Laporkan Masalah

Menelususri jejak kaum Hadrami :: Hilangnya komunitas keturunana Arab Yogyakarta pada abad ke-20

FATIYAH, Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A

2009 | Tesis | S2 Sejarah

Perkembangan komunitas keturunan Hadrami (jamaah) di Yogyakarta pada abad ke-20 tidak terlepas dari kontruksi kehidupan generasi Hadrami sebelumnya. Proses interaksi sosial dan berbagai pengalaman yang terbentuk telah mempengaruhi cara pandang dan segala dinamika yang berlangsung dalam kehidupan bermasyarakat komunitas ini di Yogyakarta. Dalam konteks sosial, generasi jamaah Yogyakarta yang lahir di awal abad ke-20 merupakan golongan yang telah "menjadi Jawa" atau bahkan belum pernah "menjadi Arab" sebelumnya. Lingkungan yang kental dengan nilai-nilai budaya Jawa dan diasuh dibawah bimbingan seorang Ibu golongan ningrat cenderung menjadikan keturunan Arab lebih mengenal budaya ibunya dibanding budaya ayahnya. Hal ini tak ayal banyak menyebabkan disorientasi identitas atau dilema yang banyak dialami jamaah Yogyakarta. Fenomena tersebut nampak ketika proses interaksi berlangsung dengan orang-orang Arab pendatang dari kotakota lain yang diawali pada tahun 1940-an. Selain itu, para pendatang ini memberi kontribusi lahirnya aktivitas ekonomi di kalangan jamaah di Yogyakarta. Eksistensi komunitas Arab di Yogya juga sangat dipengaruhi oleh simbol-simbol yang dimiliki kelompok itu di tengah masyarakat Yogyakarta. Selain identitas lahiriyah, perkampungan Arab juga merupakan salah satu simbol penandaan eksistensi yang umum ditemukan di kota-kota lain. Kampung Sayidan dan Suranatan di masa kolonial merupakan representasi kehadiran orang-orang Arab di Yogya. Akan tetapi, kampung Sayidan kini telah menjadi hunian orang-orang Jawa dan Cina. Berbagai argumen pun menghiasi kausalitas terjadinya kekosongan itu. Tulisan ini merupakan sebuah upaya untuk menggali sejarah komunitas Arab, dalam rangka menyediakan atau mendokumentasikan informasi tentang etnis Arab di Yogyakarta. Penelitian ini juga berusaha memberikan pemahaman tentang perubahan eksistensi jamaah ketika simbol ke-Arab-an yang merepresentasikannya terus memudar sepanjang abad ke-20. Guna memahami proses perubahan tersebut, penelitian ini akan menggunakan pendekatan sejarah sosial-ekonomi. Periodesasi dalam mengungkapkan eksistensi komunitas Arab di Yogyakarta sangat menentukan warna dinamika kehidupan dan perubahan sosial dalam komunitas tersebut berlangsung. Oleh karena itu, dua tahapan periode yang terdiri dari periode kedatangan di Yogyakarta dan kondisi sosial sosial-ekonomi diharapkan mampu memaknai realitas akan proses berbagai perubahan yang terjadi pada jamaah Hadrami di Yogyakarta di abad ke-20.

The community development of the Hadrami (jamaah) in Yogyakarta in the 20th was not separated from the life construction of the former Hadrami generation. All social process and formed experiences have influenced their point of view and every dynamism going on the community social life in Yogyakarta. In social context, the Hadrami generation of Yogyakarta who were born in the early 20th century have been the "becoming Java" generation or even have never "been Arab" before. The nature sorrounded by Javanese culture values and the nurture under the care of a noble-family mother tended to make the the Arab descendant to know the mother's culture rather than the father's. It is unavoided that it caused much identity disorientation or dilemma experienced by lots of Hadrami ini Yogyakarta. The phenomenon appears when the interaction process is going on with the Arab new comers from other cities starting in 1940's. Beside that, these new comers gave the constribution in birth of economic activities among the Hadrami of Yogyakarta. The existence of Arab community in Yogya is also influenced by symbols belonged to the community in the middle of the Yogyakarta society. Beside the phisical identity, the Arab town is also a sign of existence symbolism generally found in other cities. The villages of Sayidan and Suranatan in the colonial period were the representation of the presence of Arab people in Yogya. However, Sayidan village has become the settlement of Javanese and Chinese now. Any argument has decorated the causality of this disappearing. This work is an effort to dig the Arab community history in order to provide or document the information on Arab ethnic in Yogyakarta. This research also tries to give understanding about the change of the Hadrami exixstence when the representing Arabic symbols always faded during the 20th century. To understand the process of the change, this research is using the social-economic history approach. The division of history into period to reveal the existence of Arab community in Yogyakarta is very decisive in coloring the life dynamism and social change in the community. Therefore, the two periods phases consisting of the arrival period and the socialeconomic condition period are expected to be able to interpret the reality of the change process happenning to the Hadrami people in Yogyakarta in the 20th century.

Kata Kunci : Keturunan Arab, identitas, perubahan sosial, Arab descendant, identity, social change


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.