Laporkan Masalah

Uji kerentanan nyamuk vektor aedes aegypti terhadap insektisida yang digunakan dalam program pengendalian demam berdarah dengue (DBD) di Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat

WAHYUDIN, Dindin, Dr. Dra. Budi Mulyaningsih, Apt, MS

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

Latar Belakang: Penggunaan insektisida organofosfat dan piretroid telah lama digunakan dalam program pengendalian DBD di kota Cimahi, yang sasarannya yaitu nyamuk Ae. aegypti sebagai vektornya. Sejak tahun 1991 sampai dengan tahun 2000 digunakan organofosfat (malation) dan pada tahun 2001 sampai sekarang piretroid (sipermetrin) sebagai penggantinya. Penggunaan insektisida dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat menyebabkan terjadinya penurunan kerentanan pada serangga sasaran. Mekanisme resistensi serangga terhadap insektisida organofosfat dan piretroid, berkaitan dengan peningkatan aktivitas enzim esterase nonspesifik, dan aktivitas enzim monooxigenase. Tujuan: Mengetahui status kerentanan nyamuk Ae. aegypti terhadap insektisida organofosfat dan piretroid di kota Cimahi, dan mengukur aktivitas enzim esterase nonspesifik dan enzim monooxigenase nyamuk Ae. aegypti yang berasal dari beberapa populasi di kota Cimahi terhadap insektisida organofosfat dan piretroid. Desain Penelitian: Jenis penelitian eksperimental dengan rancangan the posttest only control group design untuk uji hayati. Observasional dengan rancangan deskriptif dan analitik untuk uji biokemis. Metoda uji hayati menurut standar WHO dan metoda uji biokemis berpedoman pada Lee. Hasil: Besar angka kematian Ae. aegypti terhadap insektisida organofosfat dari kelurahan Cimahi yaitu 14,67%, Cibeureum 8,00% dan Cibabat yaitu 2,67%. Angka kematian Ae. aegypti terhadap insektisida piretroid sebesar 93,33%, 97,33% dan 89,33% masing-masing dari kelurahan Cimahi, Cibeureum dan Cibabat. Rerata nilai AV nyamuk Ae. aegypti terhadap insektisida organofosfat dari kelurahan Cimahi adalah 0,246±0,094, Cibeureum adalah 0,261±0,066 dan Cibabat adalah 0,218±0,049. Rerata nilai AV nyamuk Ae. aegypti terhadap insektisida piretroid dari kelurahan Cimahi adalah 0,328±0,161, Cibeureum adalah 0,406±0,263 dan Cibabat adalah 0,256±0,084. Rerata skor intensitas warna Ae. aegypti terhadap insektisida organofosfat dari kelurahan Cimahi adalah 1,54 (tidak berwarna), Cibeureum adalah 1,30 (tidak berwarna) dan Cibabat adalah 0,81 (tidak berwarna). Kesimpulan: Nyamuk Ae. aegypti yang berasal dari kota Cimahi sudah resisten terhadap insektisida organofosfat, dan toleran terhadap insektisida piretroid berdasarkan hasil uji hayati. Status kerentanan nyamuk Ae. aegypti terhadap insektisida organofosfat dan pitroid terkait dengan mekanisme peningkatan aktivitas enzim esterase nonspesifik dan enzim monooxigenase.

Background: The use of organophosphate and piretroid insecticides have been started long time ago in the dengue prevention programs in Cimahi City, against Ae. aegypti mosquitoes as the vector. Since 1991 until 2000 the programs used organophosphate (malathion) and in 2001 until now use piretroid (cypermethrin). Insecticides have been used for so long, thus result in decreased susceptibility in the targeted mosquitoes. Resistance mechanism in insect from organophosphate and piretroid insecticides related with the increasing activity of non-specific esterase enzyme and also the activity of monooxygenase enzyme. Objective: To assess the resistance status of Ae. aegypti mosquitoes against organophosphate and piretroid insecticides in Cimahi City, and to measure the activity of non-specific esterase and monooxygenase enzymes of Ae. aegypti mosquitoes from several populations in Cimahi City against organophosphate and piretroid insecticides. Research Design: This is an experimental research with the Posttest Only Control Group Design for biological test, and observational with the descriptive and analytic design for biochemical test. The biological test method is based on the WHO standards and the biochemical test follows Lee’s method. Result: There were high mortality rates of Ae. aegypti because of organophosphate insecticide, i.e. 14.67% in Kelurahan Cimahi, 8.00% in Kelurahan Cibeureum and 2.67% in Kelurahan Cibabat. The mortality rates of Ae. aegypti because of piretroid insecticide were 93.33%, 97.33% and 89.33% in Cimahi, Cibeureum and Cibabat, respectively. The average AV of Ae. aegypti mosquitoes against organophosphate insecticide in Cimahi, Cibeureum and Cibabat, are 0.246±0.094, 0.261±0.066 and 0.218±0.049, respectively. The average AV values of Ae. aegypti mosquitoes against piretroid insecticide in Cimahi, Cibeureum and Cibabat, respectively, we 0.328±0.161, 0.406±0.263 and 0.256±0.084. Average scores for the color intensity of Ae. aegypti to organophosphate insecticide are 1.54 (colorless) in Kelurahan Cimahi, 1.30 (colorless) in Kelurahan Cibeureum and 0.81 (colorless) in Kelurahan Cibabat. Conclusion: According to biological test, the Ae. aegypti mosquitoes which originated from Cimahi were resistant to organophosphate insecticide and tolerant to piretroid insecticide. The susceptibility status of Ae. aegypti mosquitoes to organophosphate and piretroid insecticides is correlated with the increased activity mechanism of non-specific esterase enzyme and monooxygenase.

Kata Kunci : Aeaegypti,Organophosphate,Piretroid,Non,specific esterase activity,Monooxygenase enzyme,Ae. aegypti, organophosphate, piretroid, non-specific esterase activity, monooxygenase enzyme


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.