Upaya untuk memberdayakan masyarakat asli Papua di Kabupaten Tolikara Provinsi Papua
GURIK, Imanuel, Dr. Wahyu Widayat, M.Ec
2009 | Tesis | S2 Magister Ekonomika PembangunanMenurut hasil penelitian UNDP bekerjasama dengan Unversitas Cenderawasih (UNDP, 2005) diperkirakan terdapat 41,80 persen penduduk yang dikatagorikan sebagai kelompok miskin di Papua, dan angka ini sedikit menurun pada tahun 2003 yaitu 39,02 persen. Bila dibandingkan dengan angka nasional, Papua masih tergolong daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Data yang dikeluarkan oleh Bappenas (2004) dan Susenas (2004) menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin Papua, menurun dari 41,80 pada 2002 menjadi 39,02 pada tahun 2003. Berdasarkan laporan Pemerintahan Provinsi Papua (2004) di bidang pendidikan sebagian besar kualitas sumber daya manusia di Papua masih belum memadai. Lebih dari 79,4 persen penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), masih berpendidikan SLTP ke bawah. Dengan kondisi ketenagakerjaan yang demikian itu, akan sulit menangkap peluang usaha dan menciptakan lapangan kerja. Apalagi dihadapkan pada persaingan yang kian ketat dengan proses profesionalitas yang tinggi. Untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Papua khususnya di Kabupaten Tolikara maka perlu dibangun sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan tersebut. Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian melihat bahwa keberadaan insfrastruktur pasar lebih mempunyai nilai strategis dibandingkan dengan infrastuktur lain dalam hal peningkatan ekonomi masyarakat. Oleh karenanya rumusan yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Bagaimana pelaksanaan pembangunan insfrastuktur pasar tradisional di Kabupaten Tolikara? (2) Bagaimana pengembangan modal dari pelaku ekonomi Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Tolikara? Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu wawancara dan dokumentasi. Hasil analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa di samping kekuatan yang ditunjukkan, kelemahan dari fasilitas dan utilitas pasar-pasar tradisional di Kabupaten Tolikara adalah fasilitas dan utilitas pasar-pasar tradisional yang tidak memadai/kurang terpelihara. Tidak tersedianya listrik dan air yang cukup. Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah, jalan pasar kotor karena terbuat dari paving blok/tanah, tidak selalu tersedia tempat parkir, warung dan restoran tidak terlokalisasi, tidak ada los/lapak permanen untuk produk buah-buahan, sayursayuran, ikan dan daging, ruko penjualan beras, kios eceran, dan daya beli masyarakat yang masih lemah. Untuk memberdayakan ekonomi masyarakat di Kabupaten Tolikara Papua maka disarankan untuk menambah sarana dan prasarana berupa fasilitas dan utilitas di pasar-pasar tradisional yang memadai. Fasilitas dan utiliti pasar yang perlu ditambahkan antara lain listrik, air, tempat pembuangan sampah, jalan pasar, tempat parkir, los/lapak yang permanen dan tertata rapi.
According to the study of UNDP Cenderawasih University (UNDP, 2005), 41.80 percent of Papuan population were categorized as poor group, and this figure quite decreased in 2003 to be 39.02 percent. Compared to the national rate, Papua has been a region with high poverty rate. Data from Bappenas (2004) and Susenas (2004) showed that the percentage of Papuan poor population, decreased from 41.80 in 2002 to be 39.02 in 2003. Based on the report of Papuan Provincial Government (2004), the quality of most of human resources in education sector had not been sufficiently yet. More than 79.4 population at productive age (more than 15 years) was Junior High School graduates or below. With such a condition, business opportunities and employment are difficult to be created. Moreover, it will be more complex, when the competition with higher professionalism is increasingly tight. To economically empower Papuan population, particularly in Tolikara Regency, facilities and infrastructures supporting the activities should be built. Based on problem identification, this research views that the availability of market infrastructure has more strategic value compared to other infrastructure in terms of public economic improvement. Therefore, problem formulation of this research involve (1) How the traditional market infrastructure construction has been conducted in Tolikara Regency? (2) How the development of the capital of Small- Medium Enterprises in Tolikara is implemented? In this research, data were collected through two ways, namely interviews and documentations. Based on the SWOT analysis results, it is concluded that in addition to strengths presented, the weaknesses of facilities and utilities of traditional market in Tolikara Regency involve that less sufficiency/less maintenance on facilities and utilities of traditional market; unavailability of sufficient electricity and water; unavailability of waste disposal points; dirtiness of market corridor due to block paving /land construction; insufficient parking lot; non-localized stalls and restaurants; unavailability of permanent los/simple counters for fruits, vegetables, fishes and meats; rice selling point; retailer kiosks, and weak purchasing power. To economically empower the population of Tolikara Regency in Papua, sufficient facilities and infrastructure in terms of utilities in traditional market should be provided. Market facilities and utilities should be enhanced, among others involve electricity, water, waste disposal point, market corridor, parking lot, permanent los/ simple counter, and in the condition of well arranged.
Kata Kunci : Sumber daya manusia,Ekonomi masyarakat,Pasar tradisional,Human resources, People economy, traditional market