Laporkan Masalah

Amoi warkop Singkawang

SOFIAN, Akhriyadi, Dr. Anna MArie Wattie, M.A

2009 | Tesis | S2 Antropologi

Tesis ini membahas tentang status dan peran gadis Tionghoa (amoi) Singkawang yang bekerja di warung kopi (warkop) untuk membantu meringankan beban perekonomian keluarga. Penelitian tesis ini dilakukan di Singkawang karena orang Tionghoa (Khek/Hakka) menjadi penduduk mayoritas yang menempati Singkawang, dan adanya kecenderungan di kalangan orang Tionghoa untuk melibatkan anak perempuan (amoi) mencari nafkah. Salah satu pekerjaan yang digeluti oleh amoi Singkawang adalah menjadi amoi warkop. Dua orang amoi warkop yang masing-masing dibantu oleh dua orang adik dan anak perempuannya merupakan subjek penelitian. Data dikumpulkan dengan pengamatan terlibat, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan Tionghoa (amoi warkop) Singkawang mempunyai peran yang sangat sentral dan signifikan dalam menunjang perekonomian keluarga. Meskipun mereka sangat berperan dalam menghidupi keluarga, mereka tetap mengalami marginalisasi di masyarakat – baik Tionghoa ataupun non Tionghoa – dan tentu saja di dalam keluarga. Marginalisasi amoi warkop Singkawang terlihat pada beban sosial dan beban kultural (social and cultural burdens) yang dilakoninya. Beban sosial (social burden) berorientasi kepada ekonomi (economy oriented) mengenai bagaimana amoi warkop menjadi komoditi bagi keluarga – yang bekerja dari pagi hingga tengah malam – untuk memperoleh penghasilan yang sebanyak-banyaknya. Penghasilan yang didapat dari warkop belum tentu mencukupi kebutuhan keluarga, karena itu amoi warkop melakukan pekerjaan sampingan yakni menjadi penyanyi (karaoke, organ tunggal, dan penyanyi band), bahkan menjadi pelacur. Beban sosial ini menegaskan marginalisasi yang dialami amoi warkop dalam ranah publik. Beban budaya (cultural burden) lebih cenderung kepada bakti (hao) yang harus ditunjukkan oleh amoi warkop dalam keluarga Tionghoa Singkawang yang berdasar pada nilai-nilai ajaran Konfusianisme. Bakti dalam bentuk kewajiban dan tanggungjawab di keluarga ini sangat jelas memperlihatkan marginalisasi amoi warkop dalam ranah domestik (rumah tangga). Ironisnya, hal tersebut tidak berlaku bagi laki-laki Tionghoa, sehingga tidak heran apabila posisi perempuan Tionghoa (amoi) selalu subordinat dari laki-laki Tionghoa.

This thesis explores about status and roles of Tionghoa girls (amoi) in Singkawang who work in coffee shop (warung kopi/warkop) to decrease family economy problem. Singkawang is chosen as a research field because majority of Tionghoa people (Khek/Hakka) live there, and Tionghoa people of Singkawang usually involve their daughters (amoi) to earn money for family. Some amoi work in warkop to help family. Two amoi warkop which each other are helped by two sisters and daughters become the subject of this research. I collected data by observation participatory method, interview, and literature study. Result of this research shows us that Tionghoa women (amoi warkop) of Singkawang have significant roles to increase family wealthy. However, they still have marginalization in family and society both Tionghoa and non Tionghoa society. Marginalization among amoi warkop of Singkawang is showed on social and cultural burdens that they must do. Social burdens oriented to economy about how amoi warkop become commodity for the family – who work from morning till midnight – to earn much money. They also have side jobs as a singer (karaoke, organ tunggal and live band singer), and even a prostitute. Social burdens regard to marginalization that amoi warkop have in domestic domain. Cultural burdens more oriented to the faithfulness (hao) that’s based on Confusianism (Kong Hu Cu) values. This faithfulness is constructed for any responsibilities that amoi warkop must accomplished in family. Those explain marginalization of amoi warkop in domestic domain (household). Otherwise, those kind of household responsibilities are not for the brothers or Tionghoa guys, therefore amoi warkop (Tionghoa women) of Singkawang always become subordinate to Tionghoa men.

Kata Kunci : amoi warkop, marginalisasi, beban social, beban budaya, peran signifikan, marginalization, social burdens, cultural burdens, significant roles


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.