Laporkan Masalah

Penilaian saham PT. Unilever Indonesia Tbk. pasca akuisisi bisnis kecap Bango

SALEH, Muhammad, Drs. Wakhid S. Ciptono, M.B.A., M.P.M

2009 | Tesis | S2 Magister Ekonomika Pembangunan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai intrinsik saham ULI pasca akuisisi bisnis kecap Bango. Secara teori, akuisisi merupakan langkah strategis korporasi bertujuan ekspansi pasar dan portofolio produk dengan cara instan dan lebih murah biayanya. Langkah ini memberikan nilai langsung kepada para pemegang saham berupa penciptaan nilai ekonomi yang berkelanjutan melalui terbentuknya sinerji antara pengakuisisi dan target akuisisi. Sinerji tersebut bisa terjadi dibidang finansial, marketing know-how, teknologi, dan sumber daya manusia yang akan menaikkan nilai saham perusahaan pengakuisisi. Namun dalam kenyataan sebagian besar dari aksi akuisisi ini tidak memberikan hasil pendapatan ekonomi sesuai yang ditargetkan oleh pengakuisisi. Melalui riset ini terbukti bahwa akuisisi Bango oleh ULI telah berhasil mencapai target sesuai dengan tujuan dasar akuisisi. Penilaian dilakukan dengan menggunakan pendekatan pendapatan berdasarkan metode Discounted Cash Flow dan Capital Asset Pricing Model per tanggal 1 Januari 2008. Penilaian dilakukan dengan menggunakan data dari laporan keuangan ULI tahun 2003-2007 dilengkapi dengan wawancara direksi ULI. Sebelumnya untuk mengkuantifikasikan dampak akuisisi Bango terhadap pertumbuhan penjualan ULI, analisis estimasi ekonometrika telah dilakukan dengan hasil positif bahwa memang Bango cukup berperan terhadap pertumbuhan ULI. Hasilnya nilai intrinsik saham ULI adalah berkisar antara Rp5.201 – Rp5.539. Berdasarkan harga saham ULI di pasar modal waktu itu yang sebesar Rp6.750 maka harga saham ULI telah mengalami overvalued. Penelitian ini telah menemukan faktor-faktor utama penopang nilai saham ULI yang tinggi antara lain: i. brand equity yang kuat berkat strategi mengangkat misi sosial dan lingkungan hidup, ii. manajemen biaya berlandaskan value based management yang menciptakan tingkat balikan tinggi bagi para pemegang saham secara konsisten. Disamping itu pelaksanaan tata kelola bisnis berdasarkan program pengembangan berkelanjutan telah memberikan dampak positif pada lima area: level makroekonomi, konsumen, sepanjang rantai suplai, sosial dan lingkungan hidup. Besaran dampak pada lima area ini ternyata secara konsisten telah berkembang selama 10 tahun terakhir ini, dan sekaligus menunjukkan model pelaksanaan CSR yang benar oleh sebuah perusahaan multinasional yang bisa dijadikan sebagai role-model.

This research aimed to estimate the intrinsic share value of ULI post acquisition of Bango business. Theoritically, acquisition is seen as a corporate strategic move aimed to expanse the market and its product portfolio in an instant way at a lower cost. It could create a sustainable shareholder value through synergies between the acquiring firm and the target firm. These synergies occur in the areas of financial, marketing know-how, technology, and human resources which increase the acquiring firm’s share value. However in reality, the cumulative evidence on the economic impact of acquisition show that many acquirers ended-up with abnormal returns. However, this research has confirmed that ULI has achieved the target of Bango business acquisition. The valuation is conducted by using Income Approach based on Discounted Cash Flow Method in combination with Capital Asset Pricing Model as per 1st January 2008. The financial reports of ULI 2003 up to 2007 are used as source of data base in addition to the interview of the Board of ULI. In order to ensure that Bango impact to the sales growth of ULI is true, an econometrics estimation has been conducted with a positif result. The outcomes of this valuation show that the intrinsic share value of ULI is ranging between Rp5,201 to Rp5,539. Based on the stock market price of Rp6,750 at that time it is confirmed that ULI share price has undergone overvalued. It is also observed the supporting factors for ULI’s high share price: i. the strong brand equity with strategy based of social and environmental missions, ii. the cost management through implementation of value based management which is capable to give a high and consistent return for shareholders. In addition the long implementation of the embedded sustainable development program based corporate governance has resulted in positive impacts to the following five areas : macroeconomics level, consumers, supply chain system, social and environment. These impacts have consistently grown during the last 10 years which are in turn lead to a conclusion that this approach on CSR implementation by MNC can be seen as a role model for other companies in Indonesia.

Kata Kunci : Akuisisi,Value creation,Brand equity,Manajemen biaya (VBM),DCF,CAPM,CSR,Acquisition, value creation, brand equity, cost management through VBM, DCF, CAPM, and CSR.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.