Faktor risiko dalam individu dan luar individu yang berhubungan dengan kejadian kusta di Rumah Sakit Kusta Makassar Sulawesi Selatan
MURNIATI, dr. Abu Tholib Aman, MSc., PhD., SpMK
2009 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran TropisLatar Belakang: Kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Menurut laporan dari WHO (1997), Indonesia merupakan negara terbesar dengan penyakit kusta di dunia setelah India dan Brazil. Angka prevalensi penderita menurun akibat pengobatan, namun kasus baru yang terus muncul tidak dapat dicegah. Meskipun jumlah kasus kusta tiap tahun mengalami penurunan, namun jumlah prevalensi kusta di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 masih cukup tinggi dari target angka prevalensi per 10.000 penduduk yang ditetapkan oleh WHO yaitu tercatat 2,1. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kusta di Rumah Sakit Kusta Makassar Sulawesi selatan. Bahan dan cara: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian adalah cross sectional. Subyek penelitian adalah pasien kusta dan bukan kusta yang berobat di Rumah Sakit Kusta Makassar Sulawesi Selatan. Kriteria inklusi sebagai berikut: umur ≥ 15 tahun, mau berpartisipasi dalam penelitian dengan menanda tangani informed concent, tidak menderita sakit akut dan gangguan jiwa. Data dianalisis dengan cara bivariabel menggunakan Chi square (pvalue < 0,05). Hasil: Dari 11 variabel faktor risiko teridentifikasi 8 variabel yang berhubungan dengan kejadian kusta adalah jenis kelamin (p=0,008), pendidikan (p=0,007), kontak dengan penderita (p=0,02), kebersihan diri (p=0,04), status gizi (p=0,03), kebersihan lingkungan (p=0,03), ventilasi rumah (p=0,01) dan kepadatan hunian (p=0,02) ada hubungan dengan kejadian kusta. Simpulan: Ada hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, kontak dengan penderita, kebersihan diri, status gizi, kebersihan lingkungan, ventilasi rumah dan kepadatan hunian dengan kejadian kusta.
Background: Leprosy is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium leprae. According to World Health Organization (1997), Indonesia has highest number of leprosy patients after India and Brazil. Prevalence rate of leprosy has decreased because of the successful treatment, however prevention has not been very successful. Shown by new cases of date of leprosy in the community. Though number of leprosy cases per annum experiences decrease, the prevalence rate of leprosy in South Sulawesi in 2006 was above the WHO target /10.000 population there were 2,1. Objective: The purpose of this research to study risk factors to cases of leprosy in Leprosy Hospital of Makassar South Sulawesi. Materials and methods: The study was analytic observasional with cross sectional design. The research subject is leprosy patient and non leprosy patient treated in the leprosy Hospital Makassar South Sulawesi. The following are the inclution criteria: ≥ 15 years of age, willing it participate in the research performed informed consent, did not suffer from acute disease, and does not have psychiatric disorder. The data were analysed bivariate using Chi Square (pvalue < 0,05). Result: out of 11 factors analysis in identify it was found than 8 variables were related to cases of leprosy were sex ( p=0,008), education (p=0,007), contact with patient (p=0,02), personal hygiene (p=0,04), nutrient state (p=0,03), area hygiene (p=0,03), home ventilation (p=0,01) and dwelling density (p=0,02). Conclusion: The following factors: education level, sex, history of contact with leprosy patients, personal hygiene, nutrient state, environment hygiene, house ventilation, and dwelling density related to cases of leprosy.
Kata Kunci : Kusta,Rumah Sakit Kusta Makassar,Faktor risiko,leprosy,Leprosy Hospital of Makassar,risk factors.