnant and bearing hinds (female deer); Among the variables is shown a strong correlation mainly between the weight and chest loop of both adult bucks and hinds; (2) All parties included the government and society have the same objectives; those are to make the Timor Deer everlasting and to make the Timor deer captive breeding as income resources.

Kata Kunci : Rusa Timor,Penangkaran,pemeliharaan,Perkembangbiakan,Para pihak, Timor Deer, captive breeding, rearing, breeding, the parties


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.