Kajian faktor-faktor yamh mempengaruhi kelestarian hutan adat (Pawang)
NASRIYANTO, Abdul Basit, Dr. Ir. Djuwantoko, M.Sc
2009 | Tesis | S2 Ilmu KehutananHutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. Atribut fungsi yang melekat padanya (salah satunya hutan adat) telah mengakibatkan hutan sebagai objek yang secara intensif dimanfaatkan oleh berbagai pihak dari masyarakat, pemerintah dan swasta. Al hasil beragam kondisi hutan yang masih baik dan terjaga, mengalami degradasi bahkan berubah fungsi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelestarian hutan adat, mengetahui pola pengelolaan sumberdaya alam di hutan adat oleh masyarakat adat dan mengetahui tingkat partisipasi masyarakat adat dalam upaya perlindungan dan pelestarian hutan adat. Masyarakat Adat Suku Sasak sekitar hutan adat di Kabupaten Lombok Barat, Pulau Lombok, Propinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu keragaman budaya Nusantara yang mempunyai budaya dalam pengelolaan sumberdaya alam pada hutan adat (Hutan Pawang). Data yang didapatkan kemudian di analisa dengan Analisa Regresi Linier dan Analisa Varians Satu Jalan Kruskal Walls untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelestarian hutan adat, sedang untuk mengetahui pola pengelolaan sumberdaya alam dan tingkat partisipasi masyarakat adat dalam upaya perlindungan dan pelestarian hutan adat dengan Analisa Diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelestarian hutan adat adalah partisipasi masyarakat (x6) dengan nilai berbanding lurus dengan kondisi hutan dan tingkat kesejahteraan (x7) berbanding terbalik dengan kondisi hutan. Persamaan regresinya adalah Y = 1,266 + 0,388(X6)-0,342(X7). Partisipasi masyarakat dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam (hutan adat) adalah : pemahaman mendasar tentang hutan adat tercatat rata-rata 60 % paham, partisipasi fikiran/keahlian mempunyai nilai yang rendah (hanya 5 %), partisipasi tenaga masyarakat 45% terlibat dan berkontribusi, dan partisipasi barang/materi masyarakat 64% terlibat dan berkontribusi. Pola pengelolaan sumberdaya alam oleh masyarakat adat dilakukan dengan hati-hati mulai penataan sampai pada pengawasan dan pengendalian diatur dan dijaga dengan kearipan tradisional (awiq-awiq).
Th purposes of research were to find out the genetic variation, heritability and expected genetic gains on tree height, diameter and stem form characters. Hypotheses of the research were: (1) there was significant genetic variation among clones; (2) strong correlation among the characters; (3), increasing genetic gain would be obtained, by selection The research was conducted on 36 months old plantation with located at KHDTK Kemampo, South Sumatera. Randomized Complete Block Design was applied with 4 blocks, 3 tree plots in a spacing of 3 × 3 m. The number of clones tested were 35 clones. The result of the research showed that there were a genetic variation among clones, but the variation was relatively low compare to other variation sources, i.e. block and interaction between clone and block. The contribution of the genetic variation to total variation was relatively low, i.e. 2,49 % for height and 1,73 % for diameter. The contribution to stem form was relatively higher, i.e. 9,15 %. The estimation of the expected genetic gain at the age of 36 months was relatively low, because the estimation of heritability value was low, i.e. 0,026 (individual) and 0.16 (clone) for the character of height, and 0.02 (individual) and 0,13 (clone) for diameter, where as the heritability values of stem form were relatively high, i.e. 0,09 and 0,39, respectively. Based on an assumption of using the best five clones, the estimation of expected genetic gain at the age of 36 months for a height, diameter, stem form and volume were 1,28 %, 1,16 %, 3,43 % and 8,40 %, respectively. Genetic correlation between the characters of height and diameter was overestimate (1,01) ; while between diameter and stem form was very high, i.e. 0,88; and between height and stem form was 0,67. These results could be applicated for selection, while it can be based on just one character, i.e. diameter. Result of the selection index ranked the best five clones of 24 (3,073), 36 (1,7210), 14 (1,574), 35 (1,430) and 11 (1,306), respectively.
Kata Kunci : Hutan Adat,Partisipasi,Kearifan tradisional, Teak, clonal test, genetic variation, heritability, genetic correlation, genetic gain